ads

laporan praktikum Difusi Osmosis pada telur

Difusi Osmosis

Difusi Osmosis

Rizal Sunanda
Rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak 

Praktium yang dilakukan ini berjudul tentang Perkecambahan dalam Difusi dan Osmosis. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2017. Tujuan praktikan diharapkan mampu untuk memahami berlansungnya difusi dan dapat mengetahui berlangsungnya osmosis. Difusi merupakan proses salah satu pergerakan yang bersifat pasif yang terjadi pergerakan atau perpindahan zat terlarut dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah perpindahan zat pelarut dari konsentrasi rendah ke konsentrasi rendah Kemudian didapati bahwa larutan sukrosa 10% merupakan larutan yang paling cepat mengalami osmosis sedangkan larutan sukrosa 25% merupakan larutan yang paling lama mengalami osmosis.
Kata Kunci: Difusi, Osmosis, konsentrasi. 


Abstract

                Praktium conducted is entitled on Germination in Diffusion and Osmosis. This practicum was held on March 8, 2017. The purpose of the practitioner should be able to understand berlansungnya diffusion and can determine the course of osmosis. Diffusion is the process of one passive movement that the movement or transfer of solute from solution of high concentration to low concentration solution. About osmosis is the movement of solvent from a low concentration to low concentration Later it was found that 10% sucrose solution is a solution of the most rapidly osmosis while 25% sucrose solution is a solution longest experience osmosis.
Keywords: Diffusion, Osmosis, concentration.

Pendahuluan

                        Osmosis merupakan perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari kosnentrasi pelarut (air) dari  kosentrasi pelarut (air) dari kosentrasi pelarut tinggi ke kosentarsi pelarut pelarut lebih rendah melalui membrane diferensial permeabel (Malyan, 2013: 91).
Tekanan osmosis cairan dapat ditentukan dengan cara mencari suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama dengan cairan tersebut. Dalam cara ini kita dapat mengambil patokan pada terjadinya peristiwa plasmolisis sel, dalam keadaan insipien plasmolisis tekanan osmosis cairan sel adalah sama dengan tekanan osmosis larutan dalam massa jaringan sel tersebut direndam. Plasmolisis dapat dilihat dibawah mikroskop sebagai suatu percobaan (Desti, 2010: 9-13).
Difusi berlansung hingga mencapai kesetimbangan, artinya laju difusi air akan mengalami penuluran hingga tidak terjadi difusi lagi. Perpidahan massa garam kedalam telur merupakan subsitusi dari laju difusi air dari telur menuju larutan tetapi pada proses pengasinan (Roni, 2007: 33).
Dehidrasi osmosis (osmotic dehydration) merupakan proses perpindahan massa secara simultan (countercurrent flows) antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut berpindah dari larutan ke dalam bahan (Lazarides et al., 1999; Khin et al., 2005). Perpindahan massa osmosis dinyatakan sebagai kehilangan air (WL, water loss) dan penambahan padatan, SG, solid gain) (Saputra, 2000; Khin et al., 2005). (Roni dkk,. 2012: 30).
            Kemampuan membran untuk mentransportasikan atau memindahkan salah satu komponen lebih cepat dibandingkan dengan komponen lainnya disebabkan karena adanya gaya dorong dan perbedaan sifat fisika kimia antara membran dan komponen permea (Gustian, 2006: 187).


Metode/Cara Kerja

Waktu dan Tempat
      Praktikum ini dilakukan pada tanggal 08 Maret 2017 di Laboratorium Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Alat dan Bahan
      Alat yang digunakan pipa kapiler berskala, gelas Beker, petridisk, benang dan alat bedah. Sedangkan bahan yang digunakan adalah usus katak, telur ayam, larutan yudium 500 ml, larutan glukosa 500 ml, asam asetat pekat, larutan sukrosa/garam 10%, 15%, 20% dan 25% dan aquadest.

Prosedur
Difusi
Dipotong usus katak, kemudian dibersihkan usus dari makanan yang ada di dalamnya. Diisi larutan glukosa ke dalam usus tersebut, kemudian diikat permukaannya dan dibersihkan bagian luar sampai bersih. Diambil cawan petridish, diisi dengan larutan yodium kemudian letakkan usus di atas larutan tersebut. Diamati perubahan yang terjadi.

