Penyakit akibat kekurangan Gizi (Anemia, Gondok, kekurngan Vitamin A. dan KEP)
Kurang gizi adalah gangguang
kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.
Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik
maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan
produktifitas penduduk. Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah
menyebabkan penurunan kegiatan produksi yang drastis akibatnya lapangan
kerja berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini jelas berdampak
terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak terpenuhinya
kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit menular akibat lingkungan
hidup yang tidak sehat.
PENYEBAB-PENYEBAB KEKURANGAN
Secara umum, masalah kurang gizi disebabkan oleh banyak
faktor. Banyak ahli yang mengungkapkan pendapatnya terkait hal tersebut di
antaranya faktor menurut Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), yaitu keluarga miskin, ketidaktahuan orang tua
atas pemberian gizi yang baik bagi anak, dan faktor penyakit bawaan pada anak,
seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan, dan diare.
Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi, yaitu
penyebab langsung dan tidak langsung. Adapun penyebab langsung dapat disebabkan
oleh asupan makanan dan infeksi penyakit sedangkan penyebab tidak langsung
dapat disebabkan oleh pola asuh anak, ketersediaan pangan, dan layanan
kesehatan/sanitasi. Sedangkan di Indonesia sendiri, ada dua faktor utama
penyebab kasus kekurangan gizi yang menyerang sejumlah warga Indonesia, yaitu
faktor ekonomi (kemiskinan warga) dan tingkat pendidikan yang rendah.
JENIS-JENIS PENYAKIT AKIBAT KEKURANGAN GIZI
Jenis penyakit
kekurangan gizi yang sering menimpa penduduk di Indonesia, terutama balita
adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian di berbagai tempat dan di banyak negara
menunjukkan bahwa penyakit gangguan gizi yang paling banyak ditemukan adalah
gangguan gizi akibat kekurangan energi dan protein (KEP). Dalam bahasa Inggris,
penyakit ini disebut Protein Calorie Malnutrition atau disingkat PCM. Ada juga
ahli yang menyebutnya sebagai Enery Protein Malnutrition atau EPM, namun
artinya sama.
Kurang energI protein (KEP) adalah seorang yang kurang
gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari atau gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila berat
badannya kurang dari 80% indek berat badan menurut umur. KEP merupakan
defisiensi gizi (energi dan protein) yang paling berat dan meluas terutama pada
balita. Pada umumnya penderita KEP berasal dari keluarga yang berpenghasilan
rendah.
Ada
4 faktor yang melatarbelakangi KEP yaitu,
masalah sosial, ekonomi, biologi dan lingkungan. Kemiskinan, salah
satu determinan sosial-ekonomi, merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang
berjejalan, kumuh dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas kesehatan.
Ketidaktahuan, baik yang berdiri sendiri maupun yang berkaitan dengan
kemiskinan, menimbulkan salah paham tentang cara merawat bayi dan anak yang
benar, juga salah mengerti mengenai penggunaan bahan pangan tertentu dan cara
memberi makan anggota keluarga yang sedang sakit. Hal lain yang juga berpotensi
menumbuh
suburkan KEP dikalangan bayi dan anak adalah penurunan
minat dalam memberi ASI yang kemudian diperparah pula dengan salah persepsi tentang cara
menyapih. Selain, distribusi pangan dalam keluarga terkesan masih timpang.
Tempat tingggal yang berjejalan dan tidak bersih menyebabkan infeksi sering
terjadi. Prosedur penyimpanan hasil produksi pasca panen yang buruk
mengakibatkan bahan pangan cepat rusak. Bencana alam, perang, atau migrasi
paksa telah terbukti mengganggu distribusi pangan.
Komponen biologi yang menjadi latar belakang KEP, antara lain, malnutrisi
ibu, baik sebelum maupun selama hamil, penyakit infeksi, serta diet rendah
energi dan protein. Seorang ibu yang mengalami KEP selama kurun waktu
tersebut pada gilirannya akan melahirkan bayi berberat badan rendah. Tanpa
ketersediaan pangan yang cukup, bayi KEP tersebut tidak akan mampu mengejar
ketertinggalannya, baik kekurangan berat semasa dalam kandungan maupun setelah
lahir.
Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana jumlah sel
darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berperan
dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh.
Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan
terganggu dan jaringan tubuh si penderita anemia akan mengalami kekuranga
oksigen guna mengahasilkan energi. Maka tidak mengeherankan jika gejala anemia
ditunjukan dengan merasa cepat lelah, pucat, gelisah, dan terkadang sesak.
Serta ditandai dengan warna pucat di beberapa bagian tubuh seperti lidah dan
kelopak mata.
Penyebab umum dari anemia antara lain; kekurangan zat besi,
pendarahan usus, pendarahan, genetik, kekurangan vitamin B12, kekuarangan asam
folat, gangangguan sunsum tulang.
·
Gejala Anemia
Berikut adalah beberapa tanda yang
menunjukkan bahwa anda mengalami anemia, seperti dilansir Bolsky seperti:
Sangat
mudah untuk mendeteksi anemia dengan melihat mata. Ketika Anda meregangkan
kelopak mata dan memperhatikan bagian bawah mata. Anda akan melihat bahwa
bagian dalam kelopak mata berwarna pucat.
2.
Sering kelelahan
Jika anda merasa lelah sepanjang waktu
selama satu bulan atau lebih, bisa jadi anda memiliki jumlah sel darah merah
yang rendah. Pasokan energy tubuh sangat bergantubg oada oksidasi dan sel daeah
merah semakin rendah sel darah merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut
berkurang.
3. Sering mual
Mereka
yang menderita anemia seringkali mengalami gejala morning sickness atau mual
segera setelah mereka bangun dari tempat tidur.
4. Sakit kepala
Orang
yang mengalami anemia sering mengeluh sakit kepala secara terus-menerus.
Kekurangan darah merah membuat otak kekurangan oksigen. Hal ini sering
menyebabkan sakit kepala.
5. Ujung jari pucat
Ketika
Anda menekan ujung jari, daerah itu akan berubah jadi merah. Tetapi, jika Anda
mengalami anemia, ujung jari Anda akan menjadi putih atau pucat.
6. Sesak
nafas
Jumlah
darah yang rendah menurunkan tingkat oksigen dalam tubuh. Hal ini membuat
penderita anemia sering merasa sesak napas atau sering terengah-engah ketika
melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan.
7. Denyut
jantung tidak teratur
Palpitasi
adalah istilah medis untuk denyut jantung tidak teratur, terlalu kuat atau memiliki kecepatan
abnormal. Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen, denyut jantung meningkat.
Hal ini menyebabkan jantung berdebar tidak teratur dan cepat.
8. Wajah
pucat
Jika Anda mengalami anemia, wajah
Anda akan terlihat pucat. Kulit juga akan menjadi putih kekuningan.
9. Rambut
rontok
Rambut rontok bisa menjadi gejala
anemia. Ketika kulit kepala tidak mendapatkan makanan yang cukup dari tubuh,
Anda akan mengalami penipisan rambut dengan cepat.
10. Menurunnya kekebalan tubuh
Ketika tubuh Anda memiliki energi
yang sangat sedikit, kekebalan atau kemampuan tubuh untuk melawan penyakit ikut
menurun. Anda akan mudah jatuh sakit atau kelelahan.
·
Faktor Risiko Terkena Anemia
Beberapa faktor yang mungkin
meningkatkan peluang terjadinya anemia antara lain:
·
Rendahnya asupan gizi pada makanan.
·
Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan
dengan usus kecil.
·
Menstruasi.
·
Kehamilan.
·
Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan
hati.
·
Faktor keturunan.
Infeksi tertentu seperti gangguan pada darah dan autoimun,
terkena racun kimia, dan menggunakan beberapa obat yang berpengaruh pada
produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Risiko lain adalah diabetes,
alkohol dan orang yang menjadi vegetarian ketat dan kurang asupan zat besi atau
vitamin B-12 pada makanannya.
·
Pencegahan
Penyakit Anemia
Banyak jenias anemia dapat
dicegah, tapi anda dapat membantu menghindari iron deficiency anemia dan
vitamin deficiency anemias dengan makanan sehat yang mengandung :
1. Zat
besi
Dapat ditemukan pada daging. Jenis lain
adalah kacang, sayuran berwana hijau gelap, buah yang dikeringkan, dan
lain-lain.
2.
Folat
Dapat ditemukan pada
jeruk, pisang, sayuran berwarna hijau gelap, kacang-kavangan, sereal dan pasta.
