ads

DASAR TEORI LAPORAN FOTOTROPISME FISIOLOGI TUMBUHAN LENGKAP

DASAR TEORI LAPORAN FOTOTROPISME FISIOLOGI TUMBUHAN LENGKAP

Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan eksternal. Rangsangan yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat diketahui. Jika geraknya mendekati sumber rangsang disebut tropi positif, dan kalau menjauhi disbut tropi negatif (Prawirohartono, 2005: 17).

            Tropisme dapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme disebabkan oleh cahaya; geotropisme dengan rangsangan gaya tarik bumi; thigmo tropisme dengan rangsangan berupa sentuhan; chemotropisme dengan rangsangan yang berupa zat kimia dan lain-lain (Heddy, 2006: 78).
           
Tropisme dapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme disebabkan oleh cahaya; geotropisme dengan rangsangan gaya tarik bumi; thigmo tropisme dengan rangsangan berupa sentuhan; chemotropisme dengan rangsangan yang berupa zat kimia dan lain-lain (Hena, 2008: 89).
Pergerakan tanaman dilakukan oleh sebagian organ-organnya atau seluruh organ tumbuhan. Pergerakan ini dipengaruhi oleh factor rangsangan dari luar seperti cahaya, sentuhan, dan gravitasi bumi juga dari dalam bagian tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel. Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan  karena rangsangan cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju kea rah cahaya disebut fototropisme positif (Nomicki, 2008: 455).

Gerak pada tumbuhan, tumbuhan merespon terhadap rangsangan seperti cahay, gaya tarik bumi, air, dan sentuhan. Tanggapan oleh tumbuhan terhadap rangsang disebut tropisme. Respon pucuk tumbuhan ke arah cahaya disebut fototropisme. Gerak tropi adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan dengan tanggapan dipengaruhi arah rangsangan. Gerak tropi ang disebabkan karena rangsangan sentuhan, melilitnya sulur tanaman labu. Gerakan pecahnya buah polong-polongan terjadi karena perubahan kadar air (Nurmuani, 2008: 3).
Fungsi utama auksin adala mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar; perkembangan buah; dominansi apical; fototropisme dan geotropism. Fungsi auksin yang paling karakteristik adalah meningkatkan pembesaran sel (Kusumah, 2012: 560).
Sesuatu zat yang berperan dalam hubungannya dengan fototropisme disebut auksin. Auksin merupakan senyawa dengan ciri-ciri mempunyai kemampuan dalm mendukung terjadinya perpanjangan sel.  (Agus, 2004 : 24).
Pertumbuhan tunas mendekati cahaya disebut fototropisme positif (pertumbuhan menjauhi cahaya disebut fototropisme negatif). Fototropisme merupakan tenaga atau sumber untuk fotosintesis. (Campbell, 2004 : 110).
Gerak merupakan salah satu ciri yang dimiliki oleh mahluk hidup.Tumbuhanjuga melakukan gerak seperti halnya hewan dan manusia yang bertujuan untuk merespon atau menanggapi rangsang yang mempengaruhi kehidupannya (Widiastusi, 2004 :42).
Pergerakan tumbuhan merupakan suatu respon terhadap rangsangan tertentu yang terarah atau dari arah tertentu. Tumbuhan dapat menerima rangsangan berupa panas, zat kimia, cahaya, sentuhan, dan gravitasi. Sedangkan respon yang diberikan tumbuhan itu dapat berupa perubahan metabolisme dan perubahan bentuk dan struktur (Ferita, 2008 :54).
            Fototropisme yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang cahaya disebut juga gerak heliotropisme. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas (Salysburi, 2004:100)
Fungsi auksin antara lain mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apikal, fototropisme dan geotropisme. Auksin merangsang sel sel meristem apikal batang dan pucuk batang (Siregar, 2015: 4).
Gerak Pada Tumbuhan, tumbuhan merespon terhadap rangsang seperti cahaya, gaya tarik bumi, air dan sentuhan. Tanggapan oleh tumbuhan terhadap rangsang disebut tropisme. Respon pucuk tumbuhan ke arah cahaya disebut fototropisme. Gerak tropi adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan dengan tanggapan dipengaruhi arah rangsangan (Nurmu’ani, 2013: 3).
Pembengkokan epikotil dan pangkal batang- akar banyak terjadi pada benih sehingga banyak menyebabkan semai tidak vigor dikarena pada posisi tersebut terjadi hambatan yang besar untuk semai kembali ke arah pertumbuhan yang sebenarnya. Sedangkan pada benih berposisi telungkup dan mikrofil di bawah tidak terjadi hambatan pertumbuhan radikel ke arah geotropisme dan epikotil beserta daun biji maupun hipokotil ke arah fototropisme ( Santoso, 2007: 9).

DAFTAR PUSTAKA 

Hena. 2008.  Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.

Heddy, Suwasono. 2006. Hormon tumbuhan. Jakarta: CV Rajawali.

Prawirohartono, S. dkk. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kusumah, Y. S. A., Karno & Sutarno. 2012. Perbanyakan Vegetatif Cara Stek Desmodium cinereum dan Hibiscus rosasinensis L. Dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami dan Auksin Sintesis. Animal Agriculture Journal. Vol 1(1): 557-565.

Nowicki, Stephen. 2008. Biology. Arizona: McDougal Littell.

Nurmuani. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Number Head Together Di SMP Negeri 21 Surabaya. E-jurnal dinas Pendidikan Kota Surabaya. Vol 4(2): 1-8
Ferita . I. 2008. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Bibit Gambir.             Jurnal Pengetahuan Alam, Vol 2(2): 50-54.

Salysburi. F. 2004. Fisiologi Tanaman.  Bandung: ITB.
Widiastusi. L. 2004. Pengaruh Intesitas Cahayadan Kadar Daminosida Terhadap   Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot. Jurnal Ilmu        Pertanian, Vol 11(2): 35-42.
Nuru’ani, 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Pembelajaran Kooperatif Number Head Together Di Smp Negeri 21 Surabaya. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Vol 4 (1): 1-8.

Santoso, B, dkk. 2007. Tinjauan Agro-Morfologi Perkecambahan Biji Jarak Pagar   (Jatropha curcas L.) . Jurnal Biodiversitas, Vol 2 (1): 7-12.

Siregar, A, dkk. 2015. Pertumbuhan Bibit Gaharu (Aquilaria Malaccencis) Dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Asal Bawang Merah. Jurnal Faperta, Vol 2 (1): 1-10.
Kusumah, Y. S. A., Karno & Sutarno. 2012. Perbanyakan Vegetatif Cara Stek Desmodium cinereum dan Hibiscus rosasinensis L. Dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Alami dan Auksin Sintesis. Animal Agriculture Journal. Vol 1(1): 557-565.

JURNAL JOURNAL BUKU EBOOK

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "DASAR TEORI LAPORAN FOTOTROPISME FISIOLOGI TUMBUHAN LENGKAP"