Osmosis
Sebelum percobaan, direndam telur ayam dengan asam assetat pekat selama 48 jam, diambil selaput dalam telur dengan hati-hati lalu dicuci. Diikat selaput telur tersebut pada pipa berskala/pipa osmometer, kemudian diisi larutan sukrosa/garam masing-masing dengan konsentrasi 10%, 15%, 20% dan 25% ke dalam selaput telur sampai skala nol. Diletakkan rangkai alat tersebut di dalam gelas Beker yang telah diisi dengan aquades. Diamati perubahan yang terjadi.

Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui metode eksperimen
           

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui peristiwa difusi dan osmosis. Difusi merupakan salah satu pergerakan pasif dan pergerakan ini merupakan pergerakan zat terlarut dari daerah kosentrasi tinggi ke daerah kosentrasi rendah. Proses ini berlansung terus menerus dan baru berakhir apabila molekul atau ion sudah merata dikedua daerah tersebut.
            Osmosis merupakan pergerakan molekul air menembus membran dari daerah yang kadar airnya tinggi (kadar zat terlarut rendah) sedangkan sisa airnya rendah (kadar zat terlarut tinggi).
Pada praktikum kali ini hanya melakukan percobaan tekanan osmosis pada selaput dara telur yang telah direndam selama 48 jam dengan menggunakan asam asetat pekat di laboratorium. Langkah awal dari percobaan ini adalah dengan mengambil selaput telur dan di cuci dengan berhati-hati sampai bersih dan tidak ada tersisa cangkang telur. Selaput telur yang sudah di cuci lalu di ikat pada pipa berskala/pipa osmometer, kemudian diisi larutan sukrosa dengan kosentrasi 20% Lalu diletakan selaput telur ayam tersebut pada gelas beaker yang berisi aquades sebanyak 500ml.
            Setelah dilakukan perlakuan kemudian diamati dan di catat hasil tekanan osmosisnya setiap 5 menit sampai durasi 15 menit. Hasil yang didapat pada 0 menit pertama dengan konsentrasi larutan 20% adalah 3cm pada menit ke 5  dan 20% konsentrasi osmosis berada pada 2,8cm pada menit ke 10 berada pada 3,7cm dan menit ke 15 pada 5cm. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa larutan sukrosa kadar zat terlarutnya lebih tinggi sehingga aquadest dapat menembus membran pada selaput telur.

Kesimpulan

Difusi merupakan pergerakan zat terlarut dari daerah kosentrasi tinggi ke daerah kosentrasi rendah. Osmosis adalah pergerakan molekul air menembus membran dari daerah yang kadar airnya tinggi (kadar zat terlarut rendah) sedangkan sisa airnya rendah (kadar zat terlarut tinggi). Percobaan tekanan osmosis pada selaput dara telur yang telah direndam selama 48 jam dengan menggunakan asam asetat pekat. Pada selaput telur digunakan larutan sukrosa dengan kosentrasi 20%. Hasil yang didapat pada 0 menit pertama dengan konsentrasi larutan 20% adalah 3cm pada menit ke 5  dan 20% konsentrasi osmosis berada pada 2,8cm pada menit ke 10 berada pada 3,7cm dan menit ke 15 pada 5cm.

Daftar Pustaka

Listiana, Desti. 2010. Struktur Anatomi Organ Tumbuhan. Jurnal Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Metro. Vol.2: 9-13.

Malyan, A. 2013. Pengaruh Suhu dan Kosentrasi Terhadap Penyerapan Larutan Gula Pada Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Jurnal Tenik Pertanian Lampung. 2 (1): 85-94.

Roni, K. Dkk. 2007. Kajian Proses Pengasinan Telur Metode Reverse Osmosis Pada  Berbagai Lama Perendaman. Jurnal Teknik dan Manajemen Industrisi Pertanian. 19(1): 30-39.

Gustian,Irfan. 2006.  Karakterisiasi Kinerja Dari Beberapa Membran Datar. Jurnal Gradien. Vol. 2(2) : 187-191.

Kastaman, Roni Dkk. 2012. Kajian Proses Pengasinan Telur Metode Reverse Osmosis Pada Berbagai Lama Perendaman. J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1):  30-39.



Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "laporan praktikum Difusi Osmosis pada telur"