I.
Tanggal Praktikum : 30 Oktober 2015
II.
Judul Praktikum : Annelida
III.
Tujuan Praktikum :
Setelah melakukan praktikum
mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui berbagai anggota dari
filum Annelida menurut kelas, ordo atau famili masing-masing.
2. Mengenal ciri-ciri yang dimiliki
dari anggota masing-masing kelas, ordo dan famili.
IV.
Dasar Teori
Cacing tanah
merupakan salah satu jenis fauna yang ikut melengkapi khasanah hayati fauna di
indonesia dan termaksud kedalam kelompok hewan tingkat rendah tidak bertulang
belakang (invertebrata) dan merupakan kelompok anelida atau cacing bersegmen.
Hewan ini ditemukan di lingkungan terrestial di bawah di indonesia (Bieng,
2008: 44).
Dinyatakan
bahwan kotoran atau feses dari cacing tanah yang bertekstur halus dan subur
disebut eksmecat cacing tanah. Istilah ini karena dimaksudkan dengan kasting
oleh sebagian besar masyarakat saat ini adalah kotoran cacing tanah yang telah
bercampur dengan sisa media cacing tanah (Venter. 2008: 167).
Anelida berasal
dari kata anulus yang berarti cincin atau iodos yang berarti bentuk. Dari
namanya anelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya bergelang
atau disebut cacing gelang (Jasin. 2006: 236).
V.
Alat dan Bahan
a. Alat
- Mikroskop stereo
- Alat bedah
- Nampan bedah
b. Bahan
- Pheretima sp
- Neanthes sp
- Hirudinaria sp
VI.
Cara kerja :
A. Kelas oligochacta
1. Disediakan Pheretima sp
(cacing tanah), dimasukkan ke dalam alkohol 20% agar tubuh tidak mengkerut dan
di biarkan sampai tubuh tidak bergerak. Setelah itu dimasukkan ke dalam larutan
formolakohol (campuran dari alkohol 70% 96 ml, formaldehid 40% 5 ml dan borax
0.5 gram). Di angkat dari formalakohol dibilas dengan air, di letakkan pada
nampan bedah dengan diperhatikan morfologi dan anatominya.
2. Tubuh terbagi kedalam segmen-segmen
dan segmen paling depan dinamakan dengan prostomium. Segmen berikutnya
dinamakan dengan segmen pertama disebut peristomium yang memiliki mulut.
3. Pada segmen 14, 15 dan 16 terjadi
penebalan dinamakan dengan Clitellum. Pada clitellum ini terdapat sel kelenjar
yang menghasilkan lendir untuk membentuk sarung kepompong (cocon) sebagai
pelindung telur.
4. Testis terdapat dalam katong testis
pada segmen 11 dan 12.
5. Lubang genital jantan sepasang
berada pada segmen 13, sedangakn lubang genital betina berada pada segmen 14.
Setiap segmen dilengkapi dengan beberapa setae.
6. Disayat secara melintang
diperhatikan dinding tubuh terdiri dari lapisan kutikula, epidermis, otot
melingkar dan otot memanjang.
7. Dalam coclum terdapat intestinum
dengan bagian yaitu sel-sel kloragogenus, epitelium usus, rongga usus (lumen),
tiflosol pengisi lumen depan, pembuluh darah dorsal dan pembuluh darah ventral.
8. Digambarkan morfologi dan anatomi
dari Pheretima ini.
9. Diperhatikan pula dari Tubifex sp.
(cacing merah kecil di perairan tawar-selokan) atau Brachisera sp.
(cacing besar berwarna merah bercampur dengan Tubifex sp. Yang terdapat
insang di posterior tubuhnya).
B. Kelas
Polychacta
1. Disediakan Neanthes sp. hidup
didasar tambak ikan atau Nereis virens, cacing yang hidup dilaut dengan
perlakuan seperti Pheretima sp.
2. Diperhatikan kepala diujung
anterior. Kepala dibentuk oleh prostomiun dan peristomial. Prostomial sebagai
bagian terdepan dengan sepasang prostomial tentakel, dua pasang mata (Nereis)
atau tiga pasang mata (Neanthes) dan sepasang Palp di lateral.
Peristomium terdapat mulut yang didalamnya terdapat pharynk (kerongkongan)
dengan sepasang rahang untuk menangkap mangsa, 4 pasang tentakel atau ciri pada
bagian lateralnya.
3. Pada bagian belakang kepala terdapat
segmen-segmen tubuh dan masing-masing segmen terdapat sepasang parapodia.
4. Dipotongalh satu segmen tubuh,
diamati dengan mikroskop stereo bagian-bagain dari parapodium:
a. Notopodium bagian disebelah dorsal
b. Neuropodium bagian sebelah pental
c. Sirus dorsal merupakan tonjolan
dibagian dorsal notopodium
d. Aksikulum batang kehiting yang kuat
didalam notopodim dan Neuropodium
e. Setae sebagai rambut kitin di ujung
lateral
5. Digambarkan kepala dan parapodium
hewan yang diamati.
