Hakikat Sabar dalam islam dan sabar dalam pendidikan
Baiklah berhubung
hari ini hari jumat, saya mendapatkan ceramah dan siraman rohani yang rutin
dilakukan oleh setiap lelaki ketika salat jumat. Tadi saya dengar penceramah
memaparkan tentang makna sabar dalam menjalani pendidikan, sangat menarik untuk
dibahas. Apalagi penceramah mengkaitkan ceramah dengan pendidikan karena yang
salat jumat disitu adalah hampir semua orang yang berpendidikan, mulai dari
pelajar, mahasiswa, dosen hingga orang-orang biasa.
Langsung saja. Pertama
kita harus mengetahui apa itu SABAR. apa
itu sabar? apakah sabar diidentik dengan menahan amarah, atau menunggu
sesuatu??, sebenarnya makna hakikat sabar itu sendiri sangat luas
Sabar dalam suatu pekerjaan
Seseorang yang bekerja misalnya bekerja di kantor, atau
misalnya buruh bangunan. Atau pengusaha. Bila suatu target yang diinginkan
tidak tercapat dalam usahanya, ditambah karyawan bila seorang pengusaha, sudah
menunggu jatah gajian. Konsumen dari produk kita relatif sepi. Apakah kita
langsung menyerah begitu saja??. Maka dari itu kita diperlukan kesabaran,
Sabar dalam konteks disini adalah tidak
mudah menyerah, terus berusaha dan mencoba agar sesuatu yang kita inginkan akan
tercapai.
Sabar itu adalah seni
Kenapa dikatakan seni?? , bukankah seni itu diidentik
dengan keindahan?, pasti anda berfikir begitu? . sebenarnya jawaban anda itu
tidak salah. Sabar disini diartikan
bagaimana seseorang dalam mengatur dan menunggu keinginan kita yang belum
tercapai, sehingga apabila sudah tercapai sesuai dengan harapan kita itu akan
terlihat indah. Apalagi orang yang melihat kita sebagai orang yang sabar,
dia akan salut dengan kita dia akan bangga sehingga itu bisa dijadikan sebagai
nilai seni tersendiri.
Sabar bukan berarti lemah
Betul sekali, orang yang sabar cenderung dianggap remeh
oleh orang-orang, misalnya seseorang yang sabar beradu pendapat dan bersitegang
dengan orang pemarah. Maka orang yang pemarah tersebut dia akan mengeluarkan emosi,
dan isi hatinya kepada orang yang sabar. tanpa memikirkan apa yang
diperbuatnya. Berbeda dengan orang sabar yang cenderung dengan memikirkan
sesuatu sebelum bertindak, berfikir dulu sebelum mengatakan sesuatu. Nampaklah orang
yang sabar itu seperti lemah. Sebenarnya kalau orang yang memakai pemikirannya
dia bisa tau bahwa yang kuat itu adalah yang sabar. jadi sabar itu adalah orang yang menunjukkan ketangguhannya dalam
bertindak sesuatu.
Sabar itu tiada batas
Saya pernah mendengar lagu yang liriknya “sabarku pasti
ada batasnya...” apakah anda sependapat??? Apakah itu benar. Tentu saja
jawabannya tidak, sabar itu tiada batas. Manusialah yang membuat sabar itu
terbatas. Sabar itu bukan hanya berbatas pada menahan emosi, tapi juga ada
konteks lainnya. Seperti seseorang dalam membuat karya yang sempurna dia pasti
bersabar agar hasil yang dia kerjakan bernilai seni dan bekerja keras agar
masyarakat dalam menikmati hasil karya yang dia buat. Jadi sabar itu tidak terbatas pada apa yang manusia pikirkan, tapi
sabar itu adalah segala sesuatu yang mengantarkan kita kepada jalan yang bagus
dan akhirnya membawa kita ke surga.
Baik dalam ilmu pendidikan sabar itu sangat diperlukan,
dibawah ini ada cerita nabi khidir dengan nabi musa. Yang bagaimana nabi musa
dengan sabarnya belajar suatu hikmah kepada nabi khidir. Padahal masa itu nabi
musa dikenal dengan orang yang sangat alim dan paling pintar dikalangan kaum
yahudi.
Suatu
hari, seorang dari Bani Israil menemui Musa dan kemudian bertanya, “Wahai
Nabiyullah, adakah di dunia ini orang yang lebih berilmu darimu ?” ujarnya.
