Sementara alat-alat batu di sana yang diduga dibuat
spesies ini berumur hingga 50.000 tahun. kata
paleontropolog dari Universitas Lakehead Kanada, Matt Tocheri kepunahan manusia hobit atau manusia kerdil diakibatkan oleh beberap faktor mulai
dari perubahan
cuaca, letusan gunung api, atau kedatangan manusia modern yang kemudian
mengintervensi mereka," belum
diketahui apakah manusia hobit pada masa itu sudah bertemu dengan manusia modern atau
belum.
Kepunahan Homo floresiensis diikuti oleh beberapa spesies lain yang hidup di sekitar Liang Bua,
seperti burung pemakan bangkai, bangau Marabau raksasa, Stegodon pygmy
, dan komodo.
Penyebab lain bisa
kita prediksi karena letusan gunung merapi itu dapat dilihat dari
penemuan lapisan tefra atau abu vulkanik di Liang Bua. "Ada dua jenis abu
vulkanik hasil erupsi piroklastik berwarna hitam dan putih. Kami masih
terus-menerus mencoba meneliti dari gunung mana abu vulkanik tersebut,"
ujar Thomas Sutikna.
Sempat terjadi
perdebatan sengit antara peneliti. Bahwa manusia kerdil atau manusia hobit berkepala
kecil itu merupakan manusia yang mengalami kelainan fisik. Sehingga pada
2004-2006 ada larangan untuk tidak membahas fakta tentang hobit
Ciri dari manusia
kerdil itu sendiri memiliki tubuh kerdil yang tinggi 106 Penampakannya mirip dengan manusia yang
hidup di Asia dan Afrika 1 - 3 juta tahun lalu. sentimetervolume otaknya sangat kecil atau
seukuran otak simpanse sekitar 400 sentimeter kubik.
apakah manusia hobit itu bisa disamakan dengan manusia?? Menurut Thomas, hobbit tidak masuk dalam kategori Homo erectus ataupun Homo sapiens (manusia modern). "Taring gigi yang dimilikinya mengingatkan kita pada manusia awal di Afrika yang sangat tua. Yang jelas, masih ada tanda tanya besar karena mereka bukan berasal dari kelompok Homo erectus atau manusia modern. Penemuan ini sangat unik dan masih menjadi bahan kajian yang perlu terus digali," tuturnya
0 Response to "Misteri kematian Hobit si manusia kerdil"
Post a Comment