Dasar Teori laporan difusi osmosis fisiologi hewan lengkap
Osmosis merupakan perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari
kosnentrasi pelarut (air) dari
kosentrasi pelarut (air) dari kosentrasi pelarut tinggi ke kosentarsi
pelarut pelarut lebih rendah melalui membrane diferensial permeabel (Malyan,
2013: 91).
Tekanan osmosis cairan dapat ditentukan dengan
cara mencari suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama dengan cairan
tersebut. Dalam cara ini kita dapat mengambil patokan pada terjadinya peristiwa
plasmolisis sel, dalam keadaan insipien plasmolisis tekanan osmosis cairan sel
adalah sama dengan tekanan osmosis larutan dalam massa jaringan sel tersebut
direndam. Plasmolisis dapat dilihat dibawah mikroskop sebagai suatu percobaan
(Desti, 2010: 9-13).
Difusi berlansung hingga mencapai
kesetimbangan, artinya laju difusi air akan mengalami penuluran hingga tidak
terjadi difusi lagi. Perpidahan massa garam kedalam telur merupakan subsitusi
dari laju difusi air dari telur menuju larutan tetapi pada proses pengasinan
(Roni, 2007: 33).
Dehidrasi osmosis (osmotic
dehydration) merupakan proses perpindahan massa secara simultan (countercurrent
flows) antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut berpindah dari larutan
ke dalam bahan (Lazarides et al., 1999; Khin et al., 2005). Perpindahan massa
osmosis dinyatakan sebagai kehilangan air (WL, water loss) dan penambahan
padatan, SG, solid gain) (Saputra, 2000; Khin et al., 2005). (Roni dkk,. 2012:
30).
Kemampuan membran untuk mentransportasikan atau
memindahkan salah satu komponen lebih cepat dibandingkan dengan komponen
lainnya disebabkan karena adanya gaya dorong dan perbedaan sifat fisika kimia
antara membran dan komponen permea (Gustian, 2006: 187).
Difusi merupakan
peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah, sedangkan osmosis
adalah perpindahan air melalui membran permiabel selektif dari bagian yang
lebih encer kebagian yang lebih pekat (Kustiyah, 2007:28).
Osmosis adalah lewatnya
zat pelatut melalui membran sebagai akibat perbedaan tekanan osmosis. Dalam hal
ini zat pelarut akan melewati suatu membran dari larutan yang berkadar rendah
kedalam larutan yang berkadar tinggi sehingga tercapai suatu keseimbangan
(Juwono, 2012: 25).
Penurunan aktivitas air bahan dalam
larutan hipertonik sebagai media perendaman menyebabkan terjadinya proses
osmosis bahan, sehingga air bebas akan ke luar dari bahan dan padatan yang ada
di dalam larutan, sebagian akan masuk ke dalam bahan melalui proses difusi.
Padatan terdiri dari gula dan garam dengan kedua bahan ini mempunyai sifat
higroskopis sehingga padatan akan masuk ke dalam bahan pangan dan akan mengikat
air bebas dalam bahan pangan sehingga menurunkan aktivitas air bahan (Kartika,
2015: 1348).
Osmosis adalah
perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. (Greenlee,
2009: 2318 - 2319).
Di dalam sel
terjadi peristiwa perpindahan molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi
tinggi ke tempat yang berkonsentrasi lebih rendah untuk mencapai kesamaan
konsentrasi. Peristiwa tersebut dinamakan difusi. Di tingkat sel, difusi
bermacam bahan, termasuk air terjadi terus menerus dan dimana-mana. (Frank,
2005: 32).
Sistem transpor pada sel terjadi melalui membran
ataupun tidak melalui membran dengan cara proses difusi, fluks membran, osmosis
serta osmolaritas dan tonisitas. Semua proses ini mempengaruhi sifat fermeasif
membran. Fungsi membran itu sendiri yaitu sebagai pembatas dan pembentukan
ruang oleh sitoplasma dan organel-organel lainnya. Fungsi lain yaitu membran
secara aktif dapat melakukan translokasi partikel/subtansi tertentu sehingga
membentuk kondisi intraseluller sehingga dapat memungkinkan terjadinya
aktivitas-aktivitas metabolisme dan sintesis pada sel tersebut (Widiastuti,
2002: 76).
Mekanisme gerakan zat melintasi membran
plasma merupakan peristiwa penting untuk kehidupan sel. Misalnya zat tertentu
harus masuk ke dalam sel guna mendukung kehidupan sel. Membran plasma
memperantarai gerakan zat-zat tersebut. Mekanisme gerakan dibedakan menjadi dua
cara, yaitu proses pasif dan aktif. Proses pasif terjadi jika zat bergerak
melintasi membran plasma tanpa bantuan dari sel. Gerakan ini searah dengan
gradien konsentrasi zat. Proses aktif, sel memerlukan energi (ATP) karena zat
tersebut bergerak melawan gradien konsentrasi. Proses pasif lain dalam transpor
zat melintasi membran adalah osmosis. Pada tanspor jenis ini, air bergerak
melintasi membran selektif permeabel dari daerah yang kadar airnya tinggi
menuju ke daerah yang berkadar air rendah (Achmad, 2004: 31).
DAFTAR PUSTAKA
Listiana,
Desti. 2010. Struktur Anatomi Organ Tumbuhan. Jurnal Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Metro. Vol.2: 9-13.
Malyan,
A. 2013. Pengaruh Suhu dan Kosentrasi Terhadap Penyerapan Larutan Gula Pada
Bengkuang (Pachyrhizus erosus). Jurnal Tenik Pertanian Lampung. 2 (1):
85-94.
Roni,
K. Dkk. 2007. Kajian Proses Pengasinan Telur Metode Reverse Osmosis Pada Berbagai Lama Perendaman. Jurnal Teknik dan Manajemen Industrisi
Pertanian. 19(1): 30-39.
Gustian,Irfan.
2006. Karakterisiasi Kinerja Dari
Beberapa Membran Datar. Jurnal Gradien.
Vol. 2(2) : 187-191.
Kastaman,
Roni Dkk. 2012. Kajian Proses Pengasinan Telur Metode Reverse Osmosis Pada
Berbagai Lama Perendaman. J. Tek. Ind.
Pert. Vol. 19(1): 30-39.
Juwono. 2012. Biologi Sel. Semarang: EGC
Kartika,
Dkk., 2015. Studi Pembuatan Osmidehidrat Buah Nanans (Ananas
comosus L.Merr) pada Kajian Konsentrasi Gula
dalam Larutan Osmosis dan
Lama Perendaman. Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol
3(4): Hal 1345-1355.
Kustiyah. 2007.
Miskonsepsi Difusi dan Osmosis pada Siswa MAN Model Palang
karaya .
Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang,
Vol 1(1): Hal 24-37.
Greenlee, L.F., Desmond F.L., Benny D.F., Benoit M., dan
Philippe M. 2009. “Review, Reverse Osmosis Desalination : Water Sources,
Technology, and Today’s Challenges”. Journal of Water
Research, Vol. 43(21) 2317 – 2348.
Frank, B. Salisbury & Cleon W. Ross. 2005. Fisiologi Tumbuhan. Bandung:
ITB Bandung.
Achmad,
Arwin dan Tri Jalmo. 2004. Biologi Umum. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Widiastuti,Endang
Linirin. 2002. Fisiologi Hewan1. Bandar Lampung: UNILA.
jurnal difusi osmosis fisiologi hewan.pdf . buku. laporan praktikum
0 Response to "Dasar Teori laporan difusi osmosis fisiologi hewan lengkap"
Post a Comment