ads

struktur sel bakteri lengkap terbaru


STRUKTUR SEL BAKTERI
1.      Flagela dan Filamen Axial
Flagellum (jamak: flagella) atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum tersusun dari protein. Flagellum pada bakteri ada yang berjumlah satu (monotrik), banyak flagellum di satu sisi (lofotrik), satu atau banyak flagellum di kedua ujung (amfitrik), atau tersebar di seluruh permukaan sel (peritrik).




Fungsi utama flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan. Flagela bukan  merupakan alat untuk pertahanan hidup. Flagela dapat dipisahkan dengan guncangan atau dengan putaran dalam alat pengocok seperti sentrifuga. Sel tetap hidup dan memperoleh motilitas dengan pertumbuhan kembali flagela. Sel bakteri berflagela dapat menghampiri sumber nutrisi dan menghindari racun dengan menghampiri suatu kemoatraktan atau meninggalkan senyawa yang tidak diinginkan. Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel dengan putaran melingkar searah sumbu panjangnya, seperti baling-baling. Putaran flagela dikuatkan oleh arus listrik. Fungsi flagela dibangun oleh  respon kemotaktik, menunjukkan suatu sistem  regulasi sensori umpan balik. Flagela ganda memutar berlawanan dengan arah jarum jam untuk membentuk suatu berkas yang terkoordinir dan efek pergerakan sel umumnya ke arah nutrisi (kemotaksis positif). Pengaruh adanya senyawa yang tidak diinginkan,menyebabkan koordinasi menjadi hilang, berkas flagela mengalami kekacauan, dan sel berputar dan cenderung menjauhi senyawa tersebut. Koordinasifungsi flagela melibatkan ke moreseptor, yang disebut “protein pengikat periplasmik”,  yang berinteraksi dalam transpor membran. Koordinasi pergerakan flagela juga melibatkan proses metilasi suatu protein membran plasma spesifik. Adanya kemoatraktan, proses metilasi protein tersebut meningkat, sebaliknya dengan adanya racun/senyawa yang tidak diinginkan, proses metilasi menurun.

2.      Mikrofibril: Fimbria dan Pili Seks (Adhesin, Lektin, Evasin, dan Aggressin)
Fimbria, disebut juga pili dapat diamati dengan mikroskop elektron pada permukaan beberapa jenis sel bakteri. Fimbria merupakan mikrofibril serupa rambut berukuran 0,004 – 0,008 µm,. Fimbria lebih lurus, lebih tipis dan lebih pendek dibandingkan dengan flagela. Struktur fimbria serupa dengan flagela, disusun oleh gabungan monomer, membentuk rantai yang berasal dari membran plasma.  Salah satu bakteri yang memiliki banyak fimbria, dapat menginfeksi saluran urin. Sel berfimbria melekat kepada ruang antar sel, permukaan hidrofobik, dan reseptor spesifik.
Fungsi fimbria dianggap membantu bakteri untuk bertahan hidup dan berinteraksi dengan inang. Fungsi fimbria, di antara komponen permukaan sel  bakteri yang lainnya, dapat dianggap memiliki aktivitas fungsional seperti  adhesin, lektin, evasin, agresin, dan pili seks. Pada bakteri patogen yang menyebabkan infeksi, fimbria dan komponen permukaan lainnya dapat berperan sebagai faktor pelekat spesifik, yang disebut adhesin.
 Spesifisitas perlekatan fimbria dapat menyebabkan bakteri menempel dan berkoloni pada jaringan inang spesifik. Fimbria 987P, K88, K99 pada strain E. coli enteropatogen (penyebab diarhe) berfungsi untuk kolonisasi dalam usus babi dan anak sapi.  Pada beberapa jenis bakteri, permukaan sel memiliki protein membran. Protein membran pada Streptococcus pyogenes grup A, diketahui sebagai faktor virulensi, berperan sebagai faktor pelekat (adhesin) pada proses kolonisasi pada faring, perlekatan tidak terjadi jika protein membran dinetralisasi oleh antiserum spesifik, dapat mencegah fagositosis ( berperan sebagai suatu evasin) dan akhirnya berperan sebagai leukosidal (berperan sebagai agresin atau toxin). Fimbria lain yang masuk kelompok protein disebut lektin, ditemukan pada hewan dan tumbuhan, yang berikatan dengan gula spesifik pada permukaan sel. Sebagai contoh, perlekatan fimbria E. coli dan Shigella flexneri terhadap sel darah merah dan jaringan (epitel usus) secara spesifik dihambat oleh D-manosa dan D-metilmanosida.