3.
Vitamin B-12
Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.
Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.
4.
Vitamin C
Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Makanan
yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, melon dan buah beri.
Makanan yang mengandung zat besi penting untuk mereka yang
membutuhkan zat besi tinggi seperti pada anak-anak, wanita menstruasi dan
wanita hamil. Zat besi yang cukup juga penting untuk bayi, vegetarian dan
atlet.
c) Gondok
Gondok biasa adalah
pembesaran kelenjar gondok (tiroid), yaitu kelenjar berbentuk kupu-kupu yang
terletak di bawah pangkal tenggorokan (depan leher). Penyakit gondok dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu gondok biasa dan gondok
beracun (hipertiroid). Gondok biasa tidak menimbulkan gejala
yang serius, tetapi jika tidak diobati lama¬kelamaan akan menjadi gondok
beracun.
Penyakit ini disebabkan karena
kekurangan Iodium yang menyebabkan gangguan pada kelenjar tiroid sehingga tidak
dapat mensekresikan hormon tiroid sesuai dengan kebutuhan tubuh. Juga dapat
terjadi karena kekurangan kadar yodium yang menyebabkan penyakit gondok
bersifat endemik.
·
Gejala dan Tanda-tanda
Pada gondok biasa, kelenjar tiroid
membesar sehingga menyebabkan leher membengkak, batuk-batuk, perubahan suara
(serak). Jika pembengkakan menekan saluran pernapasan dan saluran pencernaan,
menyebabkan sulit bernapas dan susah menelan.
·
Faktor-faktor Risiko Penyakit
Gondok
Gondok dapat menyerang siapa saja, tapi ada beberapa faktor
yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini.
Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
- Usia. Risiko gondok meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin. Wanita memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan pria.
- Faktor keturunan. Memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker tiroid atau penyakit autoimun akan meningkatkan risiko penyakit gondok.
- Obat-obatan seperti amiodarone dan imunosupresan.
- Kehamilan dan menopause. Risiko gangguan tiroid meningkat pada saat wanita sedang hamil atau menopause, tapi penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
·
Pencegahan
dan Perawatan
1. Gunakan garam beryodium untuk mencegah gondok yang berslfat endernik.
2.
Hindari makanan yang dapat mengurangi hormon
tiroksin, seperti kol, kacang kedelai, kacang tanah, kacang polong, bayam, dan
stroberi.
3.
Untuk gondok yang besar dan tidak mau mengecil,
sebaiknya lakukan operasi.
·
Langkah Pengobatan Penyakit Gondok
Gondok
dapat ditangani dengan beberapa cara:
1.
Terapi penggantian hormon
Langkah ini
dilakukan untuk menangani hipotirodisme dengan menggantikan hormon tiroid dan
umumnya harus dijalani seumur hidup. Contoh obatnya adalah levothyroxine.
Tetapi obat ini juga dapat memicu efek samping seperti mual, kram otot, serta
detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
2.
Obat penurun hormon tiroid
Thionamide
akan menurunkan kadar hormon tiroid dengan menghambat proses produksinya. Obat
ini digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme. Efek sampingnya meliputi mual,
nyeri pada sendi, ruam ringan, serta penurunan jumlah sel darah putih secara
mendadak.
3.
Terapi iodin radioaktif
Terapi ini juga
termasuk penanganan untuk hipertiroidisme. Iodin radioaktif yang dikonsumsi
akan menghancurkan sel-sel tiroid. Metode pengobatan ini terbukti dapat
mengecilkan ukuran benjolan, tapi juga bisa memicu hipotiroidisme.
4.
Langkah operasi
Benjolan yang terus
membesar hingga mengganggu pernapasan dan menyebabkan penderita sulit menelan
umumnya ditangani dengan operasi. Langkah ini akan dilakukan dengan prosedur
pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid atau tiroidektomi.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 15 persen penderita gondok yang pada
akhirnya membutuhkan langkah penanganan ini.
Prosedur ini juga disarankan bagi penderita yang diduga
memiliki benjolan tiroid yang mengandung sel-sel kanker. Diperkirakan sekitar
lima persen penyakit gondok berpotensi sebagai indikasi kanker tiroid.
Tiap operasi pasti memiliki risiko, termasuk tiroidektomi.
