ads

daftar dasar teori MENGUKUR KECEPATAN TRANSPIRASI lengkap

daftar dasar teori MENGUKUR KECEPATAN TRANSPIRASI lengkap


Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-faktor
yang mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas (Akaahan, 2012: 308).

Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Patrick, 2014: 2187).

Transpirasi ialah satu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar rerambut tumbuhan dan air itu kemudian diangkut melalui xilem ke semua bagian tumbuhan khususnya daun. Bukan semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan akan disingkirkan melalui proses transpirasi (Salisbury, 2006).
Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Transpirasi berbeda dengan penguap sederhana karena berlangsung pada jaringan hidup di pengaruhi oleh fisiologi tumbuhan. Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban dan ketersediaan air tanah (Harwati, 2007: 46).
Kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air  yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi (Lestari, 2006: 44).
Kajian fisiologi paku picisan dilakukan terhadap variabel jumlah stomata dan lebar bukaan stomata dengan menggunakan metode cetak stomata, sedangkan pengamatan jumlah klorofil menggunakan metode spektrofotometri dan pengamatan laju transpirasi menggunakan kertas kobalt klorida. Kajian anatomi paku picisan dengan membuat preparat irisan melintang dan membujur pada akar, batang, dan daun. Kajian pertumbuhan paku picisan diamati dengan melakukan pengukuran pertambahan panjang sulur pada interval satu minggu sekali selama musim hujan dan musim kemarau (Yuliasmara, 2013: 133).

Cekaman  air  pada  tanaman  dapat disebabkan  oleh  kekurangan  suplai  air  di daerah perakaran. Di samping itu permintaan air  yang  berlebihan  oleh  daun  akibat  laju evapotranspirasi  melebihi  laju  absorpsi  air walaupun  ketersediaan  air  tanah  cukup  juga mengakibatkan  cekamn  kekeringan.  Oleh sebab  itu  laju  transpirasi,  sistem  perakaran dan  ketersediaan  air  tanah  mempengaruhi serapan air oleh akar tanaman (Nio, 2011: 1).
Pengurangan ukuran daun dihubungkan denga pengurangan kecepatan transpirasi. Tumbuhan dengan daun kecil biasanya mempunyai habitat kering. Pengurangan ukuran daun sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada tumbuhan (Sri, 2006: 250).
Kelembaban berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembaban udara lingkungan di sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembaban di sekitar tumbuhan rendah, difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat. Pada kondisi curah hujan yang relatif tinggi juga mempengaruhi pemberian zat pengatur tumbuh triakontanol, karena pemberian zat pengatur tumbuh akan efektif dilakukan pada saat curah hujan rendah (Wandana, 206:2012).
Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Intensitas cahaya yang dibutuhkan tumbuhan cukup beragam, ada tanaman yang membutuhkan cahaya matahari penuh dan ada tanaman yang tidak tahan terhadap cahaya yang berlebih. Intensitas cahaya rendah menurunkan hasil pada tanaman-tanaman berikut ini, kedelai (Glycine soya), jagung (Zea mays), dan padi gogo (Oryza sativa) (Anggarwulan, 266:2008).
Akar wangi merupakan tanaman yang menghendaki cahaya penuh dan mampu tumbuh pada lahan yang mempunyai kisaran pH yang sangat luas dari 3,5 (sangat masam) sampai dengan 11,5 (sangat basa). Untuk dapat menghasilkan kadar dan mutu minyak yang tinggi, akar wangi sebaiknya ditanam pada tanah berpasir dengan ketinggian lebih dari 750 m dpl (Rosihan, 2013: 33-40).
Mekanisme adaptasi tanaman untuk mengatasi cekaman kurang air adalah dengan respon control transpirasi dan pengaturan osmotik sel. Pada mekanisme ini terjadi sintesis dan akumulasi senyawa organik yang dapat menurunkan potensial osmotik sehingga menurunkan potensial air dalam sel tanpa membatasi fungsi enzim namun tetap menjaga turgor sel. Beberapa senyawa yang berperan dalam penyesuaian osmotikal sel antara lain gula osmotik, prolin,betain dan protein dehidrin (Setiawan, 2012: 85-99).
Pertumbuhan tanaman memerlukan tingkat kelembaban tanah tertentu. Tanaman tebu dan jagung misalnya memerlukan tanah dengan aerasi yang cukup untuk pertumbuhannya, sedangkan padi memerlukan kondisi tanah basah dan anaerob untuk kelangsungan hidupnya. Karena tanaman akan memberikan respon yang berbeda terhadap kelembaban tanah, maka dirasa perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana respon tanaman terhadap tingkat kelembaban tanah. Kelembaban tanah yang optimal untuk tanaman jagung, terutama hibrida DR Unpad masih belum diketahui (Kharistya, 2013: 21-34).
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan.  Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan.  Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi.  Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Inkituri, 2006: 78).
Transpirasi pada dasarnya sama dengan penguapan.  Traspirasi bisa terjadi melalui kutikula, stomata dan lentisel.  Sebenarnya seluruh bagian tanaman ini mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya yang kita bicarakan hanya transpirasi melalui daun karena menghilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewan daun.  Hal ini disebabakan karena luasnya permukaan daun dan juga karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain tanaman (Hidayat, 2009: 10).
Transpirasi merupakan sutu akibat yang tidak dapat dielakkan luasnya permukaan daun-daun yang ada di udara merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penguapan mesti terjadi dan tidak mungkin dapat dicegah.  Transpirasi pada tanaman hakikatnya adalah suatu penguapan baru yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. (Miller, 2005: 7).

