kumpulan dasar teori Pengaruh Zat Penghambat (Inhibitor) terhadap Perkecambahan Biji lengkap terbaru
Secara umum
diperoleh bahwa penambahan CO2 pada pembakaran MC22 dan udara mampu
menurunkan kecepatan reaksi pembakaran. Hal ini disebabkan adanya CO2
sebagai inhibitor pada campuran MC22 dan udara akan menghalangi terjadinya
tumbukan antara molekul MC22 dan molekul udara sehingga reaksi pembakaran
tertunda. Hal ini menyebabkan energy aktivasi akan meningkat sehingga kecepatan
pembakaran juga menurun (Baliarta, 2011: 15).
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan zat penghambat tumbuh (inhibitor)
cycocel dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bibit manggis. Dari
hasil penelitian dapat dilihat bahwa
cycocel mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan tanaman. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan
pendapat bahwa pada umumnya efek dari senyawa inhibitor adalah dalam hal
pemendekan ruas batang dan tinggi tanaman.
Sedangkan luas daun, intersepsi cahaya dan hasil tanaman biasanya tidak
dipengaruhi oleh senyawa inhibitor (Eristo, 2014: 87).
Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk menghambat laju korosi pada Al 2024-T3 yakni dengan
inhibitor. Secara umum inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila
ditambahkan ke dalam suatu lingkungan dapat menurunkan laju serangan korosi
terhadap suatu logam. Sejumlah inhibitor menghambat korosi
melalui cara modifikasi polarisasi katodik dan anodik, mengurangi pergerakan
ion ke permukaan logam, menambah hambatan listrik pada permukaan logam dan menangkap atau menjebak zat korosif dalam
larutan melalui pembentukan senyawa tidak agresif (Wibowo, 2011: 11).
Selain karena embrio belum masak dan
permeabilitas kulit biji terhadap air, dormansi biji juga disebabkan oleh
adanya zat penghambat perkecambahan pada biji. Beberapa cairan buah seperti
jeruk memiliki zat penghambat perkecambahan (Lantunra, 2010: 49).
Villiers
dalam Salim (2004: 80) mengatakan, “Dormansi dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur tumbuh dalam
embrio. ekstrasi buah dapat mengurangi senyawa penghambat perkecambahan pada
benih”.
Lamanya
dormansi dan rendahnya daya berkecambah pada benih dikarenakan hal-hal seperti
tingginya proporsi benih hampa, adanya penyakit terbawa benih, serta danya
inhibitor pada benih (Rusmin, 2011: 94).
Proses
perkecambahan merupakan rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi
dan biokimia. Secara morfologi suatu biji berkecambah ditandai dengan
terlihatnya calon akar (radikula) atau calon daun (plumula) yang menonjol
keluar dari kulit biji (Oben, 2014: 6).
Perkecambahan
sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan etrjadi
karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon
batang). radikula tumbuh kebawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh keatas
menjadi batang (Ahapidin, 2009 : 76).
Salah satu
cara untuk mempercepat perkembangan adalah dengan memberi zat pengatur tumbuh.
Zat pengatur tumbuh mengatur pertmbuhan dan perkembangan tanaman pada setiap
tingkat pertumbuhan dan perkembangan (Surjawati, 2011: 25).
Daftar Pustaka
Ahapidin. 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan-Tumbuhan. Yogyakarta : Medika Press
Oben, A. 2014. Pengaruh perendaman Benih pada berbagai Susu Awal Air
Terhadap Viabilitas Benih Kayu Afrika (Maesopsis
emini). Jurnal Sylva Lestasri, 2
(1): 1-8.
Surjawati, S. 2011. Penggunaan Air Kelapa Untuk Meningkatkan
Perkecambahan dan pertumbuhanPalem Putri (Vetchia
merilii). Jurnal Teknik Pertanian
Tropis dan Biosistem, 10(1): 24-28.
Lantunra. 2010. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: IPB.
Rusmin, Devi et al. 2011. Pengaruh
Pemberian GA3 pada Berbagai Konsentrasi dan lama Imbibisi terhadap Peningkatan
Viabilitas Benih Purwoeng. Littri.
XVII(3): 89-94.
Salim, M. S. 2004. Pematahan Dormansi Benih Aren
secara Fisik pada Berbagai Lama Ekstrasi Buah. Agrosains. VI(2): 79-83.
Baliarta, N, dkk. 2011. Penambahan
Inhibitor CO2 Untuk Menghambat Sifat Mampu Nyala Refrigeran
Mussicool 22. Jurnal Matrix, Vol 1
(2): 12-16.
Eristo, J. 2014. Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.) pada
Berbagai Konsentrasi Cycocel di Media Tumbuh Ultisol. Jurnal Seminar Nasional Lahan Suboptimal, Vol 9 (1): 84-89.
Wibowo, W, dkk. 2011. Studi
Eksperimental Pengendalian Korosi pada Aluminium 2024-T3 di Lingkungan Air Laut
Melalui Penambahan Inhibitor Kalium Kromat (K2CrO4). Jurnal Rekayasa Proses, Vol 5 (11): 10-16.
0 Response to "kumpulan dasar teori Pengaruh Zat Penghambat (Inhibitor) terhadap Perkecambahan Biji lengkap terbaru"
Post a Comment