Populasi
Cacing Tanah
Population of Earthworm
Rizal Sunanda
Rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Telah dilakukan praktikum yang berjudul “Populasi Cacing Tanah.”
pada tanggal 21-23 April 2017. Tujuan Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui
berbagai jenis populasi hewan tanah dan cacing tanah. Alat. Kuadran. Cangkul. Alat bedah. Meteran. Bahan.
Kertas koran. Formalin. Cacing tanah. Kesimpulannya
Cacing tanah sangat sensitif terhadap keasaman tanah, karena itu pH
merupakan faktor pembatas dalam menentukan jumlah spesies yang dapat hidup pada
tanah tertentu. Cacing tanah menyukai pH tanah sekitar 5,8-7,2 karena dengan
kondisi ini bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk
mengadakan pembusukan. Penyebaran vertikal maupun horizontal cacing tanah
sangat dipengaruhi oleh pH tanah.
Kata Kunci :
Cacing, Populasi, pH.
It has been carried out
practicum entitled "Population of Earthworm." On 21-23 April 2017.
Objectives After doing this lab, students are expected to be able to know
various types of land animal population and earthworms. Tool. Quadrant. Hoe.
Surgical device. Meter. Material. Newsprint. Formalin. Earthworms. In
conclusion Earthworms are very sensitive to soil acidity, therefore pH is a
limiting factor in determining the number of species that can live on a
particular soil. Earthworms like the soil pH of about 5.8 to 7.2 because with
this condition the bacteria in the earthworm body can work optimally to make
decay. The vertical or horizontal spread of earthworms is strongly influenced
by soil pH.
Keywords:
Worm, Population, pH.
Pendahuluan
Secara morfologi, tubuh cacing tanah tersusun atas
segmen-segmen yang berbentuk cincin, dan setiap segmen memiliki seta kecua- li
pada 2 segmen pertama. Seta adalah struktur seperti rambut yang berfungsi untuk
menggali substrat dan memegang pasangan saat kopula- si, serta sebagai alat
gerak cacing tanah. Cacing tanah memiliki mulut pada ujung anterior (tidak
bersegmen) yang disebut prostomium. Sebagai hewan hermaprodit, organ reproduksi
cacing tanah, baik organ kelamin jantan dan betina, terletak pada beberapa
segmen bagian anterior tubuhnya (Roslim, 2013: 2).
Filariasis limfatik merupakan salah satu penyakit menular
menahun yang termasuk ke dalam Neglected Tropical Disease (NTD). Termasuk
penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi cacing fi laria dan ditularkan
melalui gigitan berbagai jenis nyamuk. Spesies cacing fi laria di Indonesia adalah Wuchereria bancrofti, menyebabkan
filariasis limfatik (fi lariasis bancrofti), Brugia
malayi dan Brugia timori
menyebabkan filariasis brugia (Sipayung, 2014: 263).
Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk
kelompok Oligochaeta, termasuk dalam filum Annelida. Filum Annelida terbagi
menjadi tiga kelas; Polychaeta, Hirudinae dan Oligochaeta (Palungkun, 2010:
11).
Semua lapisan tanah baik T. Keusik maupun di Cimanggu
didominasi oleh kehadiran Formicidae dan Oligochaeta. Banyak jenis dari Famili Formicidae
(semut) menempati tanah sebagi habitat utamanya sarang serta seluruh aktifitas
biologinya dilakukan didalam tanah. Semut bersarang dalam tanah sampai
kedalaman tanah tertentu tergantung dari sifar koloni dan kondisi tanah itu
sendiri. Oligochaeta atau cacing tanah tidak dijumpai pada lapisan serasah
karena pada saat pengamatan tersebut serasah dalam kondisi sangat kering
(Erniwati, 2008: 87).
Disebut sebagai cacing
tanah (earthworm) karena hewan ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di
dalam tanah. Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki
tulang belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini digolongkan ke
dalam filum Annelida karena seluruh tubuhnya tersusun atas beberapa segmen
(ruas) yang berbentuk seperti cincin (Khairuman, 2009: 1).
Metode/Cara Kerja
Waktu
dan Tempat
Praktikum
dilakukan di Desa Lamtamot, Lembah
Selawah, Aceh Besar. pada
tanggal 21-23
April 2017.
Alat
dan Bahan
Alat. Kuadran. Cangkul. Alat bedah.
Meteran. Bahan. Kertas koran. Formalin. Cacing tanah
Prosedur
Dibuat plot sampling berukuran 1x1 m pada kawasan
yang ingin dilakukan pengamatan. Diletakkan kertas koran atau lainnya pada
salah satu sisi plot. Digali semua tanah di dalam plot pada bagian yang
terdapat koran sedalam kurang lebih 5 cm dan tanah ditampung di dalam koran.
