ads

Dasar Teori laporan pengukuran faktor fisik tanah praktikum

Dasar Teori laporan pengukuran faktor fisik tanah praktikum


Suhu merupakan factor lingkungan sangat penting bagi semua makhluk hidup. Suhu merupakn factor yang sangat menentukan aktivitas enzim didalam tubuh organisme. Peningkatan suhu tubuh pada rentang kisaran toleransi hewan akan menyebab kan kenaikan aktivitas enzim dalam membantu reaksi metabolisme ( Agus Dharmawan 2005: 32).

Air terdiri dari molekul-molekul H2o. Air dapat berbentuk padat, cair dan gas. Dialam air dapat berbentuk padat, missal nya es dan Kristal. Serta berbentuk gas seperti uap air. Dalam kehidupan air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuh nya mengandung air ( Diah aryulina 2006: 269).

pH tanah dan air dapat membatasi distribusi organisme secara langsung, melalui kondisi asam atau basa ekstrim, atau secara tidak langsung, melalui keterlarutan nutrient dan toksin. Di anak sungai dan sungai, komposisi substrat (permukaan dasar) dapat memengaruhih kimia air. Kimia air sendiri memengaruhi organisme  yang menetap diperairan tersebut. Dalam lingkungan perairan tawar dan laut, struktur substrat ditentukan organisme yang dapat melekat atau meliang di substrat (Campbell, 2008 : 333).

Koefisien korelasi antara kadar bahan organik dengan tekstur (pasir, debu dan liat) lebih rendah dibandingkan koefien korelasi antara kadar bahan organik tanah dengan tekstur (pasir, debu dan liat) pada tanah tegalan. Hal ini sangat berhubungan dengan suasana tergenang dan tidak tergenang. Pada tanah tegalan suasana aerob, sehingga tekstur tanah seperti pasir, debu, liat sangat berperan dalam tata air dan udara tanah. Pasir berperan dalam aerasi tanah dan liat berperan dalam memegang air tanah (Tangketasik, 2012 : 106).
Lingkungan fisik perairan meliputi jenis habitat, jenis dasar perairan, suhu, kekeruhan, aliran, sedangkan lingkungan kimia perairan meliputi pH dan kadar garam. Lingkungan biologi perairan meliputi jenis hewan predator, jenis tanaman air, kerapatan tanaman air, tanaman sekitar dan tanaman peneduh (Ariati, 2014 : 13).
Limbah yang di hasilkan oleh kegiatan rumah tangga maupun industry ini akan di buang ke badan perairan. Pembuangan limbah secara terus menerus dalam jumlah berlebihan ke badan perairan akan mempengaruhi kualitas terutama kondisi fisik  kimia perairan yang di khawatirkan akan menimbulkan masalah di masa mendatang,selain itu juga mengakibatkan perubahan ekologi perairan, juga bedampak langsung terhadap keanekaragaman biota yang hidup di perairan termasuk ikan (Miswar, 2004: 10).
Pertumbuhan biota laut di daerah pasang surut sangat tinggi, disebabkan karena daerah ini merupakan tempat hidup,tempat berlindung,dan tempat mencari makan.Selain itu, kondisi lingkungan pada daerah ini sangat menguntungkan bagi pertumbuhan biota laut karena adanya dukungan dari factor fisika, kimia, dan biologis laut. Faktor fisik-kimia laut meliputi salinitas, pH, arus, suhu, dan kecerahan, Yang selalu berubah-ubah sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme di daerah pasang surut (Hedi, 2008: 77).
Lingkungan juga diartikan sebagai kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumberdaya alam seperti tanah, air, energy surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun yang hidup dalam lautan dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia, seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut (Sembel, 2015: 2).
Suhu tanah juga berpengaruh pada tanaman. Pengukuran biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 50 cm, dan 100 cm. Pengaruh suhu tanah terhadap tanaman, yaitu pada perkecambahan biji, aktivitas mikroorganisme, dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor yang memepengaruhi suhu tanah yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor eksternal, yaitu radiasi matahari, keawanan, curah hujan, angin, dan kelembapan udara. Sedangkan faktor internal, yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah (Ir. Ance Gunarsih: 2004). 
                     Pengukuran pergerakan air dalam tanah kondisi jenuh atau biasanya disebut Konduktivitas Hidrolik Jenuh tanah (KHJ). KHJ berperan penting dalam penentuan limpasan air, infiltrasi, dan juga perkolasi. Besarnya infiltrasi sangat mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah dan tentunya infiltrasi sangat dipengaruhi oleh sifat fisik tanah itu sendiri, sehingga ketersediaan air dalam tanah juga tergantung dari sifat fisik tanah yang berhubungan dengan kemampuan tanah dalam menyerap air dan kemampuannya dalam menghantarkan air (Sanchez, P, A: 2013).

