Dasar Teori laporan praktikum pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi
Mekanisme
adaptasi tanaman untuk mengatasi cekaman kekeringan adalah dengan respon
kontrol transpirasi dan pengaturan
osmotik sel. Pada mekanisme
ini, terjadi sintesis dan
akumulasi senyawa organik yang dapat menurunkan
potensial osmotik sehingga menurunkan
potensial air dalam
sel tanpa membatasi fungsi enzim
serta menjaga turgor
sel (Setiawan, 2012:86).
Kelembaban
berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembaban udara lingkungan di sekitar
tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan
berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembaban di sekitar tumbuhan rendah,
difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat. Pada kondisi
curah hujan yang relatif tinggi juga mempengaruhi pemberian zat pengatur tumbuh
triakontanol, karena pemberian zat pengatur tumbuh akan efektif dilakukan pada
saat curah hujan rendah (Wandana,
206:2012).
Cahaya memegang
peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi. Intensitas cahaya yang dibutuhkan tumbuhan cukup
beragam, ada tanaman yang membutuhkan cahaya matahari penuh dan ada tanaman
yang tidak tahan terhadap cahaya yang berlebih. Intensitas cahaya rendah
menurunkan hasil pada tanaman-tanaman berikut ini, kedelai (Glycine soya),
jagung (Zea mays),
dan padi gogo (Oryza sativa)
(Anggarwulan, 266:2008).
Karakteristik
enzim selulase meliputi penentyuan pH dan suhu optimum serta substrat yang
sesuai. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH, karena sifat ionik gugus karboksil
dan gugus amino mudah dipengaruhi oleh pH. Perubahan pH tidak sesuai akan menyebabkan daerah katalik dan
konformasi enzim berubah. Selain itu perubahan pH juga menyebabkan denaturasi
enzim dan mengakibatkan hilangnya aktifitas enzim (Anja, 2009:5)
Laju
enzimatis dapat diketahui dengan cara mengukur laju pengurangan substrat laju
terbentuknya produk. dengan kedua pendekatan ini diketahui bahwa laju reaksi
berlansung aemakin lama semakin lambat (Lakitan, 2010: 114).
Aktifitas
enzim merupakan faktor pembatas proses asimiliasi mitrat yang berperan penting
dalam pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Makin besar aktifitas enzim, makin
cepat laju reaksi, makin banyak pula produk yang dibentuk. Sehingga, apabila
terjadi kenaikan pada aktifitas mitrat reduktase, maka produk yang dihasilkan
juga akan naik seiring sengan kenaikan laju reaksinya (Junica, 2012: 8).
Kenaikan
persen volume ekstrak enzim dapat mengakibatkan kenaikan jumlah glukosa yang
terkonversi. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kemungkinan kontak antara pati
dengan enzim yang semakin besar seiring dengan kenaikan konsentrasi pati.
Kenyataan ini sesuai dengan ketentuan umum yang menyatakan bahwa peningkatan
kecepatan suatu reaksi enzimatik sebanding dengan peningkatan konsentrasi enzim
yang mengkatalisis reaksi tersebut (Sukandar,
2011: 7).
Enzim memiliki pH optimum yang khas,
yaitu pH yang menyebabkan aktivitasnya maksimal. Nilai pH optimum enzim tidak selalu
sama dengan pH lingkungan normalnya, yaitu bisa sedikit berada diatas atau
dibawah pH lingkungan normalnya.
Perubahan pH akan mempengaruhi kecepatan reaksi enzim, karena berubahnya
derajat ionisasi gugus asam dan basa dari enzim. Untuk kebanyakan enzim,
terdapat rentang pH optimum dimana aktivitas enzim berlangsung secara optimum
dan mempunyai stabilitas yang tinggi (Trismilah, 2014: 64).
Hampir
semua reaksi hidrolisis memerlukan katalisator untuk mempercepat jalannya
reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam. Asam yang
dipakai beraneka ragam mulai dari asam klorida, asam sulfat, sampai asam
nitrat. Yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi adalah konsentrasi ion H+,
bukan jenis asamnya. Meskipun demikian, di dalam industri umumnya dipakai asam
klorida. Hidrolisis pada tekanan 1 atm memerlukan asam yang jauh lebih pekat
(Lubis, 2012: 63).
Ada
beberapa faktor yag mempengaruhi enzim yaitu, pengaruh suhu dimana suhu optimum
untuk dapat mengurangi aktivitas enzim sedangkan diatas suhu optimum maka dapat
menyebabksan denaturasi pada enzim dan mematikan kerja enzim. Pengaruh pH optimum
yang khas. pH akan mengalami denaturasi jika pH jauh di atas pH optimum.
Konsentrasi enzim pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi
enzim akan meningkatkan kecepatan kerja reaksi enzim. Dengan kata lain
konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerja enzim. Konsentrasi substrat
pada konsentrasi enzim tetap, peningkatan konsentrasi substrat akan menaikkan
kecepatan reaksi enzimatis sampai mencapai kecepatan maksimum (Sutresna, 2007).
Enzim
dibagi dalam enam golongan besar oleh Commision on Enzymes of the International
Union of Biochemistry. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana
enzim memegang peranan Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa
istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim,
dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein,
sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non
protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada
kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan
yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein
sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun
koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada
substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim
(Poedjiadi, 2006)
daftar pustaka
Anggarwulan, Endang, Solichatun,
Widya Mudyantini. 2008. Karakter Fisiologi Kimpul (Xanthosoma
sagittifolium (L.) Schott) pada Variasi Naungan dan Ketersediaan Air. Jurnal Biodiversitas, Vol. 9
(4): 264-268.
Setiawan, dkk. 2012. Pengaruh Cekaman Kekeringan
Terhadap Akumulasi Prolin
Tanaman Nilam (Pogostemon cablin
Benth.). Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 15 (2): 85 – 99.
Wandana, Santri, Chairani Hanum ,
Rosita Sipayung. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar Dengan
Pemberian Pupuk Kalium Dan Triakontanol. Jurnal Online Agroteknologi, Vol. 1 (1):
200-211.
Anja,
M. 2009. Isolasi Bakteri Selulolitik dan Karakterisasi Enzimnya. Jurnal Makara Sains, 13(1): 1-6.
Junica,
F. 2012. Aktifitas Enzim Nitrat Reduktase Kedelai Kultivar Burangrang Akibat
Variasi Kadar Air Tanah Pada Awal Pengisian Polong. Journal of Life Science, 1(1): 1-9.
Lakitan,
B. 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lubis, M. 2012. Hidrolisis Pati Sukun
dengan Katalisator H2SO4 untuk Pembuatan Perekat. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan, Vol 9 (2): 62-67.
Sukandar, U, dkk. 2011. Sakarifikasi
Pati Ubi Kayu Menggunakan Amilase Aspergilus Niger Itb CCL74. Jurnal Teknik
Kimia Indonesia, Vol 10 (1): 1-8.
Trismilah, dkk. 2014. Isolasi dan
Karakterisasi Protease Serupa Tripsin (PST) dari Lactobacillus plantarum FNCC
0270. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia,
Vol 12 (1): 57-66.
Poedjiadi,
A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Sutresna,
Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2007.
jurnal pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi.pdf
buku . dasar teori . laporan praktikum
0 Response to "Dasar Teori laporan praktikum pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi "
Post a Comment