Tersentak, Nabi Musa AS pun jelas menjawab, “Tidak”. Tentu saja, siapa yang
mampu menandingi ilmu Musa, utusan Allah kala itu. Sumber tuntunan agama dan
sumber pengetahuan wahyu Allah ada di genggaman Musa. Ia memiliki Taurat dan
beragam mukjizat dari-Nya. Namun, rupanya Allah memiliki hamba lain selain Musa
yang lebih berilmu. Allah pun menegur dengan mewahyukan pada Musa bahwa tak
seorang pun di muka bumi yang mampu menguasai semua ilmu.
Sehingga teguran allah tersebut membuat nabi musa
berkeinginan untuk menuntut ilmu lebih jauh lagi. Perjalanan yang sangat jauh
dan membuat seorang mencapai batasnya, tapi berbeda dengan nabi musa beliau
sangat bersemangat sehingga keinginannya tercapai dan beliau menemui nabi
khidir.
Ada
yang mengatakan bahwa tempat tersebut adalah pertemuan
Laut Romawi dengan Persia yaitu tempat bertemunya Laut Merah dengan Samudra
Hindia. Sehingga mereka bertemu
Nabi khidir memberi syarat kepada nabi musa seperti yang
telah dijelaskan dalam aquran “Sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku”(Surah
Al-Kahfi : 67). “Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah
sebagian dari pada ilmu karunia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak
diajarkan kepadamu wahai Musa. Kamu juga memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu
yang tidak kuketahuinya.” Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati
diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentang tuan dalam
sesuatu urusan pun.” (Surah Al-Kahfi : 69). Dia (Khidir) selanjutnya
mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.”
(Surah Al-Kahfi : 70). Nabi Musa AS mengikuti Nabi Khidir AS dan
terjadilah peristiwa yang menguji diri Musa yang telah berjanji bahwa Nabi Musa
AS tidak akan bertanya mengenai sesuatu tindakan Nabi Khidir AS.
Setiap tindakan Nabi Khidir AS itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa
AS terperanjat.
Peristiwa pertama adalah, nabi musa membakar dan
menghancurkan perahu yang mereka tumpangi, padahal perahu tersebut adalah punya
rakyat miskin. Dan nabi musa menanyakan perihal kelakuan nabi khidir tersebut
lalu Nabi
Khidir AS mengingatkan akan janji Nabi Musa AS, dan Nabi Musa
AS meminta maaf karena lalai mengingkari janji untuk tidak bertanya
mengenai tindakan Nabi Khidir AS. Setelah mereka sampai kedaratan, nabi khidir mulai bertindak lagi
dengan membunuh bocah yang sedang bermain dan begitu tampan, lagi-lagi nabi
musa pun mengingkari untuk kedua kalinya. Perjalanan mereka pun dilanjutkan
sehingga sampai disuatu kampung, orang disitu sangat tidak bisa dikompromi. Nabi
musa dan nabi khidir tidak diterima oleh penduduk. Nabi musa pun kesal dengan
apa yang penduduk perbuat atas mereka. Nabi khidir pun menyuruh nabi musa untuk
memperbaiki suatu bangunan yang hampir roboh. Dan lagi-lagi untuk ketiga
kalinya nabi musa menginkari janji di pertemuan pertama mereka yang pada
akhirnya beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dengan nabi musa
lagi sehingga nabi musa tidak dijadikan muridnya lagi.
Nabi
Khidir AS menjelaskan
mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa AS bertanya. perahu yang mereka tumpangi adalah kepunyaan orang-orang
miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di
hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap perahu. Dan adapun
bocah itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan nabi khidir khawatir sehingga dia akan mendorong kedua orang
tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan
mereka mengganti bagi mereka dengan anak/bocah lain yang lebih baik kesuciannya
dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya kepada ibu bapaknya. Adapun
dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kampung itu, dan di bawah bangunan itu ada harta benda
simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka
Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan
simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu
menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang
kamu tidak dapat sabar terhadapnya”.
Disitu dapat kita ambil hikmah yang mana:
1.
Nabi
musa sangat antusias dalam menuntut ilmu beliau sangat sabar sehingga rasa
lelah yang beliau rasakan hilang
2.
Nabi
khidir dengan sabarnya menjelaskan perihal yang dilakukan kepada nabi musa yang
akhirnya pertemuan mereka diakhiri pada suatu perkampungan
3.
Dapat
kita ketahui kesabaran dalam menuntut ilmu membawa kita pada hasil yang
sempurna bila kita lakukan dengan benar. Seperti nabi musa. Nabi musa dengan
sabarnya mengikuti nabi khidir padahal beliau dikenal sebagai orang teralim di
masa itu, tapi dengan rasa rendah hatinya nabi musa tetap mau belajar. Pada akhirnya
nabi musa dapat mengambil hikmah tersendiri.
0 Response to "Hakikat Sabar dalam islam dan sabar dalam pendidikan"
Post a Comment