Walau kemungkinannya tergolong kecil, pasien yang menjalani prosedur ini
berpotensi mengalami komplikasi kerusakan pada saraf dan kelenjar paratiroid.
Contoh kerusakan saraf yang mungkin terjadi adalah perubahan
suara dan gangguan pernapasan. Komplikasi ini bisa bersifat sementara atau
permanen. Sedangkan kerusakan pada kelenjar paratiroid akan memengaruhi
pengaturan kadar kalsium dalam darah dan tulang.
Vitamin A merupakan istilah umum bagi sebuah kelompok senyawa
kimia yang secara struktur saling berhubungan dan dikenal dengan nama retinoid.
Kelompok retinoid ini secara kualitatif mengendalikan aktivitas biologis
retinol.
Vitamin A diperlukan untuk penglihatan.Vitamin tersebut
merupakan bagian penting dari penerima cahaya dalam mata.Selain itu vitamin A
juga diperlukan untuk mempertahankan jaringan ari dalam keadaan sehat. Kulit,
pinggiran dan penutup berbagai bagian tubuh, seperti kelopak mata, mata,
hidung, mulut, paru-paru, dan tempat pencernaan, ke semuanya dikenal sebagai
jaringan ari. Vitamin A juga mempunyai beberapa fungsi yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan.Kekurangan vitamin A pertumbuhan menjadi terhambat
dan rangka tubuh berhenti tumbuh.
Tanda awal dari kekurangan vitamin A adalah tureunnya
kemampuan melihat dalam cahaya samar. Penderita sama sekali tidak dapat melihat
apabila memasuki ruangan yang agak gelap secara tiba-tiba.
·
Penyakit akibat kekurangan Vitamin A
·
Hemeralopia yang timbul karena menurunnya
kemampuan sel basilus pada waktu senja
·
Bintik bitot (kerusakan pada retina)
·
Seroftalmia (kornea mata mengering karena
terganggunya kelenjar air mata)
·
Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali
karena berkurangnya produksi minyak meibom)
·
Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik
karena pembentukan epitel kulit terganggu)
·
Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan
paru-paru karena rusaknya epitel organ
·
Proses pertumbuhan terhenti
Banyak
buah dan sayur yang menyimpan banyak vitamin A. Mungkin kita tak sadar ketika
mengkonsumsi buah atau sayuran yang mengandung vitamin A ini, tapi percayalah
bahwa kita sering mengkonsumsinya. Beberapa buah dan sayur yang mengandung
banyak vitamin A seperti, buah naga, apel, anggur, wortel, mangga, sayur bayam,
paprika, kemangi kering dan masih banyak lagi buah dan sayur lainnya.
KESIMPULAN
Kekurangan zat gizi secara umum dapat mengakibatkan defisiensi zat gizi
dan resiko terkena penyakit infeksi. Contohnya adalah kekurangan protein dan
energi serta zat gizi mikro, dalam hal ini zat besi, zink dan vitamin dapat
meningkatkan resiko penyakit infeksi. Selain itu anemia defisiensi zat besi
pada anak usia dibawah dua tahun (baduta) dapat merusak fungsi otak secara akut
bahkan kronis.faktor-faktor yang menyebabkan adanya penyakit gizi salah
diantaranya : pola makan yang salah, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor
pendidikan, faktor infeksi. Berbagai jenis penyakit gizi salah dapat dikelompokkan
menjadi : under nitrition (defisiensi kalori protein, busung lapar, defisiensi
vitamin, defisiensi kalsium, besi, iodium), over nutrition (penyakit obesitas
yang mrnyrbabkan hipertensi, DM, hiperkolesterol, dll) dan penyakit keracunan
makanan (asam HCN dan asam Bongkrek dll
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, I. Dkk. 2011. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Gibnej, M. J. dkk. 2008. Gizi Kesehatan MAsyarakat. Jakarta: EGC
http://renycahya.blogspot.co.id/2012/04/makalah-kekurangan-gizi-neonatus.html
https://dirgaultra.wordpress.com/2012/12/23/makalah-gizi-buruk-2/
Terimakasih kepada penulis:
Axnesia ike rianto
marisa agustina
putri narisa
rany anggara
Terimakasih kepada penulis:
Axnesia ike rianto
marisa agustina
putri narisa
rany anggara