Dasar Teori fauna hewan aquatik plankton
Plankton adalah mikroorganisme yang
hidup melayang di perairan. Mikroorganisme ini baik dari segi jumlah dan
spesiesnya sangat banyak dan sangat beranekaragam serta sangat padat. Plankton
juga merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan dan
jarring makanan. Plankton menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem
mata rantai makanan dan jaring makanan tersebut (Kusmeri, 2015: 9)
Pada
umumnya komposisi zooplankton terdiri dari Copepoda terutama Calanoida,
Cyclopoida dan Nauplius copepoda dengan kepadatan tinggi yaitu lebih dari 50%.
Dari kelompok Copepoda
ini, Calanoida merupakan yang pre dominan (50%)
dengan kelimpahan terbesar 23938 individu/m3 ( 67.73 %). Taksa zooplankton
lainnya yaitu, Chaetognata, Polychaeta, Oikopleura, Gastropoda, Bivalva, telur ikan, larva ikan. Ketujuh taksa zooplankton ini
umumnya mempunyai prosentase kepadatan yang tinggi (>10%), kecuali
Polychaeta tidak ditemukan pada stasiun 9 (Thoha, 2007: 47).
Bakteri plankton
jarang terapung bebas di air laut. Kebanyakan bakterioplankton melekat pada
materi partikel yang tersuspensi. Bakteri juga berperan penting dalam
mineralisasi zat organik di air laut dengan pembentukan karbon dioksida,
ammonia, sulfat, fosfat dan nutrisi- nutrisi lain. Oleh karena itu, bakteri
merupakan komponen penting, baik untuk siklus nitrogen maupun siklus fosfat di
air laut (Timotius, 2012: 78).
fitoplankton
dan zooplankton merupakan komunitas mata rantai pertama dalam jejaring makanan,
baik sebagai produsen primer maupun konsumen primer, yaitu fitoplankton
berfungsi sebagai makanan zooplankton dan ikan. Walaupun demikian, zooplankton
sangat menyukai fitoplankton diatom yang berbentuk sentris dan kebanyakan tidak
menyukai yang berbentuk filamen. Berdasarkan komposisinya plankton yang
teramati dalam kurun waktu yang berbeda dan lokasi sampling yang berbeda,
menghasilkan gambaran yang dapat dijelaskan pada gambar 2. Masing–masing
dilakukan selama dua hari diwaktu yang berbeda ( sujarta 2011: 71).
Kondisi pH, oksigen terlarut, fosfat, nitrat,
nitrit, ammoniadan silikat, masih baik untuk kehidupan biota laut. Hubungan
yang signifi kan (p<0,05) dan berkorelasi positif terjadi antara parameter
abiotik dengan biotik pada salinitas dengan fi toplankton (0,685) dan
zooplankton (0,720) sedangkan hubungan sangat signifi kan (p<0,01) dan
berkorelasi negatip terdapat pada kombinasi antara nitrit dengan ammonia
(0,827) dan ammonia dengan silikat (0,828). Hubungan antar abiotik yang
berkorelasi negatip adalah pH dengan ammonia (- 0,648), pH dengan silikat (-
0,765), oksigen terlarut dengan nitrit (- 0,694) dan ammonia (- 0,706) (
marojahan 2009: 33).
Bioluminessensi yang dapat dihasilkan oleh organisme itu
sendiri atau dengan bantuan bakteri endozimbiotik. Kemungkinan peristiwa ini
juga dipakai pula untuk menarik pasangan. Karena plankton juga tertarik dengan
cahaya, planktivora kadang-kadang menggunakan sebagai alat mengumpulkan makanan
(Friedhelm 2012: 89).
Plankton adalah suatu organisme yang
berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas.
Mereka terdiri dari makhluk-makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zoo-plankton)
dan sebagai tumbuh-tumbuhan (phytoplankton). Zooplankton sebenarnya termasuk
golongan hewan perenang aktif. Yang dapat mengadakan migrasi secara vertical
pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat
kecil jika dibandingkan dengan kuatnya arus itu sendiri ( Sahala Hutabarat:
1986).
Plankton neritic (Neritic
plankton) hidup diperairan pantai dengan salinitas
(kadar garam) yang relative rendah.
Kadang-kadang masuk sampai keperairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar
5-10 psu. (Nontji, 2008: 21)
Zooplankton merupakan plankton berupa hewan, pada mulanya organisme tersebut diklasifikasikan kedalam kelompok zooplankton tetapi dengan seiring perkembangan penelitian maka terungkap sifat mikrotrofi maka ada tingkatan yang mampu memproduksi makanan sendiri (fotosintesis).
Peranan zooplankton menempati posisi penting dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan di perairan (Dwirastina, 2011: 1).
Siklus kehidupan fitoplankton berlangsung jauh lebih cepat dari pada zooplankton. Dari kelompok dinoflagellata, hanya marga Ceratium dengan kelimpahan tertinggi di stasiun 7
sebesar 3,246,09 sel/m3 dengan lokasi arah keatas Pulau Burung tapi masih dalam kondisi
normal (Thoha, 2007: 46).
Daftar Pustaka
Dwirastina, Mirna. 2007. Pengamatan Zooplankton Di
Sungai Siak, Indra Pura
Bagian Hilir Riau, Pekanbaru. Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Vol, 9 (2): 1-3.
Nontji, Anugerah. 2008. Plankton Laut. Jakarta : LIPI press
Thoha, Hikmah. 2007. Kelimpahan Plankton Di
Ekosistem Perairan Teluk
Gilimanuk,
Taman Nasional, Bali Barat. Jurnal Makara Sains, Vol, 11(1): 44-48.
Hutabarat,
Sahala. 1986. Kunci Identifikasi
Zooplankton. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Sutarja. 2011. Kajian Keragaman Plankton dan Ikan di
Perairan Teluk Tanah Merah Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua. Jurnal biologi papua. Vol 3(2):71.
Marojahan.
2009. Hubungan faktor lingkungan kimia,fisika,terhadap distribusi plankton di
perairan Belitung timur, Bangka Belitung. Jurnal Perikanan. Vol 11(2). 33.
Friedhelm.
2012. Ekologi Asia Tenggara. Jakarta:
salemba Teknika.
Kusmeri,
Lusi, dkk. 2015. Struktur Komunitas
Zooplankton Di Danau Opi Jakabaring Palembang. Jurnal Sainmatika. Vol. 12 (1): 8-20.
Thoha, Hikmah. 2007. Kelimpahan Plankton Di Ekosistem Perairan Teluk
Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat. Jurnal
Markara Sains. Vol.11 (1): 44-48.
Timotius, K., H, dkk. 2012. Ekologi Asia Tenggara. Jakarta: Salemba
Teknika.
jurnal laporan ebook praktikum
0 Response to "Dasar Teori fauna hewan aquatik plankton"
Post a Comment