Daftar Dasar Teori Pengaruh Lingkungan Terhadap Transpirasi lengkap terbaru
Transpirasi dapat dikatakan proses
kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara
luar, yaitu melalui pori – pori daun yakni melalui stomata, lubang kutikula,
dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Selain itu juga transpirasi terjadi
melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga,
buah, dan bahkan akar (Hardy, 2008: 8).
Dalam proses ini, ketika air
menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh.
Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih
dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari
jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh
karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya
gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut (George, 2009: 67)
Proses penguapan air dari sel mesofil daun
biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara
ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus
menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan
terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman (Verty, 2009: 6).
Air di dalam jaringan
tanaman selain berfungsi sebagai penyusun utama jaringan yang aktif mengadakan
kegiatan fisiologis, juga berperan penting dalam memelihara turgiditas yang
diperlukan untuk pembesaran dan pertumbuhan sel. Peranan yang penting ini
menimbulkan konsekuensi bahwa secara langsung atau tidak langsung defisit air
tanaman akan mempengaruhi semua proses metabolisme dalam tanaman yang
mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan . Kekurangan air di dalam
jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat
transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh
keduanya (Endang, 2006: 44-48).
Faktor lingkungan juga
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Salah satu faktor lingkungan
yang memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan produksi suatu tanaman
dan dari segi ekologi merupakan pembatas utama pada lingkungan darat atau di
lingkungan perairan adalah air. Air memiliki fungsi yang vital bagi mahluk
hidup, tidak terkecuali tanaman. Hal ini erat kaitannya sebagai bahan dasar
yang akan digunakan pada proses fotosintesis yang merupakan proses fisiologi
tanaman untuk pembentukan karbohidrat (Kharistya, 2013: 23).
Sejumlah tanaman pangan
diketahui mampu mengakumulasi kadmium dalam organnya walaupun konsentrasi logam
ini di dalam tanah relatif kecil. Kadmium merupakan logam berat non essensial
yang bersifat mobil sehingga mudah diserap oleh tanaman dan ditransfer ke
pucuk, sedangkan unsure logam yang bersifat immobil seperti Pb, umumnya
terdistribusi dengan pola yang sama pada tanaman, konsentrasi di akar
>pucuk>daun>buah>biji (Rini, 2013: 221-228).
Suhu, kelembaban
dan intensitas cahaya akan memacu terjadinya transpirasi yang akan menyebabkan
aliran air dari tanah kedalam tanaman.
Suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang tinggi akan menyebabkan
terjadinya transpirasi oleh tanaman dan juga evaporasi pada tanahyang dapat
menyebabkan tanaman kehilangan air dalamjumlah besar sehingga mempengaruhi
pembelahan dan pembesaran sel (Sholikhah, 2015: 65).
Kelapa sawit
termasuk tanaman yang mempunyai perakaran yang dangkal (akar serabut), sehingga
mudah mengalami cekaman kekeringan. Adapun penyebab tanaman mengalami
kekeringan diantaranya transpirasi tinggi dan diikuti dengan ketersediaan air
tanah yang terbatas pada saat musim kemarau. Namun demikian, pemuliaan untuk
mendapatkan bahan tanaman yang toleran membutuhkan waktu 10-20 tahun dengan
biaya yang tidak sedikit serta lahan dan investasi lainnya ( Maryani, 2012: 65).
Jika jumlah air
yang tersedia dalam tanah sedikit akan menyebabkan tanaman menjadi layu. Pada
saat pasokan air tidak mencukupi maka tanaman akan mengalami stres air, maka
transpirasi dan asimilasi akan menurun. Selain pemberian air, lingkungan
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Rata-rata Suhu pada pagi hari dirumah
kaca 28,50C dan kelembaban 85%. Kondisi ini dapat meminimalisir tranpirasi pada
organ tanaman, sehingga energi yang digunakan untuk transpirasi akan dialihkan
untuk pembentukan jaringan (Dwiyana, 2015: 4).
Penyerapan
air oleh tanaman dipengruhi oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor
tanaman. Faktor tanaman misalnya kandungan air tanah, kelembaban udara dan suhu
tanah, sedangkan fator tanaman yang berpengaruh adalah efisiensi perakaran,
perbedaan tekanan difusi air tanah ke akar (Ryanto, 2007: 17).
