Dasar Teori Benthos
Laporan praktikum fauna aquatik Benthos
Populasi benthos pada kebun binatang
makro sangat peka terhadap gangguan lingkungan dan sangat dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan. Populasi dan komunitas organisme terdiri dari
spesies yang berbeda membentuk keanekaragaman hayati ekosistem
perairan. Ini meliputi, mikroba-bersel tunggal seperti virus, bakteri,
protista dan jamur, untuk organisme multi-seluler seperti tumbuhan vaskular,
invertebrata air, ikan dan unggas (Akaahan, 2014: 32).
Makro invertebrata bentos itu sendiri
merupakan bagian penting dari rantai makanan akuatik, terutama untuk ikan
dengan mentransfer karbon dari ganggang dan bakteri (yang berada di bawah
rantai makanan) ke tingkat trofik atas. Selain itu mereka memakan daun dan
bahan organik lainnya di air sehingga memudahkan proses bahan organik
mineralisasi. Karena kelimpahan dan posisi mereka di hirarki trofik, makro
invertebrata bentik memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi air dalam sistem perairan (Patrick,
2014: 239).
Struktur
komunitas bentos dapat dicirikan oleh indeks biologi yang berupa indeks , keanekaragaman.
Keanekaragamanatau diversitas bentos pada suatu perairan,mempunyai
karakteristik komunitas. Dari 6 stasiun
pengambilan sampel di perairan Waduk Cengklik, Boyolali, seperti yang nampak
pada tabel 3, ditemukan sebelas jenis bentos yang berasal darilima phylum.
Jenis yang ditemukan adalah Tubifex sp, Pheritima sp (cacing tanah) dari phylum
Annelida; Schistosoma haematobium (cacing darah) dan Acanthomacrostamumsp dari
Phylum Platyhelmintes; Helix pomatia (sumpil), Bellamy javanica (tutut), dan
Pila scutata (keong sawah) (Ajeng 2010:
54).
Kepiting bakau (Scylla
serrata) merupakan salah satu jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan hidup di perairan pantai khususnya hutan bakau (mangrove) . Kepiting
bakau lebih suka hidup di perairan yang relatif dangkal, dengan dasar berlumpur
( Erly 2016: 20).
Benthos
yang tergolong kelas Gastropoda yang tertangkap oleh alat tangkap garok selama
pengamatan ditemukan 20 generasi dengan berbagai ukuran dan bobot. Secara
biologi penangkapan menggunakan alat tangkap garok dapat menyebabkan perubahan
bobot biota tersebut (Lokkerborg: 2005).
Fauna pelagik dizona afotik
terdiri atas nekton dan zooplankton. Mereka adalah penghubung rantai makanan
atau nutrient antara zona fotik yang produktif dengan kemonitas bentos laut
dalam, tempat detrus terakumulasi ( Friedhelm 2012: 89).
Setiap jenis atau golongan organisme
masing-masing mempunyai kelebihan dankekurangan untuk digunakan sebagai objek
penduga kondisi perairan. Namun secara umum, benthos mempunyai kelebihan karena
sifat hidupnya yang relatif menetap di dasar perairan, sehingga perubahan kondisi
habitat akan berpengaruh lebih nyata karena sifat benthos yang relatif tidak
bermigrasi (Tobing, 2009: 32).
Nilai indeks keanekaragaman jenis
komunitas makrozoobenthos tergolong rendah (H’ 1) dengan jumlah taksa
berkisar 2–7 jenis. Indeks keanekaragaman jenis terendah (0,27) dijumpai pada
stasiun 7 dan tertinggi pada stasiun 5 (0,74). Hal yang sama ditunjukkan pada
rendahnya indeks dominansi kedua stasiun berturut-turut 0,55 dan 0,20.
Rendahnya jumlah jenis pada semua stasiun di duga berhubungan dengan sedikitnya
vegetasi di daratan sekitar perairan dan pH substrat yang bersifat asam (5-5,5)
(Zulkifli, 2011: 97).
Organisme
yang termasuk dalam zoobenthos lotik di sungai kecil dan besar terdiri atas dua
kelompok utama konsumen bentik: makro dan meiofauna. Sebenarnya, tidak banyak
yang diketahui tentang meiofauna atau hewan kecil- kecil yang dapat melalui
saringan ukuran 1 mm tetapi tidak dapat melalui saringan 0,1 mm (Timotius,
2012: 148).
Hewan
makrozoobenthos merupakan organisme yang hidup di dasar perairan, baik di dasar
kolam, danau maupun sungai sehingga dalam hidupnya hewan makrozoobenthos pada suatu
ekosistem perairan tentunya sangat dipengaruhi oleh kualitas dari perairan tersebut.
Apabila terjadi perubahan kualitas air di lingkungan perairan maka akan dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan sifat fisika-kimia air serta terganggunya
kegiatan organisme perairan yang hidup di dalamnya termasuk hewan
makrozoobenthos (Astrini A D R, dkk. 2014: 28).
