ALGAE
ABSTRAK
Pada
praktikum yang berjudul “Algae” dilaksanakan pada bulan November 2014..Praktikum ini
bertujuan untuk mengamati serta mengklasifikasi algae. Metode yang digunakan
dalam praktikum ini adalah sampel makroalga diamati secara langsung pada
preparat dan untuk melihat anatomi sampel makroalga diamati melalui mikroskop.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa algae merupakan tumbuhan tingkat rendah yang
tidak memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Reproduksi terjadi secara
fragmentasi, zoospora.
Kata Kunci: Algae, fragmentasi,
dan zoospore.
I.
Tujuan:
Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati beberapa spesies algae dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan morfologi serta fisiologisnya.
II.
Lokasi:
Adapun lokasi pengambilan sampel yang kami ambil di Brayeun tepatnya daerah kawasan kecamatan
Leupung dan memiilki jenis keanekaragaman tumbuhan dan di kecamatan Leupung,
kabupaten Aceh Besar, propinsi Aceh.
III.
Pendahuluan
Alga dapat ditemukan diseluruh massa air mulai dari
permukaan sampai pada kedalaman, dimana intensitas cahaya matahari masih
memungkinkan untuk digunakan dalam proses fotosintesis (zona eufotik). Hasil
fotosintesis alga merupakan mata rantai yang sangat penting bagi zooplankton
(Hardiansyah, dkk, 2010: 79).
Biakan murni Chlorella sp. yang digunakan diperoleh dari koleksi kultur mikroalga Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Biakan tersebut merupakan hasil isolasi Chlorella sp. yang diperoleh dari perairan Teluk Jakarta, ditumbuhkan dalam air laut steril yang diperkaya dengan medium F/2 dalam gelas erlenmeyer volume 100 ml, pada salinitas media 28 psu (Santoso, dkk, 2011: 65).
Ordo
Centrales dan Ordo Pennales. Ordo Centrales memiliki sel berbentuk sirkular, tidak
memiliki rafe dan striae, fungsinya digantikan oleh punctae, beberapa jenis
membentuk koloni sederhana. Bentuk hidup planktonik atau peripitik di dalam
perairan tawar atau laut. Contoh spesiesnya adalah Coscinodiscus sp. dan
Cyclotella sp. Ordo Pennales memiliki bentuk sel yang bervariasi mulai dari bentuk
tongkat, sigmoid dan bentuk sabit (Widiana, dkk, 2011: 156).
IV.
Ciri-ciri
Bentuk
hidupnya juga bervariasi, mulai dari bentuk yang uniseluler, berkoloni,
berfilamen, berbentuk lembaran ataupun berupa tabung. Organisasi talus algae
multiseluler dibedakan 5 tipe, koloni senobium (tersusun dari beberapa sel
dengan jumlah tertentu dan ukurannya tetap untuk setiap jenis), koloni agregat
(tersusun dari beberapa sel dengan jumlah dan ukurannya tidak tetap untuk
setiap jenis) dengan tipe palmeloid, koloni dendroid, dan koloni rhizopodial,
filamen, sifoneus (talus banyak inti tetapi tidak terbagi-bagi menjadi
sel-sel), parenkimateus.
Susunan
sel pada algae prokariotik invaginasi membran belum sempurna, karenanya tidak
dilengkapi organela, sedangkan susunan sel pada algae eukariotik dilindungi
dinding sel yang tersusun oleh polisakarida. Dinding sel algae terdiri dari dua
komponen, fibriler dan non-fibriler. Plastida dengan tipe kloroplas dengan
klorofil merupakan pigmen terbanyak seperti karotenoid (karoten dan xantofil)
dan fukosianin (xantofil).
V.
Habitat
Alga
adalah organisme holoplankton yang hidup bebas terapung dalam air dan selama
hidupnya merupakan plankton (Odum, 1981). Alga (ganggang) memiliki pigmen hijau
daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu
juga memiliki pigmen-pigmen tambahan lain yang dominan. Dalam perairan alga
merupakan penyusun fitoplankton yang hidup melayang-layang di dalam air, tetapi
juga dapat hidup melekat di dasar perairan.
Salah
satu kelompok alga yang hidup di air adalah alga epilitik. Alga epilitik
merupakan bagian dari kelompok mikroalga perifitik yang hidupnya melekat pada
berbagai substrat, seperti batu, karang, kerikil dan benda keras lainnya. Alga
epilitik di dalam badan perairan berfungsi sebagai produsen. Selain itu,
keberadaannya di dalam perairan juga dapat berfungsi sebagai indikator biologis
untuk kualitas air. Berbagai jenis alga epilitik dapat memperlihatkan kemampuan
yang berbeda dalam menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh.
Dari delapan devisi alga, yang umum ditemukan sebagai alga epilitik adalah
Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta dan Euglenophyta. Alga hijau ditemui hidup
dalam perairan dengan berbagai ragam kondisi, mulai dari perairan tawar sampai
perairan laut.
VI.
