Pengaruh
Kadar Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
Influence Levels of The Enzyme
Reaction Speed
Rizal Sunanda
Rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Telah
dilakukan praktikum yang berjudul “Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Kecepatan
Reaksi” pada tanggal 15 Maret 2017. Tujuan dari praktikum ini adalah setelah melakukan
praktikum, diharapkan praktikan mampu untuk mengamati pengaruh kadar enzim
terhadap kecepatan reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa. Alat dan bahan
yang digunakan yakni penumbuk mortal, gelas ukur tabung reaksi, centrifugar,
kecambah kacang hijau yang baru tumbuh, larutan amilum, larutan JKJ dan
aquadest. Enzim adalah katalis hayati
yang berfungsi mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi. Kadar/konsentrasi
enzim berpengaruh terhadap kecepatan/laju reaksi pengubahan amilum menjadi
glukosa. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, dan pH. Semakin tinggi kadar
enzim, maka semakin cepat laju reaksi. Enzim yang digunakan untuk merubah
amilum menjadi glukosa adalah amilase yang didapat dari supernatan kecambah
kacang hijau yang baru tumbuh.
Kata Kunci : Enzim, Kacang Hijau, Amilase,
Konsentrasi.
Abstract
Has done lab work entitled "Enzyme Levels Effect Against Reaction Speed" on March 15, 2017.
The purpose of this lab is after doing lab work, expected to be able to observe the effect of enzyme
concentration on reaction speed converting starch into glucose. Tools and materials used namely pounder
mortal, measuring glass test tubes, centrifugar, mung bean sprouts new growth, the starch solution,
a solution JKJ and distilled water. Enzymes are biological catalysts that serves to accelerate the reaction
but did not participate react. Levels / enzyme concentration affect the speed / reaction rate conversion
starch into glucose. The enzyme activity is influenced by several factors, including enzyme concentration,
substrate concentration, temperature, and pH. The higher levels of the enzyme, the faster the rate of
reaction. Enzymes used to convert starch into glucose amylase is obtained from the supernatant of mung
bean sprouts new growth.
Keywords: Enzyme, Green Peas, Amylase, Concentration
Pendahuluan
Ada
beberapa faktor yag mempengaruhi enzim yaitu, pengaruh suhu dimana suhu optimum
untuk dapat mengurangi aktivitas enzim sedangkan diatas suhu optimum maka dapat
menyebabksan denaturasi pada enzim dan mematikan kerja enzim. Pengaruh pH optimum
yang khas. pH akan mengalami denaturasi jika pH jauh di atas pH optimum.
Konsentrasi enzim pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi
enzim akan meningkatkan kecepatan kerja reaksi enzim. Dengan kata lain
konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kerja enzim. Konsentrasi substrat
pada konsentrasi enzim tetap, peningkatan konsentrasi substrat akan menaikkan
kecepatan reaksi enzimatis sampai mencapai kecepatan maksimum (Sutresna, 2007).
Enzim
dibagi dalam enam golongan besar oleh Commision on Enzymes of the International
Union of Biochemistry. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana
enzim memegang peranan Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa
istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim,
dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein,
sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non
protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada
kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan
yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein
sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun
koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada
substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim
(Poedjiadi, 2006)
Aktifitas
enzim merupakan faktor pembatas proses asimiliasi mitrat yang berperan penting
dalam pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Makin besar aktifitas enzim, makin
cepat laju reaksi, makin banyak pula produk yang dibentuk. Sehingga, apabila
terjadi kenaikan pada aktifitas mitrat reduktase, maka produk yang dihasilkan
juga akan naik seiring sengan kenaikan laju reaksinya (Junica, 2012, p. 8).
Kenaikan
persen volume ekstrak enzim dapat mengakibatkan kenaikan jumlah glukosa yang
terkonversi. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kemungkinan kontak antara pati
dengan enzim yang semakin besar seiring dengan kenaikan konsentrasi pati. Kenyataan
ini sesuai dengan ketentuan umum yang menyatakan bahwa peningkatan kecepatan
suatu reaksi enzimatik sebanding dengan peningkatan konsentrasi enzim yang
mengkatalisis reaksi tersebut
(Sukandar, 2011, p.7).
Hampir semua reaksi hidrolisis
memerlukan katalisator untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalisator yang
dipakai dapat berupa enzim atau asam. Asam yang dipakai beraneka ragam mulai
dari asam klorida, asam sulfat, sampai asam nitrat. Yang berpengaruh terhadap
kecepatan reaksi adalah konsentrasi ion H+, bukan jenis asamnya. Meskipun
demikian, di dalam industri umumnya dipakai asam klorida. Hidrolisis pada
tekanan 1 atm memerlukan asam yang jauh lebih pekat (Lubis, 2012: 63).
Metode
Waktu
dan Tempat
Praktikum
dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah) Darusasalam Banda Aceh pada tanggal 15 Maret 2017.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan
yakni penumbuk mortal, gelas ukur tabung reaksi, centrifugar, kecambah kacang
hijau yang baru tumbuh, larutan amilum, larutan JKJ dan aquadest.
Prosedur
Hal
yang pertama dilakukan adalah Dipilh
100 kecambah yang baik, kemudian ditumbuk dengan penumbuk porselin, lalu
dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
Diendapkan sementara,
kemudian dipusing dengan menggunakan sentrifugar selama 5 menit, supernatan
dipisahkan dan dianggap sebagai larutan enzim 100%. Dibuatlah larutan enzim 75,50 dan 25% dari larutan 100%. Diisikan larutan amilum 100% kedalam 4 buah tabung reaksi
masing-masing 2 ml, kemudian ditetesi dengan larutan JKJ, dikocok sampai
bewarna biru. Ditambahkan larutan enzim 100%, 75%, 50%, dan 25% kedalam tabung
reaksi masing-masing sebanyak 8 ml.