Makrobentos
merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau di permukaan sedimen
dasar perairan. Bentos memiliki sifat kepekaan terhadap beberapa bahan
pencemar, mobilitas yang rendah, mudah ditangkap dan memiliki kelangsungan
hidup yang panjang. Oleh karena itu peran makrobentos dalam keseimbangan suatu
ekosistem perairan dapat menjadi indikator kondisi ekologi terkini pada kawasan
tertentu (Purwanto. 2013: 54).
Zooplankton
ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Adapula
yang dapat melakukan migrasi vertical harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir
semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut
(bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih
berupa telur dan larva. Baru di kemudian hari, menjelang dewasa sifat hidupnya
yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos (Anugerah. 2008: 13).
Benthos
merupakan kelompok organism yang hidup di dalam atau di permukaan sedimen dasar
perairan. Benthos memiliki kepekaan terhadap beberapa bahan pencemar, mobilitas
yang rendah, mudah di tangkap dan memiliki kelangsungan hidup yang panjang (
Purnami, 2010: 50 ).
Dalam
upaya mendukung penyediaan data base khususnya biota benthos di perairan pulau
ternate khususnya, maka di perlukan penelitian – penelitian yang mengarah pada
kajian spesifik, menyangkut keberadaan jenisnya. Dengan demikian hasil kajian
yang diperoleh dapat menjadi basis data ekologi tentang jenis-jenis benthos di
kota Ternate ( khususnya ), dan Maluku Utara ( Sinyo, 2013: 155 ).
Benthos
merupakan organism yang menetap di subtract dasar sungai sehingga tidak dapat
melakukan migrasi ke lokasi yang kualitas sungai nya relative baik sbagaimana
yang dapat dilakukan oleh plankton. Jumlah benthos semakin hari semakin
sedikit. Hal ini terjadi karena factor pencernaan air sungai karena kecepatan
aliran sungai nya ( Tjahjono, 2009: 213 ).
Daftar Pustaka
Akaahan, T. J. dkk. 2014. Benthic
fauna community structure in river Benue at Makurdi, Benue state, Nigeria. International Journal of Fisheries
and Aquatic Studies. Vol, 01 (06): 32- 39.
Patrick, Oduor dkk. 2014. Composition, Abundance and Feeding
Guilds of Macroinvertebrates in Lake Kenyatta, Kenya. International Journal of Environmental Monitoring and Analysis.
Vol, 02 (05): 239-243.
Ajeng. 2010. Studi
benthos community berdasarkan keanekaragaman dan kesamaan indeks cengklik dan boyolali. Jurnal ekosaints.
Vol. 2( 2 ) : 54.
Erly. 2016. Pertumbuhan
dan kelulusan hidup kepiting bakau ( Scylla serrata, Forskal) dengan perlakuan salinitas berbeda. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Vol
1(1): 20.
Friedhelm.
2012. Ekologi Asia Tenggara: Jakarta:
salemba Teknika.
Timotius, K., H, dkk. 2012. Ekologi Asia Tenggara. Jakarta: Salemba
Teknika.
Tobing,
Imran Said L. 2009. Kondisi Perairan Pantai Sekitar Merak, Banten Berdasarkan
Indeks Keanekaragaman Jenis Benthos. Jurnal
Vis Vitalis. Vol.2 (2): 31-39.
Zulkifli, Hilda.
2011. Struktur Komunitas Makrozoobentos
Di Perairan Sungai Musi
Kawasan
Pulokerto Sebagai Instrumen Biomonitoring. Jurnal
Natur Indonesia. Vol.14 (1): 95-99.
Lokkerborg.
2005. Penggunaan Mean Damage Index (MDI) dalam Mengkaji Kerusakan Morfologi
Benthos yang Tertangkap Dengan Alat Tangkap Garok. Jurnal Perairan dan Kelautan. Vol. 8(5): 38.
Astrini A D R; Yusuf M dan Astrini A. 2014. Kondisi
Perairan Terhadap Struktur Komunitas Makrozoobenthos Di Muara Sungai
Karanganyar Dan Tapak, Kecamatan Tugu, Semarang. Journal Of Marine Research, 3(1): 27-36.
Nontji, Anugerah. 2008. Plankton Laut. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Purwanto; Suriani; Surbakti; dkk. 2013. Studi Kualitas
Perairan Danau Sentani Menggunakan Bioindikator Makrobentos. Jurnal Biologi Papua, 5(2): 53-59.
Purnami, Ajeng. T, dkk. 2010. Study Of Benthos
Community Based On Diversiti and Similarity Index in Cengklik dan Boyolali. Jurnal Ekosains. Vol 2. No 2. Hal:
50-51.
Sinyo, Yumima, dkk. 2013. Study Kepadatan dan
Keanekaragaman jenis Organisme Benthos Pada Daerah Padang Lamun Di Perairan
Pantai Kelurahan Kastela Kecamatan Pulau Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol 2. No 1. Hal: 154-155.
Tjahjono,
Subur. Ekspedisi Bengawan Solo.
Jakarta : Kompas Media Nusantara.
0 Response to "Dasar Teori Benthos laporan praktikum"
Post a Comment