Klasifikasi
Pengklasifikasian
Algae berdasarkan pada pigmen yang dominan, komponen penyusun dinding sel,
jumlah dan posisi flagela, sifat fisik dan kimia dinding sel, serta bentuk
makanan cadangan. Algae dikelompokkan dalam tujuh divisio, Euglenophyta,
Pyrrophyta, Bacillariophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, Chrysophyta, Phaeophyta,
dan Rhodophyta. Chlorophyta, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang
multiseluler. Dinding sel Chlorophyta tersusun atas bahan selulosa. Chlorophyta
mempunyai pigmen klorofil dan karotenoid. Chlorophyta mempunyai pirenoid dan
stigma. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan hasil fotosintesis berupa amilum.
Stigma berguna untuk menuntun Algae ke arah cahaya agar bisa melakukan fotosintesis.
Tubuhnya berwarna hijau. Habitatnya sebagian besar di air tawar. Beberapa di
antaranya hidup di air laut. Reproduksi seksualnya dengan cara konjugasi.
Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner, fragmentasi filamen, dan
pembentukan zoospora. Contohnya, Chlorella
sp.
Euglenophyta
merupakan organisme uniseluler yang memperlihatkan ciri seperti tumbuhan
sekaligus seperti hewan. Euglenophyta dianggap mirip tumbuhan karena mempunyai
klorofil a dan klorofikl b sehingga dapat berfotosintesis. Selain klorofil a
dan klorofil b, Euglenophyta juga mempunyai karotenoid dan xantofil. Hasil
fotosintesis disimpan dalam bentuk makanan cadangan paramilon. Paramilon
disimpan dalam pirenoid. Euglenophyta dikatakan mirip hewan karena selnya tidak
mempunyai dinding, tetapi dibungkus oleh protein yang disebut pelikel.
Euglenophyta dapat bergerak bebas menggunakan flagela. Flagelanya sebanyak 1–3
buah. Organisme ini mempunyai bintik mata yang berfungsi sebagai detektor
cahaya. Detektor ini membantu Euglenophyta agar dapat bergerak menuju arah
cahaya yang intensitasnya sesuai. Habitat Euglenophyta di dalam tanah, air
tawar, dan tempat-tempat yang lembap. Contoh Euglenophyta adalah Euglena sp. Pyrrophyta,
sering disebut juga Dinoflagellata karena memiliki dua buah flagela. Sebagian
besar anggotanya bersifat uniseluler dan memiliki pigmen klorofil a dan c,
karotenoid, serta xantofil. Dinding selnya berupa lempengan selulosa berbentuk
poligonal, mempunyai pigmen klorofil, karotenoid, dan xantofil. Tubuh Algae api
berwarna cokelat. Reproduksi aseksual Pyrrophyta dilakukan dengan cara membelah
diri. Sebagian besar Pyrrophyta hidup di laut dan sebagian kecil di air tawar.
Phaeophyta
merupakan organisme multiseluler yang menyerupai tumbuhan karena mempunyai
bagian tubuh yang bentuknya mirip akar, batang, dan daun. Warnanya kecokelatan
karena mempunyai pigmen fukosantin. Sebagian besar anggota Phaeophyta hidup di
dasar perairan dan talusnya terapung di perairan. Beberapa anggota Phaeophyta
seperti Sargassumdan Nereocystismemiliki gelembung udara yang berfungsi
menyimpan gas nitrogen dan digunakan untuk mengapung. Reproduksi seksualnya
dengan cara peleburan selkelamin. Adapun reproduksi aseksualnya dengan cara
pembentukan zoospora, contoh Laminaria.
Rhodophyta
merupakan organisme multiseluler, bentuk tubuhnya seperti rumput, serta
mengandung pigmen klorofil, karotenoid, dan fikobilin (tersusun dari
fikoeritrin dan fikosianin). Fikoeritrin merupakan pigmen yang dominan yang
tubuhnya berwarna merah. Rhodophyta disebut juga red Algae (Algae merah).
Habitat Rhodophyta di air laut dan reproduksi seksualnya dengan cara peleburan
sel kelamin. Contoh Rhodophyta adalah Gelidium dan Eucheuma, sering digunakan
sebagai bahan pembuat agar-agar.
Chrysophyta
merupakan organisme uniseluler atau multiseluler yang mempunyai pigmen
klorofil, karotenoid, dan xantofil. Oleh karena tubuhnya yang berwarna cokelat
keemasan, Chrysophyta disebut juga golden brown Algae(Algae cokelat keemasan).
