ads

daftar dasar teori gerak kapiler pada tanah lengkap terbaru

daftar dasar teori gerak kapiler pada tanah


Salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diketahui adalah kapasitas infiltrasi tanah, yaitu kecepatan maksimum masuknya air secara vertikal ke dalam profil suatu tanah. Berdasarkan definisi ilmiahnya, pengertian infiltrasi tanah adalah proses pergerakan masuknya air ke dalam lapisan tanah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi, gerakan kapiler, dan porositas tanah (Pamungkas, 2010: 150)


Tanah ini dibentuk oleh proses pelapukan dan pembentukan tanah yang intensif karena berlansung dalam lingkungan iklim subtropuik yang bersuhu panas  dan curah hujan tinggi selalu bergantian. tanah ini mempunyai tingkat perkembangan lanjut yang dicirikan oleh penampang tanah yang dalam kenaikan fraksi liar seiring dengan kedalaman tanah, reaksi tanah masam dan kejenuhan basa rendah (Any, 2013: 5).

Kapasitas infiltrasi dari basin, besar pada saat awal hujan, menurun dengan waktu. Untuk hujan dengan intensitas rendah, total hujan akan masuk seluruhnya dalam tanah. Jika hujan lebat (intensitas tinggi), maka air sebagian lagi akan mengalir ke permukaan tanah, dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah. Hujan akan meresap sampai melewati kapasitas infiltrasi tanah. Jumlah hujan mempengaruhi infiltrasi yang besarnya bervariasi tergantung jenis tanahnya, dan juga tergantung pada permeabilitas dan sifat-sifat kapilernya (Wibowo, 2010: 92)
Salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diketahui adalah kapasitas infiltrasi tanah, yaitu kecepatan maksimum masuknya air secara vertikal ke dalam profil suatu tanah. Berdasarkan definisi ilmiahnya, pe-ngertian infiltrasi tanah adalah proses pergerakan masuknya air ke dalam lapisan tanah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi, gerakan kapiler, dan porositas tanah (Supangat, 2010: 150).
            Jumlah hujan mempengaruhi infiltrasi yang besarnya bervariasi tergantungjenis tanahnya, dan juga tergantung pada permeabilitas dan sifat-sifat kapilernya.Untuk tanah tertentu, kapasitas infiltrasi tergantung kondisi tanah sebelumnya,tanah kering atau relatif basah oleh hujan sebelumnya. Kemampuan untukmemperkirakan kapasitas infiltrasi tanah (baik di permukaan maupun di dalam)adalah perkiraan kelebihan hujan setempat dan alirannya (Wibowo, 2010: 91).
            Air tanah yang berada di bawah zona perakaran akan mengalir menuju zona perakaran disebabkan kemampuan kapiler (capilary rise) yang dimiliki oleh tanah. Air akan bergerak dari tanah yang lembab menuju tanah yang lebih kering (Craig, 2003: 79).
Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering. Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar dibandingkan tanah basah. Gaya tersebut berkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu, gaya kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung daripada tanah berbutir kasar seperti pasir (Muharomah, 2014: 245).
Sejunmlah air beredar dalam tanah dan ditahan oleh gaya-gaya kapiler pada pori-pori yang kecil atau tarikan molekuler di sekeliling partikel tanah. Air pada lapisan atas zona aerasi dikenal sebagai lengas tanah. Bila daya tahan tanah terhadap air terlampui, air turun ke zona jenuh. Di atas zona jenuh terdapat zona kapiler, dimana pori-pori kecil berisi air yang diangkut oleh kegiatan kapiler (Supadi, 2005: 66).
Untuk mencukupi kebutuhannya, tanaman mengambil air dari tanah, tetapi tidak semua air yang berada dalam tanah dapat digunakan oleh tanaman. Air tanah dapat diklasifikasikan menjadi, yaitu air higrooskopis, air kapiler dan air gravitasi. Dari ketiga klasifikasi tersebut, air kapiler dan air gravitasi ini digunakan oleh tanaman dalamkehidupannya pada batas tertentu saja (Harwati, 2007: 45).

