Dormansi
Dormancy
Rizal Sunanda
Rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Telah dilakukan
praktikum yang berjudul “Dormansi”
pada tanggal 28 Maret 2017. Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu mematahkan
dormansi pada biji karena kulit biji yang keras dengan perlakuan fisik dan
kemis. Petri disk.
Alat penggosok (garenda/amplas). Kertas saring. Bahan. Biji saga (Abrus arocatorius) atau biji lainnya
yang keras kulit bijinya. Asam sulfat pekat. Aquades Kesimpulannya adalah Dormansi
adalah masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi,
yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji
Abstract
Has done lab work entitled "dormancy"
on March 28, 2017. After doing practical work is expected to break dormancy in
the seed because the seed coat hard with physical treatment and Thursday. Petri
disk. Abrasive (garenda / sandpaper). Filter paper. Material. Seeds saga (Abrus
arocatorius) or other hard seed seeds skin. Concentrated sulfuric acid. The
conclusion is distilled Dormancy is a period of rest so that the seed
germination process can not take place, due to the influence of the inner and
outer seed
Keywords:
Dormancy, Seed, Aquades.
Pendahuluan
Dormansi dapat didefenisikan sebagai suatu pertumbuhan
dan metabolisme yang terpendam, dapat disebabkan oleh lingkungan yang tidak
baik atau faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Seringkali jaringan yang
dorman gagal tumbuh meskipun berada dalam kondisi yang ideal (Latunra, 2012:
289).
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada
benih sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe
dormansinya, antara lain yaitu: karena temperatur yang sangat rendah di musim
dingin, perubahan temperatur yang silih berganti, menipisnya kulit biji,
hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan, adanya
kegiatan dari mikroorganisme (Munch, 2008: 1879).
Dormansi primer dapat menjadi mekanisme penting yang
memengaruhi waktu perkecambahan, karena dapat meningkatkan kemungkinan bahwa
perkecambahan bertepatan dengan keuntungan untuk kelangsungan hidup bibit. Suhu
dan salinitas juga memiliki efek yang berbeda pada perkecambahan benih
(Bouzille, 2009: 2107).
Dormansi
benih menunjukan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viable) gagal
berkecambah walaupun berada dalam kondisi yang normal baik untuk perkecambahan,
seperti kelembaban yang cukup dan cahaya yang sesuai (Lima, 2012: 27).
Dormansi
yang disebabkan oleh kulit benih disebut juga dormansi struktural..Kulit benih
yang keras ini dapat mengakibatkan impermiabel terhadap air dan gas atau dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Hal inilah yang menyebabkan benih tersebut tidak dapat berkecambah dalam
waktu yang relatif singkat (Rozen, 2011: 163).
Metode
Waktu
dan Tempat
Praktikum
dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah) Darusasalam Banda Aceh pada tanggal 28 Maret 2017.
Alat dan Bahan
Petri disk. Alat penggosok
(garenda/amplas). Kertas saring. Bahan. Biji saga (Abrus arocatorius) atau biji lainnya yang keras kulit bijinya. Asam
sulfat pekat. Aquades
Prosedur
Diambil biji yang akan diperlakuan sebanyak 50 biji lalu bagi kelompok menjadi 5 kelompok, masing-masing
10 biji. Untuk kelompok satu dihilangkan sebagian kulit bijinya pada bagian yang tidak ada lembaganya dengan cara digerenda atau digosok dengan amplas, kemudian kecambahkan dalam cawan petri yang telah diberikan kertas saring dan air. Untuk kelompok 2, 3, dan 4 direndam biji-biji tersebut dalam asam sulfat masing-masing selama 5, 10, 15 menit. Kemudian dicuci biji-biji tersebut dengan air dan kecambah seperti pada point 2. Untuk kelompok 5 langsung kecambah biji-biji tersebut dalam cawan petri yang telah diberikan kertas saring air sebagai control. Ditambahkan air secukupnya untuk setiap cawan petri setiap harinya. Diamati kapan biji mulai berkecambah serta presentase jumlah biji yang berkecambah pada setiap kelompok selama seminggu. Dicatat hasil pengamatan anda, dan dibuat laporan.
Teknik Pengumpulan Data
Data ini diambil dengan teknik
pengamatan. Dikerjakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan kemudian
dicatat hasilnya dan dibuat laporan.
Hasil
dan Pembahasan
Dormansi adalah masa istirahat biji sehingga proses
perkecambahan tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari
dalam dan luar biji. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk
menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan
untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji
maupun pada embrio. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah
membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment
skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan
stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embrio.
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya
hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara
umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan. Pertumbuhan
tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau sebelum
dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut.
Dormansi merupakan kondisi fisik dan
fisiologis pada biji yang mencegah perkecambahan pada waktu yang tidak tepat
atau tidak sesuai. Dormansi membantu biji mempertahankan diri terhadap kondisi
yang tidak sesuai seperti kondisi lingkungan yang panas, dingin, kekeringan dan
lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa dormansi merupakan mekanisme biologis
untuk menjamin perkecambahan biji berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat
untuk mendukung pertumbuhan yang tepat. Dormansi bisa diakibatkan karena
ketidakmampuan sumbu embrio untuk mengarendatasi hambatan.
Dormansi pada
benih berlangsung selama beberapa hari, semusim, bahkan sampai beberapa tahun
tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya.
Skarifikasi merupakan salah satu
upaya pretreatment atau perlakuan awal pada benih yang ditujukan
untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya perkecambahan benih yang
seragam. Skarifikasi (pelukaan kulit benih) adalah cara untuk memberikan
kondisi benih yang impermeabel menjadi permeabel melalui pengikiran, dan
penggoresan dengan bantuan kertas, amplas, dan alat lainnya. Kulit benih yang
permeabel memungkinkan air dan gas dapat masuk ke dalam benih sehingga proses
imbibisi dapat terjadi. Benih yang diskarifikasi akan menghasilkan proses
imbibisi yang semakin baik. Air dan gas akan lebih cepat masuk ke dalam benih
karena kulit benih yang permeabel. Air yang masuk ke dalam benih menyebabkan
proses metabolisme dalam benih berjalan lebih cepat akibatnya perkecambahan
yang dihasilkan akan semakin baik
Simpulan
Dormansi adalah masa istirahat biji sehingga proses
perkecambahan tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari
dalam dan luar biji
Daftar pustaka
Bouzille, JB, 2009. Plant
Production. Primary hard seed coat dormancy. Journal of Agrotechnology
France. 1(12): 2107-2289.
Latunra, Andi Ilham, 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Lima, D. 2012. Pengaruh Waktu Perendaman Dalam Air
Panas Terhadap Daya Kecambah Leguminosa Centro (Centrosema Pubescens) Dan Siratro (Macroptilium atropurpureum).
Jurnal Agrinimal, Vol 2 (1):
26-29.
Munch, W. GC. 2008. Storage and
Seed Dormancy. End of dormancy in plants allowed of Thai inquiret. Journal of Thai Silviculture Troric.
3(27): 1789-2123.
Rozen, N, dkk. 2011. Pematahan Dormansi Benih Aren (Arenga Pinnata) Dengan Pelumuran Kulit
Benih Pada Suspensi Trichoderma. Jurnal Jerami, Vol 4 (3): 162-168.
0 Response to "laporan Dormansi praktikum fisiologi tumbuhan terbaru lengkap"
Post a Comment