Kelembaban dan tekstur tanah adalah dua karakteristik lahan penting untuk pertumbuhan tanaman, terkait dengan penyediaan air bagi tanaman serta perkembangan akar tanaman. Dengan diketehuinya karakteristik lahan ini, maka akan memudahkan pemilihan dan penetapan komoditas yang sesuai untuk di kembangkan di suatu wilayah. Selanjutnya beberapa karakteristik lahan ini akan dikelompokkan menjadi kualitas lahan yang nilainya (besarannya) akan menentukan kelas kemampuan lahan untuk komoitas tertentu (Suriadikusumah, 2010: 86).
Perubahan sifat fisika yang terjadi dapat dilihat secara langsung dan ada yang mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Tekstur tanah pada kondisi alih fungsilahan hutan menjadi lahan pertanian monokultur juga ikut berubah jumlah fraksi yang membentuk tanah kerusakan tanah adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah, baik sebagai sumber unsur hara tumbuhan maupun sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tersimpan (Tolaka, 2013: 2).
Tanah merupakan lapisan atas kerak bumi yang melapuk; dalam hal ini tidak ada pengertian tanah sebagai alat produksi atau kegunaan lainnya. Konsep ini dikemukakan oleh Joffee (1917) yang memberikan batasan lebih maju bahwa tanah merupakan kombinasi sifat fisik, kimia, dan biologi. Tanah  adalah bangunan alami yang tersusun atas horizon- horizon yang terdiri atas bahan mineral dan organic, bersifat galir (tidak padu) dan mempunyai tebal yang tidak sama (Sutanto, 2005: 17).


daftar pustaka


Agus Dharmawan. 2005. Hewan dan lingkungan. Malang: Universitas Negri Malang.
Aryulina, Diah. 2006. Lingkungan Abiotik. Jakarta: Esis.
Ariati, Jusniar dkk. 2014. Sebaran Habitat Perkembangbiakan Larva Anopheles Spp Di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur,  Provinsi Maluku. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 13(1): 10-22.

Campbell, Neil dkk. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tangketasik, Agustina dkk. Kadar Bahan Organik Tanah pada Tanah Sawah dan Tegalan di Bali serta Hubungannya dengan Tekstur Tanah. Jurnal Agrotrop, Vol. 2(2): 101-107.
Hedi Sutomo, Dkk.2008. Hubungan Faktor Fisik- Kimia Lingkungan Dengan Keanekaragaman Echinodermata Padas daerah Pasang Surut Pantai Kairatu. MIPA Universitas Pattimura.Nomor 1, hal 77-78.

Miswar budi M. 2004. Keanekaragaman Ikan Di Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara Serta Keterkaitan Dengan Fisik Kimia Perairan. Jurnal Komunikasi Penelitian . Vol 16(5): 10.

Sembel, Dantje Terno. 2015. Toksikologi Lingkungan. CV. Andi Offset: Yogyakarta.
Sanchez, P, A. 2013. Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh di 5 Penggunaan Lahan. Jurnal Agroteknologi. Vol: 33(3) 340-341.
Ir. Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suriadikusumah, Abraham. 2010. Penetapan Kelembaban, Tekstur Tanah dan Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kina (Chinchona spp) di Sub Dis Cikapundung Hulu Melalu Citra Satelit Landsat-TM Image. Jurnal Agrikultura. Vol.21 (1): 85-92.
 Sutanto, R. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Tolaka, Wilman, dkk. 2013.  Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer, Agroforestri Dan Kebun Kakao Di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Warta Rimba. Vol.1 (1): 1-8. 

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Dasar Teori laporan pengukuran faktor fisik tanah praktikum"