Habitatnya di air tawar dan air laut. Chrysophyta banyak terdapat di perairan
laut. Contoh Chrysophyta yaitu Ochromonas (uniseluler) dan Synura (berbentuk
koloni). Bacillariophyta merupakan organisme uniseluler, mempunyai
dinding sel dari bahan silikat hidrat, mengandung pigmen klorofil, karotenoid,
dan xantofil. Dinding selnya tersusun atas dua belahan, kotak (hipoteka) dan
tutup (epiteka). Habitatnya di air tawar dan air laut. Contoh Bacillariophyta
adalah Navicula. Cyanophyta, merupakan tumbuhan dengan tipe sel prokariotik
berbentuk uniseluler atau multiseluler. Divisi ini memiliki pigmen klorofil,
karotenoid, dan pigmen fikobilin, klorofil tidak terdapat pada kloroplas tapi
tersebar di protoplasma dan bersifat autotroph karena pigmen klorofil. Tumbuhan
ini terbungkus dalam peptidoglikan yang dikelilingi selubung berlendir.
Pengikatan nitrogen dilakukan oleh heterosista dan cadangan makanan dinamakan
akinet.
VII.
Manfaat
Bermacam manfaat dari
algae diantaranya, Phaeophyta merupakan sumber mineral dan vitamin untuk
agar-agar, salad rumput laut maupun agarose. Ganggang coklat besar (kelp)
mengandung kalium tinggi dan nitrogen berfungsi untuk makanan hewan. Diatome
merupakan bahan dinamit dan industri kaca, dapat juga digunakan sebagai bahan
penyaringan dan menyerap bunyi.
Chlorophyta juga
membentuk cadangan makanan berupa tepung, yaitu amylose dan amilopektin. Divisio
ini juga dapat melakukan fiksasi karbon. Dinoflagellata dapat menjadi
stabilisator pada pembuatan es krim dan juga sebagai media agar untuk
perbanyakan bakteri.
VIII. Metode
Jelajah
Penelitian dilakukan pada hari
Minggu bertepatan pada bulan Oktober 2015. Pengambilan
sampel Makro Alga dilakukan secara langsung di kecamatan Leupung. Identifikasi sampel dilakukan di laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Syiah Kuala, Banda Aceh.
Dalam
melakukan penelitian diperlukan beberapa alat diantaranya, kamera, rol, kertas
ukur, buku tulis, dan pensil. Hal tersebut berguna untuk mempermudah dalam
melakukan observasi. Disedikan alat terlebih dahulu dan dikunjungi beberapa
tempat yang menjadi tempat hidupnya alga. Perairan yang dangkal merupakan
tempat hidupnya alga, diamati dan difoto algae yang didapatkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Divisio Chlorophyta
Nama
algae :
2.
Divisio Chlorophyta
Berdasar gambar, algae tersebut termasuk ke Divisio Chlorophyta dengan
penamaan Spirogyra sp. Spirogyra
berbentuk filamen silindris, hidup di kolam, sawah, perairan yang airnya
tenang. Reproduksi vegetative dengan cara fragmentasi dan generative dengan
cara konjugasi.
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Familia : Zygnemataceae
Genus
: Spirogyra
Spesies
: Spirogyra sp.
|
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pada bulan Oktober 2015, penelitian dilakukan secara langsung
pada hari minggu di kecamatan leupung dan Hutan kota pada hari Minggu bulan Oktober 2015, mengenai tentang Alga. Algae
merupakan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh tidak berdiferensiasi membentuk
daun, akar, dan batang. Alga merupakan
sekumpulan organisme yang bersifat autotrof dan tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata apabila dibandingkan dengan organisme lainnya. Alga
terbagi menjadi beberapa kelas, Cyanophyta (alga biru), Chlorophyta (alga
hijau), Chrysophyta (alga keemasan),
Phaeophyta (alga coklat/ perang), Rhodophyta (alga merah), Pyrrophyta (alga api),
Euglenophyta.
Habitat dari alga di
air tawar, laut, dan sebagian hidup sebagai plankton. Manfaat dari hewan ini
sebagai fiksasi karbon, media agar, produk makanan (eskrim, salad). Reproduksi
alga terjadi secara vegetative dan generatif pada masing-masing tumbuhan
berbeda-beda tipe reproduksinya. Reproduksi vegetative adalah fragmentasi
(terputusnya talus berbentuk benang menjadi beberapa bagian yang akan tumbuh
menjadi individu baru) dan pembentukan spora meliputi zoospore, aplanospora,
dan auxospora.
Dari hasil penelitian
didapatkan dua sampel makroalga dengan pengamatan secara langsung dan tidak
langsung.
Daftar
Pustaka
Hardiansyah, al et. 2010. Keanekaragaman Dan
Kemelimpahan Alga Mikroskopis Pada Daerah Persawahan Di Desa Sungai Lumbah
Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Jurnal
Wahana-Bio, Vol. 3: 72-91.
Santoso, Arif Dwi,. dkk. 2011. Mikro Alga Untuk
Penyerapan Emisi co2 Dan Pengolahan Limbah Cair Di Lokasi Industri. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
Vol. 3 (2): 62-70.
Widiana, Rina,. al et. 2011. Jenis-Jenis Alga Epilitik Pada Sumber
Air Panas Dan Alirannya Di Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. Jurnal Saintek, Vol, 3 (2): 155-164.
0 Response to "laporan praktikum akhir tentang alga lengkap"
Post a Comment