Dasar teori laporan Sel darah merah pada berbagai Konsentrasi Garam praktikum fisiologi hewan lengkap
Penurunan
kadar hematrokit diduga karena menurunya jumlah eritrosit dalam darah dan akan
diikuti oleh penurunan kadar hematrokit. Hematrokit merupakan perbandingan
antara volume sel darah dan plasma darah (Lusi, 2013, p. 67).
Darah
adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan
dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa
Yunani haima yang berarti darah (Irianto, 2008, p. 58).
Sel
darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan
sel pada manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang
membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein
intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki organel sel, misalnya
mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia, seperti sebagian
sel darah merah pada hewan, tidak berinti. Namun, sel darah merah tidak inert
secara metabolis (Anderson, 2008,p. 216).
Eritrosit atau sel darah merah
merupakan salah satu penyusun darah selain dari plasma darah. Sitoplasma pada
sel darah mengandung hemoglobin yang tidak berinti kemudian plasma darah
mengandung protein plasma, sari makanan, berbagai ion seperti natrium, kalium,
klor, kalsium, sulfat dan senyawa bikarbonat (Wiastuti, 2008, p. 35).
Sel darah merah atau eritrosit
merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Bentuknya bikonkaf dan warnanya
kekuningan. Warna merah yang dimilikinya berasal dari hemoglobin (Ferita, 2008,
p. 50).
Sel darah memiliki bentuk umum
menyerupai cakram dengan tengah yang cekung. Efek pencahayaan menebabkan
beberapa sel darah merah terlihat terang pada bagian tengahnya seperti donat.
Pada beberapa sel, bagian tengahnya (yang terang) terlihat sangat luas dan
melingkupi sebagian besar sel, bahkan terlihat pecah (Frandson, 2006 : 103).
Darah terdiri atas bagian cair (plasma)
dan bahan-bahan intraselular. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan
bebas bergerak dalam cairan intraselular. Beberapa sel darah, seperti lekosit
dapat berpindah melalui pembuluh darah untuk melawan infeksi. Total sirkulasi
volume darah diperkirakan sekitar 5-8% dari total bobot badan dan angka ini
bervariasi menurut umur, spesies, berat tubuh, aktivitas, status kesehatan, status
gizi dan kondisi fisiologis (Hurter, 2006: 124).
Darah adalah jaringan hidup yang
bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena
dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan
vintamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah manusia terdiri atas plasma darah,
globules lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas
(oksigen, nitrogen dan karbon dioksida) (Libby, 2010: 1425).
Sel darah merah yang matang sangat mudah
dikenali disebabkan oleh morfologinya yang unik. Pada keadaan normal, bentuk
sel darah merah adalah dwicekung dengan diameter purata 8µm, ketebalan 2 µm dan
volumenya sekitar 90 Fl. Ia tidak mempunyai nucleus atau mitokondria dan 33 %
dari pada kandungannya terdiri dari protein tunggal yaitu hemoglobin (Guyton,
2009 : 339).
Sel darah putih (lekosit) rupanya bening
dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah
sel darah putih lebih sedikit. Diameter lekosit sekitar 10µm. Batas normal
jumlah lekosit berkisar 4.000-10.000/
darah. Lekosit dalam tubuh berfungsi
untuk mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing (forereign agents)
termasuk kuman-kuman penyebab penyakit infeksi (Schmidt, 2007: 457).
Darah
merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
plasma.Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit (Suryani, 2013:
103).
LED
adalah kecepatan pengendapan eritrosit dari suatu sampel darah yang diperiksa
dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm per jam. LED menggambarkan
komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dan plasma. Darah dengan antikoagulan
yang dimasukkan dalam tabung berlumen kecil dan diletakkan tegak lurus akan
menunjukkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan yang disebut dengan LED.
Nilainya pada keadaan normal relative lebih kecil karena pengendapan eritrosit
disebabkan karena gravitasi diimbangi oleh tekanan keatas (Santi, 2014: 145).
Perdarahan
yang terjadi pada trombositopenia dapat diterapi dengan transfusi trombosit,
dan respon jumlah trombosit pada trombositopenik terhadap flebotomi mempunyai
implikasi terapetik. Jumlah trombosit akan meningkat secara dramatis dalam
beberapa jam setelah flebotomi, terutama bila hematokrit diatas 65%. Mekanisme
yang mendasari peningkatan tersebut masih belum dketahui, namun diduga
pelepasan trombosit dari reservoir merupakan respon terhadap stimulus
pertumbuhan hematopoetik sitokin (hematopoietic cytokine growth stimulus)
(Puspitasari, 2010: 46).
Darah tersusun atas plasma darah dan sel darah. Sel darah mencakup
eritrosit, leukosit, dan trombosit. Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan
berbagai zat terlarut/ tersuspensi di dalamnya (Isnaeni, 2006: 174).
Eritrosit atau sel
darah merah merupakan salah satu penyusun darah selain dari plasma darah.
Sitoplasma pada sel darah mengandung hemoglobin yang tidak berinti kemudian
plasma darah mengandung protein plasma, sari makanan, berbagai ion seperti natrium,
kalium, klor, kalsium, sulfat dan senyawa bikarbonat (Wiastuti, 2004: 35).
Sel darah merah atau eritrosit merupakan bagian utama dari
sel-sel darah. Bentuknya bikonkaf dan warnanya kekuningan. Warna merah yang
dimilikinya berasal dari hemoglobin (Ferita, 2008: 50).
Hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan dampak pada morbiditas dan
mortalitas. Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia yang berjuang
untuk menurunkan penyakit kardiovaskuler, penyebab kematian utama di dunia.
Jumlah populasi penderita hipertensi mengalami peningkatan di negara
berkembang, termasuk di negara – negara
asia, salah satunya di Indonesia (Ridjab, 2007).
Pengertian
tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh
manusia (Dorland, 1998). Tekanan darah termasuk salah satu parameter vital
diantara tanda - tanda vital tubuh, yaitu denyut nadi, pernafasan, suhu tubuh,
tinggi, dan berat badan (Ting & Feng, 2012).
Darah merupakan
sistem transpor yang berfungsi antara lain membawa zat
makanan dari saluran pencernaan menuju jaringan, membawa produk akhir
metabolisme dari sel ke organ ekskresi, serta membawa oksigen
dari paru-paru ke jaringan yang mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit, sebagai alat
pertahanan mikro organisme yang masuk ke dalam tubuh (Handayani, 2013:
39-46).
Hematology berasal dari bahasa Romawi hemat yang berarti darah
yang
berarti darah dan ology yang berarti belajar atau
mempelajari. Hematology adalah
ilmu yang mempelajari aspek anatomi ,
fisiologi dan patologi darah. Komponen darah terdiri plasma dan unsur-unsur
pembentuk darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit (Nurcholis,
2013: 45).
Eritrosit
memiliki bentuk seperti cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua isinya
sehingga apabila dilihat dari samping akan tampak seperti dua buah bulan sabit
yang saling bertolak belakang. Struktur eritrosit terdiri dari pembungkus luar
atau shoma dan masa hemoglobin. Fungsi utama eritrosit adalah untuk membawa gas CO2 dan O2
dan secara garis besar rasio luas permukaannya bergantung pada faktor pertukaran
oksigen dan karbondioksida (Pearce, 2009: 67).
Daftar Pustaka
Anderson,
Paul D. (2008). Anatomi & Fisiologi
Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Irianto,
Kus . (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh
Manusia untuk Paramedis . Jakarta : Yrama Widya.
Lusi,
D. (2013). Ketahanan Nonspesifik Ikan Mas (Cyprinus
carpio) yang direndam Ekstrak Dan Jejujuru (Acanthus Ilicifolius) terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Journal Of Aquaculture Management and Technology. 2(4): 63-71).
Ferita
. I. (2008). Pengaruh Pemberian Kadar Garam Terhadap Bentuk Sel Darah Merah
Mencit. Jurnal Pengetahuan Alam,
2(2): 50-54.
Widiastusi. L.
(2008). Pengaruh Intensitas Air Pada Keadaan Hemoglobin. Jurnal Sains, Vol 11(2): 35-42.
Frandson,
k. 2006. Blood cells that resemble discs, the lighting effect of red blood
cells. Journal of hermatology. 12(3): 103-122.
Hurter
mc. 2006. Checking Blood Cholinesterase With Tintometer, Ditjen PPM & PLP. Journal of medical science
california. 5(12): 124-398.
Libby
P. 2010. The pathogenesis of atherosclerosis. In : harrions principles of
internal medicine. Journal of medicine graw hill. 1425-1429.
Guyton,
Artthur C. 2009. Mature Red Blood Cells By Recognizable Morphology. Journal of clinical Practice New York.
7(339-366)
Schmidt,
nielson. K. 2007. Animal physiology : adaptation and environment. Journal of Cambridge university. 5(1):
457-532.
Puspitasari, F, dkk. 2010. Hyperviscoucity
In Cyanotic Congenital Heart Disease. Jurnal
Kardiologi Indonesia,
Vol. 31 (1): 41-47.
Santi, N, dkk. 2014. Perbedaan
Hasil Pemeriksaan Laju Endap Darah Dengan Anti Koagulant Edta Terhadap Variasi
Suhu 16˚c, 20˚c Dan 27˚c Metode Westergren. Jurnal
Klinika Laboratory, Vol. 1
(2): 144-151.
Suryani, E, dkk. 2013.
Identifikasi Penyakit Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)
Menggunakan ‘Fuzzy Rule Based
System’ Berdasarkan Morfologi Sel Darah Putih. Jurnal Sains, Vol. 1 (1): 102-108.
Ferita . I. 2008. Pengaruh
Pemberian Kadar Garam Terhadap Bentuk Sel Darah Merah Mencit. Jurnal
Pengetahuan Alam, Vol 2(2): 50-54.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi
Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Widiastusi. L. 2004. Pengaruh Intensitas Air Pada Keadaan Hemoglobin. Jurnal Sains, Vol 11(2): 35-42.
Handayani, L.,
Irianti, N dan Yuwono, E. Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lemuru terhadap Kadar
Eritrosit dan Trombosit pada Ayam Kampung. Jurnal
Ilmiah Peternakan 1(1) : 39-46.
Ting.
S. W. & Feng. C. F. 2012. Chinese Medicine Shenfu Injection for Heart
Failure: A Systematic Review and Meta-Analysis. Journal of Evidence. Vol. 25.
Ridjab.
A.D. 2007. Modifikasi Gaya Hidup dan Tekanan Darah. Journal hypertension, Vol. 57 : 159 -163
Nurcholis, A., Aziz, M. dan Muftuch. 2013. Ekstrasi
Fitur Roudness untuk Menghitung Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal EECIS 7(1).
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
jurnal Sel darah merah pada berbagai Konsentrasi Garam.pdf buku
0 Response to "Dasar teori laporan Sel darah merah pada berbagai Konsentrasi Garam praktikum fisiologi hewan lengkap "
Post a Comment