daftar pustaka



Akaahan, T. J. dkk. 2012. Principles of Biology Plants in Tropical Area. New York. Journal Soil classification, 3(2):308-329.
Patrick, Oduor dkk. 2014. Calculation of The Amount of Water Lost From Plant Tissue. Singapure. Journal Morphology and Soil Determination, 6(4):2187-2199.    
Salisbury, Frank B.  & Ross, Cleon W. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Harwati, C. T. 2007. Pengaruh Kekurangan Air Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Tembakau Innofarm. Jurnal Inovasi Pertanian, Vol 6 (1): 44-51.

Lestari, E. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas, Vol 7 (1): 44-48.

Yuliasmara, F, dkk. 2013. Morfologi, Fisiologi, dan Anatomi Paku Picisan (Drymoglossumphyloselloides) serta Pengaruhnya pada Tanaman Kakao. Jurnal Pelita Perkebunan, Vol 29 (2): 128-144.
Ai, Nio Song. 2011. Biomassa Dan Kandungan Klorofil Total Daun Jahe (Zingiber
officinale L.) Yang Mengalami Cekaman Kekeringan. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11(1): 1-5.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kaninus.
Setiawan, Dkk. 2012. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Akumulasi Prolin
Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.).  Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 15 (2): 85 – 99.
Rosihan, R. 2013. Pemupukan Nitrogen, Fosfor, Dan Kalium Pada Akar Tanaman Wangi. Jurnal Littri, Vol, 1 No, 9.
Kharistya, S. 2013. Kajian Kelembaban Tanah dan Kebutuhan Air Beberapa Varietas Hibrida DR UNPAD. Jurnal Keteknikan Pertanian, Vol, 27 No, 2.
Inkituri, R . 2006. Plant Fisiology: International Journal an exploratory investigation, American Pharmacists Association 2(4): 6-98.
Hidayat, K. 2009. Biology. International Journal of Phama. 2(2): 21-122.
Miller, P, L. 2005. Biology culture: International Journal of Vintonia and  Korvertement Introduction. 2(2): 45-99.  
Wandana, Santri, Chairani Hanum , Rosita Sipayung. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar Dengan Pemberian Pupuk Kalium Dan Triakontanol. Jurnal Online Agroteknologi, Vol. 1 (1): 200-211.
Anggarwulan, Endang, Solichatun, Widya Mudyantini. 2008. Karakter Fisiologi Kimpul (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) pada Variasi Naungan dan Ketersediaan Air. Jurnal Biodiversitas, Vol. 9 (4): 264-268. 

jurnal praktikum buku 

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "daftar dasar teori MENGUKUR KECEPATAN TRANSPIRASI lengkap"