Dilakukan pengamatan hewan tanah dengan menghancurkan bongkahan tanah dengan
cara pelan-pelan dari semua tanah yang terdapat di atas koran. Dicatat semua
hewan yang diperoleh baik hewannya maupun telur atau larvanya. Dilakukan
identifikasi dan dicatat dalam tabel.
Teknik Pengumpulan Data
Data ini diambil dengan teknik
pengamatan langsung. Bahan yang telah tersedia dilakukan sesuai dengan prosedur
yang telah ada lalu diamati dan dibuat laporan.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan mengenai populasi cacing tanah telah dat dilakukan dan diamati
populasi cacing tanah yang terdapat di daerah Lembah Selawah, Aceh Besar. Cacing tanah sangat sensitif terhadap keasaman
tanah, karena itu pH merupakan faktor pembatas dalam menentukan jumlah spesies
yang dapat hidup pada tanah tertentu. Cacing tanah menyukai pH tanah sekitar
5,8-7,2 karena dengan kondisi ini bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat
bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan. Penyebaran vertikal maupun
horizontal cacing tanah sangat dipengaruhi oleh pH tanah.
Cacing tanah termasuk makrofauna
tanah (ukuran > 2 mm). Makrofauna tanah sangat besar peranannya dalam proses
dekomposisi, aliran karbon, redistribusi unsur hara, siklus unsur hara,
bioturbasi dan pembentukan struktur tanah. Penentuan bioindikator kualitas
tanah diperlukan untuk mengetahui perubahan dalam sistem tanah akibat
pengelolaan yang berbeda. Perbedaan penggunaan lahan akan mempengaruhi populasi
dan komposisi makrofauna tanah. Pengolahan tanah secara intensif, pemupukan dan
penanaman secara monokultur pada sistem pertanian konvensional dapat
menyebabkan terjadinya penurunan secara nyata biodiversitas makrofauna tanah.
Pada pengamatan yang telah
dilakukan dapat dilihat cacing tanah yang ditemukan berada pada wilayah tanah
yang subur dan lembab. Cacing tanah biasanya berada pada tanah tersebut. Pada
pengamatan juga umumnya ditemukan cacing yang berukuran sedang, berkisar
memiliki panjang 7 cm dan memiliki diameter tubuh 3 cm. Namun terdapat juga
cacing yang berukuran lebih besar sampai panjang 10 cm dan memiliki diameter
tubuh 5 cm. cacing tanah yang ditemukan tidak terlalu banyak dan kurang lebih
sekitar 10-15 ekor.
Kesimpulan
Cacing
tanah sangat sensitif terhadap keasaman tanah, karena itu pH merupakan faktor
pembatas dalam menentukan jumlah spesies yang dapat hidup pada tanah tertentu.
Cacing tanah menyukai pH tanah sekitar 5,8-7,2 karena dengan kondisi ini
bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan
pembusukan. Penyebaran vertikal maupun horizontal cacing tanah sangat
dipengaruhi oleh pH tanah.
Saran
Sebaiknya
dalam melakukan praktikum dalam keadaan bersungguh-sungguh, tidak terlalu
banyak bermain sehingga tidak akan lebih banyak lagi waktu yang terbuang
percuma.
Daftar
Pustaka
Erniwati. 2008. Fauna Tanah
Pada Stratifikasi Lapisan Tanah Bekas Penambangan Emas di Jampang, Sukabumi
Selatan. Zoo Indonesia, 17(2): 83-91.
Khairuman. 2009. Mengeruk Untung dari Berternak Cacing.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Palungkun, Rony. 2010. Usaha Ternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Roslim, Dewi, I, dkk. 2013.
Karakter Morfologi dan Pertumbuhan Tiga Jenis Cacing Tanah Lokal Pekanbaru pada
Dua Macam Media Pertumbuhan. Jurnal
Biosaintifika, 5 (1): 1-9.
Sipayung, M, dkk. 2014.
Pengaruh Lingkungan Biologi Dan Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Kejadian
Filariasis Limfatik Di Kabupaten Sarmi. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 2 (2): 263–273.
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Annelida
Classis
: Chaetopoda
Ordo
: Oligochaeta
Familia
: Lumbricidae
Genus
: Lumbricus
Species : Lumbricus terrestris
(Anonymous, 2012).
No
|
Filum
|
Kelas
|
Ordo
|
Famili
|
Genus
|
Spesies
|
Σ
|
Pi
|
lnPi
|
Pi x lnPi
|
1
|
Annelida
|
Chaetopoda
|
Oligochaeta
|
Lumbricidae
|
Lumbricus
|
Lumbricus terrestris
|
6
|
1
|
0
|
0
|
Jumlah
|
6
|
1
|
0
|
0
|
0 Response to "laporan Populasi Cacing Tanah praktikum ekologi hewan"
Post a Comment