C. Kelas
Hirudineae
1. Perhatikan dengan Mikroskop
stereo Hirudinaria sp. (lintah) atau Haemadipsa didarat, keduanya
memiliki batil isap (Succer) anterior dan batil isap posterior.
2. Hirudinaria memiliki somit yang tidak jelas dari
luar, yang jelas dari luar adalah annuli (cincin) dan setiap somit mengandung 5
annuli. Pada succer anterior terdapat mulut dengan tiga rahang, setiap rahang
tedapat serangkaian gigi halus.
3. Dipotong rahang diletakkan pada kaca
benda yang dititisi air dan diamati dengan Mikroskop stereo.
4. Digambarkan dan dibuat sistematika
masing-masing.
VII.
Hasil Pengamatan
|
|
|
VIII.
Pembahasan
Anelida berasal
dari bahasa latin cincing/gelang, atau sering juga disebut cacing gelang karena
tubuhnya tersusun atas segmen yang menyerupai cincin atau gelang. Berbeda
dengan platyhelmintes dan nematyhelminthes anelida merupakan hewan
triploblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati atau hewan selomata.
Namun anelida merupakan hewan struktur tubuhnya paling sederhana. Anelida
memiliki segmen dibagian luar dan dalam tubuhnya, antara satu segmen dengan
segmen lain terdapat sekat disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi dan
saraf antara satu segmen dengan yang lainnya saling berhubungan menembus septa.
Anelida dapat
hidup diberbagai tempat, baik dia air tawar, laut atau darat, umumnya hidup
bebas, meskipun ada yang bersifat parasit. Anelida memiliki bentuk tubuh
bilateral, denga tubuh beruas-ruas dan dilapisi lapisan kutikula nonchitinous
serta dilengkapi pula sejumlah bristel chitin yang disebut setae. Struktur
tubuhnya yaitu yaitu ekskresi tersusun oleh suatu struktur yang disebut
nerifridium, memiliki sistem peredaran darah tertutup, alat pencernaan sudah
sempurna, belum memiliki alat respirasi, oksigenberdifusi langsung ke tubuh
melalui kulit. Alat reproduksi hemaprodit.
Anelida dibagi
3 kelas, yaitu polychaeta contoh neanthes sp. Oligachaeta contoh pheretima
sp dan hirudina haemidipsa sp dan lintah. Pada pengamatan kali ini
kami menggunakan preparat cacing tanah, dan pacat, pada cacing tanah ukuran
tubuhnya silindris panjang, panjang 150 mm. Pada ujung anterior terdapat
tonjolan disebut prostomium yang setelahnya terdapat mulut. Pada ruas ke 16
terdapat klitelium yang berfungsi sebagai perkawinan. Ciri-ciri dari cacing
tanah ini punya bulu setal sedikit, heaprodid dan bersegmen.
Pada haemodipsa
sp adalah hewan melata yang hidup melekat pada daun-daun, batang pohon, dan
ada di dalam tanah lembab dan basah. Pacet memiliki alat penghisap berbentuk
bulat di kedua ujung tubuhnya. Di tengah-tengah alat penghisap bagian depan
terdapat mulut dan gigi.
IX.
Kesimpulan
1.
Anelida berasal
dari bahasa latin cincing/gelang, atau sering juga disebut cacing gelang.
2.
Anelida
merupakan hewan triploblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati atau
hewan selomata.
3.
Anelida
memiliki segmen dibagian luar dan dalam tubuhnya.
4.
Anelida
bersifat parasit.
5.
Struktur
tubuhnya yaitu yaitu ekskresi tersusun oleh suatu struktur yang disebut
nerifridium.
6.
memiliki sistem
peredaran darah tertutup, alat pencernaan sudah sempurna.
7.
Anelida dibagi
3 kelas, yaitu polychaeta. Oligachaeta dan hirudina.
8.
Pada cacing
tanah ukuran tubuhnya silindris panjang, panjang 150 mm.
9.
Pada ruas ke 16
terdapat klitelium yang berfungsi sebagai perkawinan.
10. Pada haemodipsa
sp adalah hewan melata yang hidup melekat pada daun-daun, batang pohon, dan
ada di dalam tanah lembab dan basah.
11. Di
tengah-tengah alat penghisap bagian depan terdapat mulut dan gigi.
X.
Daftar Pustaka :
Being. 2008.
Kualitas Eksmecat dari Beberapa Spesies Cacing Tanah pada Tingkat Penyiraman
dan Pengapuran yang Berbeda. Jurnal Sains Peternakan Indonesia, 3(1):
44-48.
Jasin, M. 2006.
Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Venter, J. M.
2008. The Life Cycle Of Compost Worm Eisenianfoetina (Oligochaeta). South
Arican Journal Of Biology, 23(1): 161-165.
0 Response to "laporan praktikum anelida zoologi invertebrata"
Post a Comment