Gerak Kapiler
pada Tanah
Capillary
Movement on Land
Rizal Sunanda
Rizalsunanda@gmail.com
Abstrak
Praktikum yang berjudul “Gerak Kapiler pada Tanah” telah dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi,
FKIP Universitas Syiah Kuala pada tanggal 12 April 2017. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur gerak
kapiler air pada tanah yang didominasi pasir, debu dan lempung atau liat.. Bahan yang digunakan pada praktikum
ini yaitu tanah
pasir, tanah liat dan debu. Dari hasil
praktikum seharusnya diperoleh pengetahuan bahwa terdapat perbedaan kecepatan pergerakan kapiler air pada ketiga tanah. Kesimpulannya adalah kemampuan
tanah menyerap air sangat berbeda-beda tergantung dari kerapatan partikel jenis
tanah tersebut.
Kata Kunci: pergerakan, kapiler, partikel
Abstract
Practicum entitled "Capillary Movement on Land" was performed at the Laboratory of Biology
Education, Faculty of Teaching and Training Syiah Kuala University on April 12, 2017. The lab
aims to measure the movement of water in the soil capillary dominated by sand, silt and clay.
Materials used in this lab is the land of sand, clay and dust. Lab results should be obtained from the
knowledge that there are differences in the speed of movement of water in the three soil capillaries.
The conclusion is the soil's ability to absorb water varies greatly depending on the density of the particles
of the soil type.
Keywords: movement, capillary, particle
Pendahuluan
Salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diketahui adalah
kapasitas infiltrasi tanah, yaitu kecepatan maksimum masuknya air secara
vertikal ke dalam profil suatu tanah. Berdasarkan definisi ilmiahnya,
pengertian infiltrasi tanah adalah proses pergerakan masuknya air ke dalam
lapisan tanah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi, gerakan kapiler, dan
porositas tanah (Pamungkas, 2010: 150)
Untuk mencukupi kebutuhannya, tanaman mengambil air dari tanah,
tetapi tidak semua air yang berada dalam tanah dapat digunakan oleh tanaman.
Air tanah dapat diklasifikasikan menjadi, yaitu air higrooskopis, air kapiler
dan air gravitasi. Dari ketiga klasifikasi tersebut, air kapiler dan air
gravitasi ini digunakan oleh tanaman dalamkehidupannya pada batas tertentu saja
(Harwati, 2007: 45).
Meskipun sebagian besar perakaran hara tanaman kopi Arabika (lebih
dari 94%) berada pada jeluk tanah kurang dari 40 cm, tanaman kopi Arabika
tersebut masih tercukupi kebutuhan airnya. Hal ini disebabkan oleh kapasitas
retensi air tanah yang tinggi pada tanah Andisol tersebut, yang berarti volume
air tersedia juga lebih tinggi. Selain itu, adanya gerakan air kapiler dalam
profil tanah Andisol yang tidak terhambat akan menyebabkan terjadinya suplai
air dari lapisan tanah yang lebih dalam ke zona perakaran sehingga dapat dimanfaatkan
oleh tanaman kopi (Pujiyanto, 2013: 185).
Volatisasi merupakan salah satu penyebab kehilangan nitrogen tanah
yang dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu penguapan melalui system kapiler
tanah dimana NH4+ yang terlarut dalam
air bergerak kelapisan atas dan hilang melalui proses evaporasi dan kedua
disebabkan penempatan pupuk amonium yang kurang tepat di permukaan tanah
menyebabkan penguapan secara langsung akibat suhu yang tinggi (Nainggolan,
2009: 95).
Kapasitas infiltrasi dari basin, besar pada saat awal hujan,
menurun dengan waktu. Untuk hujan dengan intensitas rendah, total hujan akan
masuk seluruhnya dalam tanah. Jika hujan lebat (intensitas tinggi), maka air
sebagian lagi akan mengalir ke permukaan tanah, dan sebagian lagi akan masuk ke
dalam tanah. Hujan akan meresap sampai melewati kapasitas infiltrasi tanah.
Jumlah hujan mempengaruhi infiltrasi yang besarnya bervariasi tergantung jenis
tanahnya, dan juga tergantung pada permeabilitas dan sifat-sifat kapilernya
(Wibowo, 2010: 92)
Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)
Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 12 April 2017.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah 3 buah pipa
gelas yang berdiameter 3 cm dan panjangnya 30 cm, statip dan klem, ayakan
tanah, oven, gelas piala. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kain kasa, tiga
macam tanah yaitu pasir, lempung dan tanah liat, aquadest secukupnya, dan kapas secukupnya.
Prosedur
1. Dikeringkan ketiga tanah sampai kerinng betul, setelah kering ditumbuk tanah tersebut sampai hancur, lalu diayak.
2. Dimasukkan masing-masing contoh tanah
kedalam pipa kaca, dimana pada bagian bawah pipa kaca telah di tutup dengan
kain kasa. Tanah dalam kain tersebut diisi hampir penuh..
3. Dipasang pipa kaca tersebut pada statip, lalu dimasukan pada bagian bawah yang berkain kasa kedalam
gelas piala yang berisi air sedalam 5 cm.
4. Diamati kenaikan air pada pipa gelas setelah dua minggu kemudian.
5. Diukur tinggi air kapiler dari masing-masing jenis tanah dalam pipa
kapiler tersebut.
6. Tinggi air
dalam pipa di usahakan agar selalu tetap dengan menambah air pada gelas piala
apabila air berkurang.
7. Pada contoh
tanah yang mana, air kapiler mencapai paling tinggi setelah 2 minggu kemudian
Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui metode
eksperimen yaitu melakukan percobaan pengamatan.
Daftar Pustaka
Harwati,T.
2007. Pengaruh Kekurangan Air (Water Deficit) Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tanaman Tembakau. Jurnal
Inovasi Pertanian, Vol 6 (1): 44 – 51.
Nainggolan, G,
dkk. 2009. Pola Pelepasan Nitrogen Dari Pupuk Tersedia Lambat (Slow Release Fertilizer)
Urea-Zeolit-Asam Humat. Jurnal Zeolit Indonesia, Vol 8 (2): 89-96.
Pamungkas, B.,
P. 2010. Kajian Infiltrasi Tanah Pada
Berbagai Tegakan Jati (Tectona Grandis L.)
di Cepu, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol 4 (1): 5-17.
Pujiyanto.
2013. Respons Tanaman Kopi Arabika pada Tanah Andisol Terhadap Aplikasi Bahan
Organik. Jurnal Pelita Perkebunan,
Vol 29 (3): 182-196.
Wibowo, H. 2010. Laju Infiltrasi pada Lahan Gambut yang Dipengaruhi Air
Tanah (Study Kasus Sei Raya Dalam
Kecamatan Sei Raya Kabupaten Kubu Raya). Jurnal
Berlian. Vol 9 (1): 90-103.
0 Response to "laporan Gerak Kapiler pada Tanah praktikum fisiologi tumbuhan lengkap terbaru"
Post a Comment