Dihitung waktu yang
diiperlukan untuk mengubah warna biru menjadi putih (waktu nol dihitung pada
saat penambahan enzim).
Dibuat grafik hubungan
antara kadar enzim dengan waktu perubahan warna.
Teknik Pengumpulan Data
Data ini diambil dengan teknik pengamatan.
Dikerjakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan kemudian dicatat
hasilnya dan dibuat laporan.
Hasil
dan Pembahasan
Enzim adalah molekul biopolimer
yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai
yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di
dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk
mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan
sel. Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing
enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan
lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama
lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain.
Enzim
dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas
biologis. Enzim berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya
sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi
tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil
reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat,
pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein.
Enzim dinyatakan
mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu.
Enzim
adalah katalis untuk reaksi-reaksi dalam sistem biologi (biokatalisator), yaitu
substansi yang dapat mempercepat atau membantu suatu reaksi kimia tanpa harus
ikut terlibat di dalam reaksi itu sendiri. Ezim ditemukan dalam setiap sel
hidup, mulai dari organisme bersel tunggal sederhana sampai organisme
multiseluler yang kompleks, termasuk manusia.
Enzim
tersusun atas protein (Apoenzim), tersedia di alam dan mengontrol pembentukan
dan dekomposisi bahan-bahan penting yang ada di sayuran, buah-buahan dan hewan.
Reaksi biokimia yang paling sering saat mengaplikasian enzim secara industri
adalah peruraian hidrolitik komponen bahan pangan yang memiliki berat molekul
(BM) tinggi seperti pati, protein, selulosa, dan sebagainya.
Gugus
Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut KOENZIM.
Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion
logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap
aktif.
Tabel1. Hubungan Antara Kadar Enzim Dengan Waktu
Perubahan Warna
No
|
Kosentrasi (%)
|
Waktu Perubahan warna(s)
|
1.
|
25
|
19
|
2.
|
50
|
17
|
3.
|
75
|
15
|
4.
|
100
|
13
|
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan mengenai pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi telah dapat
dilihat dan dilakukan proses percobaan dengan menggunakan alat yakni penumbuk
mortal, gelas ukur, tabung reaksi, centrifugar, kertas saring, pipet tetes dan
bahan yakni kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus) yang baru tumbuh, larutan amilum, larutan iodin (pengganti JKJ)
dan aquadest.
Pada percobaan yang telah
dilakukan, pertama- tama untuk mendapatkan larutan enzim dari kacang hijau maka
perlu dibuat dengan menumbuk kecambah dan dilarutkan kedalam aquadest, kemudiam
disaring untuk selanjutnya diputar dengan centrifugar agar didapatkan
supernatan yang dianggap sebagai larutan enzim 100 %. Setelah larutan enzim
dibuat maka dibuat perlakuan dengan menggunakan
4 buah tabung reaksi yang masing- masing diberi label dengan konsentrasi 100% untuk diisi larutan
enzim 20 ml, 75% untuk diisi larutan enzim 15 ml dan aquadest 5 ml, 50% untuk
diisi larutan enzim 10 ml dan aquadest 10 ml dan 25% untuk diisi larutan enzim
5 ml dan aquadest 15 ml.
Grafik 1. Hubungan Antara Kadar Enzim Dengan Waktu
Perubahan Warna
Sebelum dimasukkan larutan enzim
terlebih dahulu dimasukkan larutan amilum 1% dan 1 tetes larutan iodin pada
tiap masing- masing tabung reaksi. Dapat dilihat bahwa pada tiap tabung
memiliki waktu perubahan yang berbeda- beda ketika larutan enzim mulai
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Dimana pada tabung reaksi dengan label 100%
waktu ketika larutan enzim mengalami perubahan yakni selama 13 detik. Pada
tabung reaksi dengan label 75% waktu ketika larutan enzim mengalami perubahan
yakni selama15 detik. Pada tabung reaksi dengan label 50% waktu ketika larutan
enzim mengalami perubahan yakni selama
17 detik dan pada tabung reaksi dengan label 25% waktu ketika larutan
enzim mengalami perubahan yakni selama 19 detik. Beberapa kegiatan pada saat
praktikum dapat dilihat pada lampiran.
Simpulan
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai pengaruh kadar enzim terhadap
kecepatan reaksi maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Enzim adalah molekul
biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan
susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam
berbagai reaksi di dalam sel.
Daftar pustaka
Junica,
F. (2012). Aktifitas Enzim Nitrat Reduktase Kedelai Kultivar Burangrang Akibat
Variasi Kadar Air Tanah Pada Awal Pengisian Polong. Journal of Life Science, 1(1): 1-9.
Lubis, M. 2012. Hidrolisis Pati Sukun
dengan Katalisator H2SO4 untuk Pembuatan Perekat. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan, Vol 9 (2): 62-67.
Poedjiadi,
A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Sukandar,
U, dkk. (2011). Sakarifikasi Pati Ubi Kayu Menggunakan Amilase Aspergilus Niger
Itb CCL74. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 10 (1):
1-8.
Sutresna,
Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2007.
Lampiran
Gambar
1. Proses penumbukan kecambah tauge yang dipilih sebanyak 100 buah
Gambar 3. Larutan amilum yang diisikan ke
masing-masing tabung reaksi
Gambar
4. Amilum yang ditetesi iodin sebanyak 1 tetes
Gambar
6. Larutan amilum yang telah dicampurkan dengan larutan enzim sesuai dengan
konsentrasinya masing-masing.
laporan praktikum. jurnal. dasar teori. fisiologi tumbuhan
0 Response to "laporan Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi praktikum"
Post a Comment