Mengukur Kadar Klorofil
Dengan Spektrofotometer
Measuring
levels of Chlorophyll With Spectrophotometer
Rizal
Sunanda
rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 19 April 2017
di Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala. Target dari parktikum ini adalah untuk menetukan kadar
klorofil yang terdapat pada daun. Adapun sampel yang digunakan adalah daun
hijau muda (pucuk), daun hijau tua, dan
daun hijau-kekuningan. Klorofil
merupakan zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis.
Dari hasil pengamatan jumlah klorofil pada daun hijau tua terbanyak daripada
daun muda dan daun tua yang berwarna kuning. Perbedaan kadar
klorofil tersebut berbeda-beda disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal.
Kata Kunci: Klorofil, Spektrofotometer,
Fotosintesis
Abstract
Practical work was carried out on 19 April 2017 in the laboratory of the
Faculty of Biology education status of teacher training and Educational
Sciences University of Syiah Kuala. The target of this parktikum is to
determine the levels of chlorophyll in the leaves. As for the sample used is
light green leaf shoots, the leaves are dark green, and yellowish-green leaves.
Chlorophyll is the Green substance found in the leaves of all the Green
photosynthetic plants. From the results of observations of the amount of
chlorophyll in the leaves of dark green leaves than most young and old leaves
yellow. The chlorophyll levels varying differences caused by internal factors
and external factors.
Key Words: Chlorophyll, Spectrophotometer, Photosynthesis
Pendahuluan
Klorofil merupakan pigmen tanaman yang berwarna hijau yang terdapat di
dalam kloroplas. Klorofil berperan penting dalam proses fotosintesis tanaman. Klorofil juga mampu memproduksi
antioksidan dan antikaker (Winarto, 2006, p.12).
Klorofil adalah pigmen yang berwarna hijau yang dikenal dengan nama
hijau daun. Klorofil umunya terdapat
pada daun dan kulit buah kesemek sewaktu masih muda. Klorofil pada daun
berperan dalam proses fotosintesis sebagai penentu kualitas dan kuantitas
produk kesemek (Pitojo, 2007, p.115).
Tiga fungsi utama klorofil dalam
proses fotosintesis adalah memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2
untuk menghasilkan karbohidrat dan menyediakan energi bagi ekosistem secara
keseluruhan. Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi
protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya. Klorofil menyerap
cahaya yang berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible).
Cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai
violet, tetapi tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil.
Klorofil dapat menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya melalui
fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis
(Ai, 2011, p.168).
Laju
fotosintesis dan kandungan klorofil adalah tolok ukur pertumbuhan yang
berkaitan dengan produksi tanaman Klorofil adalah pigmen yang terdapat dalam
kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk
reaksi-reaksi dalam proses fotosintesis. Pigmen-pigmen tersebut terdapat
sebagai unit-unit fotosistem di dalam membran tilakoid, masing-masing terdiri
atas klorofil a sebagai pusat reaksi, dikelilingi oleh molekul-molekul antena
pigmen yang akan meneruskan tenaga rangsangannya ke pusat reaksi. Ada 2 macam
pusat reaksi, yaitu P680 di dalam fotosistem II yang menyerap cahaya pada
panjang gelombang sampai 680 nm dan P700 di dalam fotosistem I yang menyerap
cahaya pada panjang gelombang sampai 700 nm (Proklamasiningsih, 2012, p.18).
Metode
yang digunakan untuk analisa kadar warna adalah metode spektrofotometri UV-Visible.
Metode spektrofotometri UV-Visible merupakan gabungan antara metode
spektrofotometri UV dan Visible. Sistem ini menggunakan dua buah sumber
cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya tampak (visible).
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dengan spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau yang diabsorpsi. Prinsip kerja alat spektrofotometer adalah dengan sampel
menyerap radiasi (pemancar) elektromagnetis yang pada panjang gelombang
tertentu dapat terlihat (Ramadhani, 2013, p189).
Metode/Cara Kerja
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilakukan pada tanggal 19 April 2017 di Laboratorium Prodi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Target
dan Sampel
Target dari parktikum ini adalah
untuk menetukan kadar klorofil yang terdapat pada daun.
Adapun sampel yang digunakan adalah
daun hijau muda (pucuk), daun hijau tua, dan daun hijau-kekuningan.
