dasar teori menghitung kadar klorofil dengan spektofotoremeter
Klorofil
atau pigmen utama tumbuhan banyak dimanfaatkan sebagai food suplement yang
dimanfaatkan untuk membantu mengoptimalkan fungsi metbolik (Setiari dan
Nurchayati, 2009: 6).
Klorofil
berperan penting sebagai perangkap penangkap energi matahari yang dalam
fotosintesis akan diubah menjadi ATP dan NADPH serta dapat dijadikan
bioindikator pencemaran udara (Anggarwulan dan Solicatun, 2007: 281).
Aktivitas PGPR dapat
meningkatkan kandungan klorofil karena memperlambat degradasi klorofil atau
meningkatkan fotosintesis perluasan daun (Phabiola dan Khalimi, 2012: 129)
Klorofil
adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan
Cynobacteria. Nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno:
choloros = green (hijau), and phyllon= leaf (daun). Fungsi krolofil pada
tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
(gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida danair dengan bantuan sinar
matahari (Subandi, 2008: 32)
Spektrofotometri
merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang
digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Saputra, 2012: 65).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi sintesis klorofil meliputi: cahaya, gula atau karbohidrat,
air, temperatur, faktor genetik danunsur-unsur nitrogen, magnesium, besi,
mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen. Faktor utama pembentuk klorofil adalah
nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur haramakro. Unsur ini diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan olehtanaman, salah satunya
sebagai penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N akan menunjukkan
gejala antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan N2
secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia
(NH3) (Hendriyani, 2009: 146).
Penentuan
kadar nitrit dilakukan dengan metode spektrofotometer pada kisaran 0,01 mg/L
-1,0 mg/L. Dalam suasana asam (pH 2-2,5), Nitrit akan bereaksi dengan
Sulfanilamid dan N-(1-Naphthyl) ethylene diamine dihydrochloride (NED
dihydrochloride) membentuk senyawa azo yang berwarna merah kekuningan yang
dapat diukur pada panjang gelombang 543 nm (Dewi, 2006: 48).
Gugus
hidroksil pada senyawa fenolik bereaksi dengan reagen Folin Ciocalteau
membentuk kompleks molibdenum- tungsten berwarna biru yang dapat dideteksi
dengan spektrofotometer. Semakin besar konsentrasi senyawa fenolik
makasemakinbanyak ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropoli
(fosfomolibdat-fosfotungstat) menjadi kompleks molibdenum-tungsten se- hingga
warna biru yang dihasilkan semakin pekat (Alfian, 2012: 78).
Tahap
teknik pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah penelitian, yaitu
melakukan pengukuran factor fisika kimia pH, suhu, dan intensitas cahaya,
menganalisis kadar Pb pada Elodea canadensis
dan limbah cair pulp dan kertas sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan AAS serta menganalisis Kadar Klorofil Elodea canadensis menggunakan
Spektrofotometer (Novita, 2012: 3).
daftar pustaka
Anggarwulan
dan Solicatun,. 2007. Kajian Klorofil dan Karotenoid Plantago Major L dan Phaseolus
vulgaris L sebagai Bioindikator Kualitas Udara. Biodiversitas. VIII(4): 279-282.
Phabiola
dan Khalimi, 2012. Pengaruh Aplikasi Formula Pantoca Agglomerase terhadap
Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Klorofil Tanaman Strowberi. Agrotrop. XX(2): 125-131.
Setiari dan
Nurchayati. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada Beberapa Sayuran Hijau. Bioma. XI(1): 6-10.
Alfian, R, dkk. 2012. Penetapan
Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa Linn) Dengan Variasi
Tempat Tumbuh Secara Spektrofotometri. Jurnal
Ilmiah Kefarmasian, Vol 2 (1): 73 – 80.
Dewi, Y, dkk. 2006.
Efektivitas Teknik Biofiltrasi Dengan
Media Bio-Ball Terhadap Penurunan Kadar Nitrogen Total. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik
LIMIT’S, Vol 9 (1): 45-53.
Novita, dkk. 2012. Penyerapan
Logam Timbal (Pb) dan Kadar Klorofil Elodea
canadensis pada Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas. Jurnal Lentera Bio, Vol 1 (1): 1–8.
0 Response to "dasar teori menghitung kadar klorofil dengan spektofotoremeter"
Post a Comment