6 Penyebab Sakit di Ulu Hati dan Tips Mengatasinya
Pernahkah Anda merasa
sakit di bagian tengah atas perut yang diiringi mual atau perut kembung? Jika
pernah, bisa jadi Anda mengalami sakit ulu hati. Setidaknya, ada enam penyebab
umum yang bisa memicu rasa sakit atau nyeri di ulu hati. Simak ulasannya berikut
ini.
Dalam ilmu medis,
daerah ulu hati disebut dengan epigastrium. Letak ulu hati berada di bawah
tulang dada dan di atas pusar, atau perut bagian atas. Rasa sakit atau nyeri
ini dapat menyebar dari satu bagian ke bagian tubuh lainnya. Sakit ulu hati bisa
ringan, namun bisa juga menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius yang
perlu diobati.
Enam Penyebab Sakit di
Ulu Hati dan Tips Mengatasinya
Penyebab Terjadinya
Sakit Ulu Hati
Berikut terdapat enam
penyebab sakit di ulu hati:
Tukak lambung
Tukak lambung adalah
luka terbuka pada lapisan dinding lambung atau sebagian usus kecil. Hal ini
terjadi ketika zat asam dalam saluran pencernaan merusak permukaan dalam
lambung atau usus kecil. Zat asam tersebut bisa membuat luka terbuka yang sangat
menyakitkan atau mungkin membuatnya berdarah.
Kondisi ini dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri dan penggunaan obat-obatan (aspirin, ibuprofen,
naproxen, ketoprofen, bisphosphonates, dan suplemen kalium).
Rasa nyeri bisa Anda
rasakan ketika menderita tukak lambung. Selain di ulu hati, rasa nyeri bisa
dirasakan dari area pusar hingga dada. Anda akan merasa nyeri yang sangat parah
ketika perut kosong dan pada malam hari. Rasa nyeri bisa hilang dan muncul
kembali lagi pada hitungan hari atau minggu.
Meski jarang terjadi,
tukak lambung juga bisa ditandai dengan muntah darah, darah pada tinja, mual,
berkurangnya selera makan, serta penurunan berat badan.
Sindrom iritasi usus (Irritable Bowel Syndrome)
Selain rasa sakit di
ulu hati, kondisi yang menyerang usus besar ini juga menyebabkan kram, perut
kembung, buang gas, dan perubahan frekuensi buang air besar.
Kondisi ini mungkin
terjadi karena dinding usus yang dilapisi oleh lapisan otot, bergerak lebih
kuat dan lama dibandingkan biasanya ketika membawa makanan dari perut melalui
saluran usus menuju anus.
Penyebab pasti kondisi
ini sebenarnya belum bisa dipastikan, namun ada beberapa hal yang diduga bisa
memicu sindrom iritasi usus. Mereka yang berisiko tinggi terkena sindrom ini di
antaranya adalah wanita, orang-orang yang berusia 45 tahun ke bawah, memiliki
anggota keluarga yang mengidap sindrom iritasi usus, dan memiliki gangguan
kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Pankreatitis
Pankreas adalah organ
yang menghasilkan enzim yang membantu proses pencernaan dan hormon dalam
mengatur upaya tubuh dalam memroses gula. Pankreatitis terjadi ketika pankreas
meradang.
Rasa sakit akut bisa
dirasakan hingga ke punggung yang biasanya diiringi dengan muntah. Gejala
lainnya adalah perubahan warna kulit di sekitar pusar atau pinggang, perut
kaku, dan rasa sakit pada perut kian parah seusai makan. Pankreatitis kronis
bisa menyebabkan penurunan berat badan dan tinja yang berbau tidak biasa, serta
berminyak.
Penyakit kantong empedu
Kantong empedu adalah
kantong kecil yang berada di bawah hati. Kantong ini menyimpan cairan yang
membantu tubuh mencerna lemak, yang disebut dengan cairan empedu.
Jika kantong empedu
bermasalah, Anda akan merasakan sakit perut yang luar biasa secara konstan yang
bisa diiringi dengan demam, mual, muntah, tubuh gemetar, tinja berubah warna,
dan nyeri dada. Beberapa penyakit empedu yang perlu diwaspadai yaitu, radang
dan infeksi empedu, batu empedu, serta kanker empedu.
Preeklamsia
Kondisi ini merupakan
salah satu masalah kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi pada ibu
hamil, terdapat protein pada urine, dan pembengkakan pada kaki dan tangan.
Preeklamsia bisa merusak organ pada tubuh, pada umumnya ginjal. Sakit di ulu hati
akan terasa sangat signifikan jika kondisinya telah parah. Biasanya akan
diiringi dengan muntah.
Kanker lambung
Penyakit ini terjadi
ketika sel kanker ganas terbentuk di lambung. Kalangan yang berisiko tinggi
mengalami kanker lambung adalah pria, perokok, berusia 55 tahun ke atas,
riwayat penyakit infeksi bakteri H. pylori di lambung, sering mengonsumsi makanan dengan kandungan
garam tinggi, dan memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini. Selain
sakit di ulu hati, kanker lambung juga akan membuat penderitanya tidak dapat
makan dalam porsi besar, muntah dan terjadi penurunan berat badan.
Tips Mengatasi Sakit di Ulu Hati
Jika tidak parah dan
hanya terjadi satu hingga dua kali, rasa sakit di ulu hati bisa diatasi dengan
mudah dan dapat dilakukan di rumah, seperti:
Mengonsumsi obat
antasida mungkin bisa membantu menetralkan asam lambung, sekaligus mengurangi
rasa sakit. Anda bisa mengonsumsinya 60 menit setelah makan dan sebelum tidur
sebanyak 1-2 sendok makan atau satu tablet. Lebih disarankan untuk mengonsumsi
obat antasida cair ketimbang tablet.
Saat mengalami sakit di
ulu hati, coba konsumsi makanan yang ringan, serta makanan sehat seperti
buah-buahan dan sayuran. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, kafein, dan
makanan yang dapat mengiritasi perut.
Hindari kebiasaan
mengonsumsi obat-obatan seperti aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
dan jamu atau suplemen herba sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Atur pola makan agar
lebih teratur. Biasakan makan dalam porsi kecil namun lebih sering untuk
mencegah peningkatan asam lambung berlebih.
Hubungi dokter, jika
selama dua hari sakit ulu hati yang Anda alami belum juga membaik atau bahkan
bertambah parah, seperti diiringi pembengkakan pada perut, demam, muntah,
adanya darah pada tinja, muntah, merasa lemas, pingsan, atau sulit bernapas.
SOURCE:
https://www.alodokter.com/enam-penyebab-sakit-di-ulu-hati-dan-tips-mengatasinya
0 Response to "6 Penyebab Sakit di Ulu Hati dan Tips Mengatasinya"
Post a Comment