Kehilangan air karena transpirasi terjadi diseluruh bagian tumbuhan yang
langsung bersentuhan dengan atmosfir luar. Tetapi yang terutama adalah dari
daun dan hampir seluruh transpirasi terjadi melalui pori-pori stomata. Kutikula
hanya melepaskan sejumlah kecil uap air, karena kutikula dari banyak macam daun
sangat tidak permeabel terhadap air (Ismail, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi antara lain
faktor-faktor internal yang
mempengaruhi mekanisme membuka
dan menutupnya stomata, kelembaban udara sekitar, suhu
udara, suhu daun tanaman (Santri, 2012: 205).
Akar
pada tanaman akan menyerap air dan mineral untuk digunakan oleh tanaman itu
sendiri. Dari air yang diabsorbsi oleh akar tumbuhan, hanya kurang dari satu
persen yang digunakan dalam reaksi metabolisme. Sebagian besar air yang
diabsorbsi olek akar hilang karena proses transpirasi pada daun. Transpirasi air
oleh tumbuhan dibagi dengan produksi berat kering selama pertumbuhan disebut
rasio transpirasi (Sirappa, 2012:101).
Transpirasi
menyebabkan terjadinya kehilangan air. Kehilangan air transpirasi terjadi
diseluruh bagian tumbuhan yang langsung bersentuhan dengan atmosfir luar,
terutama adalah dari daun dan hamper seluruh transpirasi terjadi melalui
pori-pori stomata. Kutikula hanya melepaskan sejumlah uap air air, karena
kutikula dari banyak macam daun sangat tidak permiabel terhadap air
(Hanafiah, 2007).
Udara yang
berada disekitar daun akan meningkat kelembapannya apabila tidak ada angin yang
berhembus, hal tersebut menyebabkan penurunan laju transpirasi. Ketika angin
berhembus, udara lembap akan bergeser dan digantikan oleh udara yang lebih
kering. Kelima, jika kehilangan air melalui transpirasi tidak dapat segera
digantikan oleh ketersediaan air di dalam tanah, maka dapat dipastikan tumbuhan
akan mengurangi laju transpirasinya (Thamrin, 2014: 113).
daftar pustaka
Hardy, K. 2008. Plant:
International Journal an exploratory investigation, American Pharmacists Association
2(4): 6-98.
George, O. 2009. Plant
Fisiology. International Journal of Phama. 2(2): 21-122.
Verty, H,Y. 2009. Plant fisiology: International Journal of Vintonia and Korvertement Introduction. 2(2): 45-99.
Endang, G. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas, Vol, 7 No, 1.
Kharistya, A. 2013. Kajian Kelembaban Tanah dan
Kebutuhan Air Beberapa Varietas
Hibrida DR
UNPAD. Jurnal Keteknikan Pertanian,
Vol, 27 No, 2.
Rini, S. 2013. Bioakumulasi Dan Distribusi Cd Pada Akar Dan Pucuk 3 Jenis
Tanaman Famili Brassicaceae: Implementasinya Untuk Fitoremediasi. Jurnal Lingkungan. Vol, 20 No 2.
Dwiyana,
S, dkk. 2015. Waktu Dan Volume Pemberian Air Pada Bibit Kelapa Sawit(Elaeis Gueneensis Jacq) Di Main Nursery.
Jurnal Faperta, Vol 2 (1):1-10.
Maryani,
A. 2012. Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
Di Pembibitan Utama.Jurnal
Agroekoteknologi, Vol 1 (2): 64-74.
Sholikhah,
U, dkk. 2015. Karakter Fisiologis Klon Kopi Robusta Bp 358 Pada Jenis Penaung
Yang Berbeda. Jurnal Agrovigor, Vol 8
(1): 58-64.
Ismail. 2011. Penuntun
Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Sinaga,
Ryanto. 2007. Analisis Model Ketahanan Rumput Gajah dan Rumput Raja Akibat
Cekaman Kekeringan Berdasarkan Respon Anatomi Akar dan Daun. Jurnal Biologi Sumatra. Vol 2(1): 16-17.
Wandana, Santri. Dkk. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi
Jalar Dengan Pemberian
Pupuk Kalium Dan Triakontanol. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1(1): 119-211.
Hanafiah,
K., A. 2007. Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sirappa,
M.P.. 2012. The Roots of The Tlants Will Absorb Water & Minerals For Use. New York. Journal of Plants & The Environment.
2(4): 101-109.
Thamrin,
Tola. 2014. The Air Immediately Surrounding The Leaves To Increase Humidity. New York. Journal
of Plant
Transpiration. 3(7): 113-122.
0 Response to "Daftar Dasar Teori Pengaruh Lingkungan Terhadap Transpirasi lengkap terbaru"
Post a Comment