Meskipun sebagian besar perakaran hara tanaman kopi Arabika (lebih dari 94%) berada pada jeluk tanah kurang dari 40 cm, tanaman kopi Arabika tersebut masih tercukupi kebutuhan airnya. Hal ini disebabkan oleh kapasitas retensi air tanah yang tinggi pada tanah Andisol tersebut, yang berarti volume air tersedia juga lebih tinggi. Selain itu, adanya gerakan air kapiler dalam profil tanah Andisol yang tidak terhambat akan menyebabkan terjadinya suplai air dari lapisan tanah yang lebih dalam ke zona perakaran sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman kopi (Pujiyanto, 2013: 185).


Volatisasi merupakan salah satu penyebab kehilangan nitrogen tanah yang dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu penguapan melalui system kapiler tanah dimana NH4+ yang terlarut  dalam air bergerak kelapisan atas dan hilang melalui proses evaporasi dan kedua disebabkan penempatan pupuk amonium yang kurang tepat di permukaan tanah menyebabkan penguapan secara langsung akibat suhu yang tinggi (Nainggolan, 2009: 95).

daftar pustaka

Any, K. 2013. Aktivitas Mikroba Tanah, Pertumbuhan dan Rendaman Nilam.Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan, 13 (2): 1-7.

Pamungkas, B., P. 2010.  Kajian Infiltrasi Tanah Pada Berbagai Tegakan Jati (Tectona Grandis L.) di Cepu, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol 4 (1): 5-17.

Wibowo, H. 2010. Laju Infiltrasi pada Lahan Gambut yang Dipengaruhi Air Tanah  (Study Kasus Sei Raya Dalam Kecamatan Sei Raya Kabupaten Kubu Raya). Jurnal Berlian. Vol 9 (1): 90-103.
Craig, Houston. 2003. Kapilaritas Air (Ilmu Tanah). Yogyakarta: UGM Press.

Supangat, Agung P & Pamungkas B. Putra. 2010.  Kajian Infiltrasi Tanah Pada     Berbagai Tegakan Jati  (Tectona Grandis L.) Di Cepu, Jawa Tengah  (Soi        Infiltration At Various Age Classes Of Teak (Tectona Grandis L.) Stands In         Cepu, Central Java. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 7(2):    149-159.

Wibowo, Hari. 2010. Laju Infiltrasi pada Lahan Gambut yang Dipengaruhi Air      Tanah(Study Kasus Sei Raya Dalam Kecamatan Sei Raya Kabupaten Kubu           Raya). Jurnal Belian. 9(1): 90- 103.

      Muharomah, Riani. 2014. Analisis Run-Off Sebagai Dampak Perubahan Lahan Sekitar Pembangunan Underpass Simpang Patal Palembang Dengan Memanfaatkan Teknik Gis. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, Vol 2 (3): 424-433.

Supadi. 2005. Pengelolaan Air Permukaan Di Wonoharjo Kabupaten Karanganyar. Jurnal Keairan, Vol 1 (2): 64-71.

Pujiyanto. 2013. Respons Tanaman Kopi Arabika pada Tanah Andisol Terhadap Aplikasi Bahan    Organik. Jurnal Pelita Perkebunan, Vol 29 (3): 182-196.
Harwati,T. 2007. Pengaruh Kekurangan Air (Water Deficit) Terhadap Pertumbuhan Dan            Perkembangan Tanaman Tembakau. Jurnal Inovasi Pertanian, Vol 6 (1): 44 – 51.
Nainggolan, G, dkk. 2009. Pola Pelepasan Nitrogen Dari Pupuk Tersedia Lambat (Slow Release Fertilizer) Urea-Zeolit-Asam Humat. Jurnal Zeolit Indonesia, Vol 8 (2): 89-96.


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "daftar dasar teori gerak kapiler pada tanah lengkap terbaru"