Prosedur
Diambil
ketiga macam daun tersebut pada tumbuhan yang sama masing-masing 1 gram,
kemudian dirajang kecil-kecil. Setiap rajangan daun ini dieksrat dengan 100 ml
aseton cara mengerusnya di dalam penumbuk mortal sampai seluruh klorofilnya
larut. Disaring ekstrak klorofil dengan kertas saring, lalu dimasukkan ke dalam
kuvet. Dengan menggunakan kuvet, diukur absorbansi atau optical dencity (od)
ketiga kelompok larutan tersebut. Dengan menggunakan panjang gelombang 649 dan
665 nm. Diulangi pengukuran absorbansi untuk ketiga kelompok ekstrak sebanyak
tiga kali. Kadar klorofil a dan klorofil b dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
-
Klorofil
total (mg/1)= 20,2 OD +6,1 OD: 665
-
Klorofil
a (mg/1)= 13, 7 OD: 665 - 5,76 OD: 649
-
Klorofil
b (mg/1)= 25,8 OD: 645 – 7,7 OD: 665
Hasil dan Pembahasan
Klorofil
merupakan zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis.
Berdasarkan penelitian, klorofil ternyata tidak hanya berperan sebagai pigmen fotosintesis.
Klorofil mempunyai manfaat antara lain, sebagai obat kanker otak, paru-paru,
dan mulut. Klorofil juga dapat digunakan sebagai desinfektan, antibiotik dan
food suplemen. Klorofil dapat digunakan sebagai food suplemen karena mengandung
nutrisi yang dibutuhkan untuk tubuh manusia.
Pada percobaan penentuan kadar klorofil yang dilihat
melalui spektofotmeter digunakan daun muda bagian pucuk, daun setengah tua
berwarna hijau tua, dan daun tua yang berwarna hijau-kekuningan. Hal
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kadar klorofil, baik klorofil a maupun
klorofil b. Aseton, metanol, dan etanol
berfungsi sebagai pelarut klorofil yang mana kadarnya nanti bisa dilihat pada
spektofotometer.
Dari hasil
pengamatan dari klorofil total daun berwarna hijau muda adalah 12.74
ml/l.
Klorofil total daun berwarna kuning adalah 0.99 ml/l. Sedangkan klorofil total, pada daun yang
berwarna hijau tua adalah 11.4
ml/l,
Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah
klorofil pada daun hijau tua terbanyak daripada daun muda dan daun tua yang
berwarna kunig. Perbedaan kadar klorofil tersebut berbeda-beda disebabkan
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kandungan klorofil pada suatu daun
akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur daun. Peningkatan ini terjadi
sejalan dengan pertumbuhan dari daun muda menjadi daun tua, tanaman masih
melakukan biosintesis klorofil. Berdasarkan
struktur dan kandungan dari daun tua lebih banyak membutuhkan nutrisi untuk
keperluan hidup yakni sebagai sumber energi, maka dapat dikatakan bawasanya
daun tua masih melakukan biosintesis klorofil oleh sebab itu daun yang berwarna
hijau tua lebih banyak mengandung klorofil. Sedangkan pada daun yang masih
muda, kandungan klorofilnya masih sedikit, karena daun ini masih belum banyak
melakukan biosintesis klorofil, faktor eksternal diantaranya intensitas cahaya,
naungan, morfologi dan luas permukaan daun.
Kesimpulan
Klorofil merupakan zat hijau daun yang terdapat
pada semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis. Dari hasil pengamatan jumlah klorofil pada daun hijau tua
terbanyak daripada daun muda dan daun tua yang berwarna kunig. Perbedaan
kadar klorofil tersebut berbeda-beda disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal.
Daftar Pustaka
Ai,
N, S, dan Banyo, Y. (2011). Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator
Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains, 11:2,166-173.
Pitojo,
S, dan Puspita, H, N. (2007). Budidaya
Kesemek. Yogyakarta: Kanisius
Proklamasiningsih,
E, dkk. (2012). Laju Fotosintesis dan Kandungan Klorofil Kedelai pada Media
Tanam Masam dengan Pemberian Garam Aluminium. Jurnal Agrotrop, 2(1): 17-24.
Ramadhani,
S, dkk. (2013). Perbandingan Efektivitas Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera
Lamk), Poly Aluminium Chloride (PAC), dan Tawas sebagai Koagulan untuk Air
Jernih. Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis dan Biosistem, 1:3, 186-193.
Winarto,
W. (2006). Memanfaatkan Tanaman Sayur
Untuk Mengobati Berbagai Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.
0 Response to "laporan Mengukur Kadar Klorofil Dengan Spektrofotometer praktikum fisiologi tumbuhan"
Post a Comment