ads

laporan Pengukuran Faktor Fisik (Tanah) praktikum ekologi hewan

Pengukuran Faktor Fisik (Tanah)
Physical Factor Measurement

Rizal Sunanda
Rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id

                                                                     Abstrak
        Telah dilakukan praktikum yang berjudul “Pengukuran Faktor Fisik” pada tanggal 21-23 April 2017. Tujuan Untuk Mengetahui tekstur tanah yang terdapat di habitat suatu hewan. Mengetahui lapisan tanah di suatu habitat hewan. Menetapkan kondisi pH tanah di suatu habitat hewan. Mengetahui suhu tanah dan suhu lingkungan dari habitat hewan tanah. Alat. Pelubang tanah. Cangkul. Sendok semen. Meteran. Gelas kimia ukuran 1000 ml. Ayakan bertingkat. Alat tulis. Parang. pH meter. Erlemeyer. Timbangan. Termometer Bahan. Aquades. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai faktor fisik telah dapat dilihat secara langsung faktor- faktor baik faktor biotik maupun faktor abiotik yang terdapat dilingkungan kehidupan hewan
Kata Kunci : Abiotik, Hewan, Biotik.


Abstract

A practicum has been conducted entitled "Physical Factor Measurement" on 21-23 April 2017. Objective To Know the texture of soil contained in the habitat of an animal. Know the layers of soil in an animal habitat. Establish soil pH conditions in an animal habitat. Know the temperature of the soil and the environmental temperature of the soil animal habitat. Tool. Land piercing. Hoe. Cement spoon. Meter. Glass of 1000 ml. Multi-stroke. Stationary. Parang. PH meter. Erlemeyer. Scales. Material Thermometer. Aquades. From the results of observations that have been done about physical factors can be seen directly the factors of both biotic factors and abiotic factors that exist in the environment of animal life
Keywords: Abiotic, Animal, Biotic.


Pendahuluan
Secara umum kunjungan serangga pada bunga lebih banyak pada siang hari dengan kisaran suhu di daerah Gadut 29-35oC dan di daerah Surian 24-26oC. Hal ini disebabkan aktifitas serangga umumnya tinggi pada siang hari dan cuaca cerah. Aktifitas serangga untuk mencari pakan dimulai pada pagi hari sampai sore hari dengan aktifitas tertinggi pada siang hari (Nada, 2012: 10).
            Rendahnya kunjungan serangga diduga karena rendahnya keragaman serangga di daerah temperate. Daerah temperate merupakan daerah ynag memiliki empat musim sehingga hanya beberapa serangga yang mampu untuk bertahan hidup, sedangkan di Indonesia mempunyai dua musim dan keragaman serangga yang cukup tinggi (Weni, 2013: 96).
            Kumbang boktor sengon tergolong serangga nokturnal, yaitu serangga yang aktif pada malam hari. Kumbang keluar dari liang gerekannya sekitar pukul 18.00-22.00. Kumbang ini tertarik pada cahaya lampu. Jika di dalam hutan dipasangi lampu neon 10 watt, kumbang boktor biasanya akan mendatanginya (Dadan, 2012: 76).
Serangga merupakan kelompok hewan yang berhasil mengadaptasikan diri pada lingkungan dimuka bumi. Jumlah spesiesnya paling banyak dibandingkan dengan hewan – hewan lain. Spesiesnya tersebar diseluruh muka bumi kecuali dilaut dan kutub. Tidak adanya air dan rendahnya kelembaban udara tidak menjadi penghalang bagi serangga untuk bertahan hidup pencegahan penguapan air terjadi karena kulitnya yang tebal dan berlapis lilin (Dharmawan, 2005: 66).
Ordo yang berperan sebagai predator yang ditemukan terbanyak di perkebunan kakao adalah dari Famili Anthocoridae (kepik perompak kecil). Anthocoridae mudah ditangkap karena pergerakannya yang pasif, berbentuk bulat telur memanjang, agak gepeng dan memakan berbagai jenis serangga-serangga kecil dan telur-telur serangga (Putra, 2011: 22).

Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di Desa Lamtamot, Lembah Selawah, Aceh Besar.  pada tanggal 21-23 April 2017.
Alat dan Bahan
        Alat. Pelubang tanah. Cangkul. Sendok semen. Meteran. Gelas kimia ukuran 1000 ml. Ayakan bertingkat. Alat tulis. Parang. pH meter. Erlemeyer. Timbangan. Termometer Bahan. Aquades..
Prosedur
        Dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak satu gram tanah dan ditambahkan akuades sebanyak 3 ml. Dikocok dengan alat pengaduk gelas dan biarkan selama 5 menit. Diteteskan cairan itu pada cawan Petri. Digunakan pH meter. Dicatat hasil pengamatan. Suhu tanah dan suhu udara dibuat lubang tanah sedalam 5-10 cm. Dimasukkan thermometer ke dalam lubang ini dan ditutup semua bagian lubang yang tersisa dengan tanah galiannya. Dibiarkan selama 5-10 menit dan setelah itu dilakukan pengamatan langsung di tempat thermometer di tanam dengan tetap membiarkan thermometer tetap pada tempatnya. Dicatat hasil pengamatan.

Teknik Pengumpulan Data
        Data ini diambil dengan teknik pengamatan langsung. Bahan yang telah tersedia dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ada lalu diamati dan dibuat laporan.
Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Tabel 1. Hasil Faktor Fisik Lingkungan
Waktu Pengamatan
Kelembapan Udara
Intensitas Cahaya
pH Tanah
23:00
86 %
0,02
4
24:00
84 %
0,02
5
01:00
87 %
0,01
5,4
02:00
90 %
0,01
5,5
03:00
89 %
0,01
5,5
04:00
87 %
0,01
6,2
05:00
87 %
0,01
5

Tabel 2. Hasil Faktor Fisik Lingkungan
Waktu Pengamatan
Suhu udara
Suhu Tanah

23:00
280 C
260 C
51%
24:00
25,80 C
260 C
50%
01:00
25,80 C
260 C
40%
02:00
26,80 C
260 C
40%
03:00
270 C
210 C
40%
04:00
250 C
210 C
30%
05:00
250 C
210 C
30%


        Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai faktor fisik telah dapat dilihat secara langsung faktor- faktor baik faktor biotik maupun faktor abiotik yang terdapat dilingkungan kehidupan hewan di Desa Lamtamot, Lembah Selawah, Aceh Besar Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungan. Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
        Lingkungan merupakan kompleks dari faktor yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak saja antara faktor-faktor biotik dan abiotik, tetapi juga antara biotik maupun abiotik itu sendiri. Dengan demikian secara operasional adalah sulit untuk memisahkan satu faktor terhadap faktor-faktor lainnya tanpa mempengaruhi kondisi keseluruhannya. Meskipun demikian untuk memahami struktur dan berfungsinya faktor lingkungan ini, secara abstrak kita bisa membagifaktor-faktor lingkungan ke dalam komponen-komponennya.
        Berbagai cara dilakukan oleh parapakar ekologi dalam pembagian komponen lingkungan antara lain: Faktor iklim, meliputi parameter iklim utama seperti cahaya, suhu, ketersediaan air dan angin. Faktor tanah, merupakan karakteristik dari tanah seperti nutrisi tanah, reaksi tanah, kadar air tanah, dan kondisi fisika tanah. Faktor topografi, meliputi pengaruh dari terrain seperti sudut kemiringan, aspek kemiringan tanah, tinggi dari permukaan laut. Faktor biotik, merupakan gambaran dari semua interaksi dari organisme hidup seperti kompetisi, peneduhan.

Kesimpulan
        Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai faktor fisik telah dapat dilihat secara langsung faktor- faktor baik faktor biotik maupun faktor abiotik yang terdapat dilingkungan kehidupan hewan

Saran
        Sebaiknya dalam melakukan praktikum dalam keadaan bersungguh-sungguh, tidak terlalu banyak bermain sehingga tidak akan lebih banyak lagi waktu yang terbuang percuma.


Daftar Pustaka
Arifin, Moch. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA, XII (2): 111-115.
Suriadikusumah, Abraham. 2010. Penetapan Kelembaban, Tekstur Tanah dan Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kina (Chinchona spp) di Sub Dis Cikapundung Hulu Melalu Citra Satelit Landsat-TM Image. Jurnal Agrikultura. 21 (1): 85-92.
Susanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Sembel, Dantje Terno. 2015. Toksikologi Lingkungan. CV. Andi Offset: Yogyakarta.
Tolaka, Wilman, dkk. 2013.  Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer, Agroforestri Dan Kebun Kakao Di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Warta Rimba. 1 (1): 1-8.



Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "laporan Pengukuran Faktor Fisik (Tanah) praktikum ekologi hewan"