Dasar teori Sensoris (Indra Pengecap) praktikum fisiologi hewan lengkap terbaru
Indra pengecap pada manusia adalah lidah. Pengecapan
merupakan fungsi puting kecap pada mulut. Puting kecap sering disebut juga
reseptor pengecap yang terdapat di sepanjang lidah dan rongga mulut. Puting
kecap adalah sel epitel yang selalu diganti (Hadari
Nawai: 2016).
Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa (Aswan Zain: 2016).
Sistem pengecap atau sistem gustatori terdapat di
lidah. Pada lidah, terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang
disebut teste buds. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru
setiap 10 hari sekali (Nana Sudjana: 2008).
Bau atau aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
diamati dengan indera pembau untuk dapat menghasilkan bau zat-zat harus dapat
menguap sedikit dapat larut dalam lemak (Fitri, 2007: 80).
Flavour atau rasa sebagai ransangan yng ditimbulkan oleh
bahan yang dimakan, yang dirasakan oleh indera pengecap atau pembau, serta
ransangan lainya seperti perabaan dan penerimaan derajat panas oleh mulut. Rasa
sesuatu bahan pangan dipengaruhi oleh banyak hal , diantaranya komponenkimia
penyusun bahan pangan tersebut, tekstur, suhu, kosentrasi dan interaksi antara
komponen rasa. Tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan
mulut (pada waktu digigit, dikunyah, dan ditelan) (Choirul, 2013: 124).
Pada lidah terdapat indera perada dan
perasa asin dibagian lateral lidah, manis dibagian ujung anterior lidah, asal
dibagian lateral lidah dan pahit dibagian belakang lidah (Setiadi, 2004: 66).
Pengecap
merupakan fungsi utama taste buds dalam rongga mulut, namun indera pembau juga
sangat berperan pada persepsi pengecap. Selain itu, tekstur makanan seperti
yang dideteksi oleh indera pengecap taktil dari rongga mulut dan keberadaan
elemen dalam makanan seperti merica, yang merangsang ujung saraf nyeri, juga
berperan pada pengecap. Makna penting dari indera pengecap adalah bahwa fungsi
pengecap memungkinkan manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannnya dan
mungkin juga sesuai dengan kebutuhan jaringan akan substansi nutrisi tertentu
(Sunariani, 184: 2007).
Salah
satu sistem inderawi manusia adalah indera pengecap. Indera pengecap ini telah
berpengaruh pada persepsi cita rasa. Rasa atau gustasi terjadi karena senyawa
kimiawi merangsang ribuan reseptor yang ada di mulut. Selanjutnya dijelaskan
reseptor-reseptor itu terletak terutama di lidah, namun beberapa reseptor juga
ditemukan di tenggorokan, di bagian dalam pipi, dan pada langit-langit mulut
(Langgeng, 59: 2013).
Tubuh manusia
memiliki lima organ indra, yaitu : Mata sebagai indra penglihatan yang peka
terhadap rangsangan cahaya, Hidung sebagai indra penciuman dan indra pembau
yang peka terhadap rangsangan gas atau uap, Telinga sebagai indra pendengaran
yang peka terhadap rangsangan bunyi atau suara, Lidah sebagai indra pengecap
yang peka terhadap rangsangan rasa dan Kulit sebagai indra perasa dan indra
peraba yang peka terhadap rangsangan sentuhan, rabaan, suhu dan tekanan
(Alamsyah, 22: 2012).
Sel-sel
reseptor pengecap adalah sel-sel epithelium yang telah termodifikasi yang
terorganisir menjadi kuncup pengecap dan tersebar di sejumlah bagian permukaan
lidah atau mengalami penjuluran yang mirip putting disebut papilla pada lidah.
Kita mengenal empat persepsi pengecapan dasar yaitu rasa manis, pahit, asam,
dan asin yang masing-masing di deteksi pada bagian tertentu atau muatan
molekuler tertentu yang berkaitan dengan molekul reseptor yang terpisah
(Campbell, 2008: 67).
Gula atau pemanis buatan tidak langsung
masuk sel rasa, tetapi memicu dulu perubahan di dalam sel. Senyawa tersebut
akan terikat reseptor pada permukaan sel rasa yang digandeng dengan molekul G
protein. Dinamakan G-protein karena untuk aktivitasnya protein ini diatur oleh
Guanin Trifosfat (Irianto 2012: 89).
Daftar Pustaka
Aswan Zain. 2016. Kaitan Nilai Kebaikan dan Kebenaran, Olah Rasa,
dan Sinestesia. Jurnal AgriTechno.
Vol. 8(5): 52.
Hadari Nawai. 2016. Kemampuan Pengenalan rasa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.
5(3): 20-37.
Choirul, A. 2013. Aplikasi Edible coating Pati Ubi
Kayu Dalam Pembuatan Permen
Saga
(Adenanthera pavonia) Terhadap
Karakteristik Sensoris Umur Simpan dan Kimia. Jurnal Teknosains Pangan, 2(3): 121-130.
Fitri, E. 2007. Pengunaan Tepung Terigu, Tepung
Beras, Tepung Tapioka dan
Tepung
Maizena Terhadap Tekstur dan Sifat Sensoris Fish
nugget Ikan Tuna. Jurnal Sains
Peternakan Indonesia, 2 (2): 78-84.
Setiadi. 2004. Anatomi dan Fisiologi Hewan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alamsyah,
R. Yadi Rakhman, dkk. 2012. Perangkat Lunak Pembelajaran Pancaindra Manusia
Untuk Tingkat Pelajar Smp Berbasis Android. Jurnal
Lpkia. Vol. 1 (1): 22-27.
Langgeng,
Dimas Yanuar, dkk. 2013. Pengaruh Warna Cangkir Terhadap Persepsi Cita Rasa Teh.
Jurnal Fakultas Psikologi. Vol. 1
(2): 59-65.
Sunariani,
Jenny, dkk. 2007. Perbedaan Persepsi Pengecap Rasa Asin Antara Usia Subur Dan
Usia Lanjut. Jurnal Majalah Ilmu Faal
Indonesia. Vol. 6 (3): 182-191.
Campbell ,dkk. 2008. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Irianto Koes. 2012, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa.
Bandung: Alfabeta.
0 Response to "Dasar teori Sensoris (Indra Pengecap) praktikum fisiologi hewan lengkap terbaru"
Post a Comment