ads

Dasar Teori PERILAKU MAKAN DAN BERMALAM PRIMATA

Dasar Teori PERILAKU MAKAN DAN BERMALAM PRIMATA

Karakteristik sekunder yang dapat mempengaruhi kemampuan primata dalam beradaptasi adalah tingkat terestrialnya. Beberapa spesies primata hidup di pohon memiliki kemiripan dalam hal tingkatan tajuk-bukaan dapat memutuskan jalan perlintasan bagi spesies tersebut (Meijaard, 2005: 83).
            Keberadaan primata tersebar diberbagai tipe habitat yang dilalui sungai termasuk di hutan rawa gambut. Bakatan juga diketahui menggunakan pohon yang ada di tepi-tepi sungai untuk tempat tidurnya sehingga identifikasi sebaran dan habitat primata ini lebih mudah dilakukan termasuk penggunaan metoda sensus populasi bekatan melalui sungai (Bismark, 2009: 11).
            Kera hitam aktif saat siang hari dan hidup di pepohonan (aboreal), bergerak melintasi pepohonan dan berjalan sepanjang dahan untuk mencari makanan. Bagian pohon tempat mereka mencari makanan dan beristirahat mulai dari bagian bawah sampai ke ujung kanopi (Risman, 2011: 29).
Perilaku makan meliputi perilaku mengunyah makanan. Pergerakan saat makan, minum, dan lama waktu yang diperlukan harimau sumatra untuk menghabiskan makanannya. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) termasuk jenis karnivora sehingga di kebun binatang Surabaya kandangnya berdekatan dengan hewan karnivora yang lain seperti macan tutul (Panthera pardus), dan jaguar (Panthera onca), untuk alasan mempermudah perawatan, pemberian pakan dan pembersihan kandang (Ekastuti, 2012).
            Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan, dan juga lingkungan. Phyton reticulates merupakan karnivora sejati di alam liar, yang hidup sebagai predator  yang menunggu dipohon untuk menjebak mangsanya seperti burung atau mamalia. Ular merupakan salah satu satwa yang unik, dapat memanfaatkan pakan dengan sangat efektif dan efisien, sehingga dapat bertahan hidup tanpa makan dalam waktu yang lama bahkan sampai berbulan-bulan (Mexico, 2008).
            Jejak kaki tapir, bekas goresan tanduk rusa dan kijang pada batang pohon, bekas cakaran beruang madu yang melubangi batang pohon, dan munculnya berbagai jenis primata sering dijumpai di kawasan pendakian menuju danau Gunung Tujuh. Keutuhan habitat dan kelestarian jenis tumbuhan hutan sebagai sumber pakan bagi kijang, tapir, dan kuakng merupakan satwa yang difokuskan dalam penelitian ini perlu dijaga, guna menjamin kelangsungan hidup satwa-satwa tersebut di habitat aslinya (Semiadi, 2006).
Selain aspek pakan, pemahaman tentang perilaku makan rusa sambar juga penting untuk diketahui, sebab perilaku makan sangat erat kaitannya dengan jenis pakan yang dimakan oleh satwa rusa tersebut. Pengetahuan pola tingkah laku harian rusa sambar terutama perilaku makan rusa sambar dan pengetahuan jenis pakan yang disukai oleh rusa sambar yang murah, mudah diperoleh, serta bergizi diperlukan untuk mendukung keberhasilan usaha konservasi ex-situ sehingga mampu meningkatkan jumlah populasi rusa sambar, hal ini dikarenakan pakan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan pakan yang berkualitas rendah (Sita, 2013: 172).
Perilaku makan pada masing-masing harimau Sumatera tidak terlalu jauh berbeda yaitu harimau Sumatera Nancy 2,01%, Ringgo 1,04%, Nina 1,4%, Nani 1,45%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa harimau Sumatera Nancy, Ringgo, Nina, dan Nani memiliki perilaku makan yang tidak terlalu jauh berbeda. Hal ini karena di KBS untuk tiap individu harimau Sumatera diberi pakan dua hari sekali dengan jenis dan jumlah makanan yang sama, yang membedakan adalah tiap individu harimau Sumatera mempunyai lama waktu yang berbeda untuk menghabiskan makanan (Ganesa, 2012: 51).

Komodo makan sekurang- kurangnya 90% bagian daging, dan tulang- tulangnya dibenamkan. Biasanya cara makannya dimulai dari menyobek tubuh mangsanya, kemudian mengosongkan isi perut. Komodo termasuk kedalam kelompok predator. Taktik yang disukainya adalah melewati bagian kecil sebelaj jalan setapak dimana ia akan berbaring menunggu mangsanya. Mangsa yang lebih kecil diserang mendadak dari depan, diseret daan digoyangkan dengan keras hingga leher mangsa patah (Timotius, 2012: 260).
     Teripang adalah salah satu kelompok echinodermata yang mempunyai arti ekonomis penting. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan \ Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspension feeder). Didalam keterkaitannya dengan sistem rantai makanan maka terdapat kecenderungan suatu spesies mempunyai tingkat kesukaan makanan terhadap jenis tertentu ( Oryza 2012: 1).

      Adaptasi tingkah laku adalah respon-respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasa nya muncul dalam bentuk gerakan untuk menangkap rangsangan dan mengenai diri nya. rangsangan itu dapat berasal dari luar atau dari lingkungan dalam tubuh nya sendiri ( Agus Dharmawan 2005: 68)

DAFTAR PUSTAKA

Oryza. 2012. Kebiasaan makan Teripang (Echinodermata, Holothuridae) di perairan   pantai pulau pramuka, kepulauan seribu. Jurnal of management of aquatic      resources. Vol 1(1): 1.

Dharmawan, Agus. 2005. Adaptai tingkah laku. Malang: Universitas Negeri Malang.

Ganesa, Ari, dkk. 2012. Perilaku Harian Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dalam konservasi ex-situ Kebun Binatang Surabaya. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol.1 (1): 50-53.

Sita, Vina, dkk. 2013.  Tingkah Laku Makan Rusa Sambar  (Cervus unicolor) dalam Konservasi Ex-situ di Kebun Binatang Surabaya. Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol. 2 (1): 171-176.

Timotius, K., H, dkk. 2012. Ekologi Asia Tenggara. Jakarta: Salemba Teknika.
Ekastuti. 2012. Perilaku Harian Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dalam Konservasi Ex-situ Kebun Binatang Surabaya. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol, 1(1): 49-92.

Mexico. 2008. Korelasi Antara Panjang Tubuh Terhadap Berat Tubuh Ular Sanca Batik (Phyton reticulates). Jurnal Sain Vet. Vol, 26(1): 2-39.

Semiadi. 2006. Habitat dan Keanekaragaman Tumbuhan Pakan Bagi Tapir (Tapirus indicus), Kijang (Muntiacus muncak) dan kukang (Nycticebus coucang) di Kawasan Gunung Tujung, Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Vol, 11(1): 7-17.
Bismark, M. 2009. Biologi Konservasi Bakatan (Nasalis larvatus). Bogor: Kampus Balitbang Kehutanan.

Meijaard, Erik., dkk. 2006. Hutan Pasca Pemanenan Melindungi Satwa Liar Dalam Kegiatan Hutan Produksi di Kalimantan. Bogor: Center for International Foresty Research.

Risman, Ardi. 2011. Konservasi Alam. Bogor: Direktorat PLJK2HL.

keyword:
laporan jurnal journal ebook 

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Dasar Teori PERILAKU MAKAN DAN BERMALAM PRIMATA"