3.      Selubung Sel
Selubung sel bakteri terdiri dari membran plasma, dinding sel serta protein khusus atau polisakarida dan beberapa bahan pelekat luar. Komponen selubung sel sebagai lapisan pelindung yang tersusun atas beberapa lapis sel yang umum terdapat pada sel bakteri,  tersusun dari 20% atau lebih dari berat kering sel. Selubung sel bakteri mengandung daerah transpor untuk nutrisi dan daerah reseptor untuk virus bakteri dan bakteriosin, mempermudah interaksi inang-parasit, disamping itu sebagai tempat reaksi komplemen dan antibodi, dan sering mengandung komponen toksik untuk inang. 

4.       Kapsul 
Virulensi patogen  sering berhubungan dengan produksi kapsul. Strain virulen Pneumococcus menghasilkan polimer kapsuler yang melindungi bakteri dari fagositosis. Bakteri tersebut membentuk koloni mukoid atau cair (tipe M)  atau koloni halus (tipe S) pada medium padat dan sebaliknya strain kasar (tipe R ) tidak membentuk kapsul. Hilangnya kemampuan untuk membentuk kapsul melalui mutasi berhubungan dengan  kehilangan virulensi dan kerusakan oleh fagosit tapi tidak mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri. Bentuk kapsul yang kental yang cenderung melekat kepada sel, sedangkan lendir dan polimer ekstraseluler lebih mudah tercuci. Kapsul lebih mudah dilihat dengan pewarnaan negatif. Di bawah mikroskop, dalam campuran tinta India kapsul kelihatan lebih terang mengelilingi sel. Kapsul juga dapat diwarnai secara khusus. Sel bakteri yang tidak membentuk kapsul dan secara serologi  dapat bereaksi dengan serum antikapsul, dikatakan menghasilkan mikrokapsul.

5.      Dinding Sel
Dinding sel, ditemukan pada semua bakteri  hidup bebas kecuali pada Mycoplasma. Dinding sel berfungsi melindungi kerusakan sel dari lingkungan  bertekanan osmotik rendah dan memelihara  bentuk sel. Hal ini dapat diperlihatkan melalui plasmolisis, dengan mengisolasi partikel selubung sel setelah sel bakteri mengalami kerusakan secara mekanik, atau dengan penghancuran oleh  lisozim. Jika seluruh sel atau selubung sel diisolasi kemudian diberi lisozim, partikel dinding sel bakteri (bukan archeabakteria) dapat lisi dengan perlakuan lisozim tersebut dan membentuk protoplast (Bakteri Gram positif) dan spheroplas (Bakteri Gram negatif). 
Komponen kaku dinding sel eubakteria patogen adalah suatu makromolekul raksasa berbentuk kantung tunggal atau sakulus, disusun oleh jaringan hubungan lintas peptidoglikan (murein). Murein dan komponen yang berhubungan terdapat sekitar 2-40% dari berat kering sel. Komponen glikan disusun oleh dua gula amino, glukosamin dan asam muramat. Struktur glikan terdapat secara berselang-seling sebagai residu (-1,4 linked N-acetyl-D-glukosamine (GlcNac) dan N-acetyl-Dmuramic acid [3-0(1’-D-carboxyethyl)-N-acetyl-D-muramic acid] (contoh, MurNac).  Rantai tersebut bervariasi dari 10 sampai 170 unit disakarida. Unit peptida dan glikan tersebut terikat pada gugus karboksil asam laktat dari MurNac kepada ujung amino suatu tetrapeptida. Glikotetrapeptida tersebut dihubungkan-lintas (cross-linked) melalui unit tetrapeptida, membentuk kerangka yang berkesinambungan. Gambaran yang sama pada komponen tetrapeptida adalah adanya D-alanin, yang selalu mengikat unit di antara rantai peptidoglikan.  

6.      Protoplas dan Sferoplas
Bakteri biasanya lisis dalam air atau serum, ketika lapisan peptidoglikan dinding sel yang kaku dilarutkan oleh lisozim atau zat lain. Walaupun  demikian, jika distabilkan oleh larutan sukrosa atau garam  hipertonik (0,2 – 0,5 M, tergantung pada organisme), akan dilepaskan suatu bagian yang berbentuk bola dan sensitif secara osmotik, yang disebut protoplas. Komponen pembungkus yang tetap ada pada bagian yang sensitif tersebut, dinamakan sferoplas. Pada saat komponen membran luar terbentuk, bakteri gram-positif umumnya membentuk protoplas, sedangkan bakteri gram-negatif menghasilkan sferoplas. Sferoplas juga dihasilkan dalam pertumbuhan pada lingkungan hipertonik dengan adanya penghambat sintesis dinding sel, seperti penisilin. 

7.      Periplasma
Periplasma, merupakan komponen yang terdapat di antara membran dalam  dan membran luar dari membran sel bakteri.  Periplasma dapat diamati pada bakteri Gram-negatif, tapi pada bakteri Gram-positif tidak semua atau hanya  sedikit/sulit diamati. Hal ini dapat dijelaskan dengan tingginya tekanan osmotik dalam sel bakteri Gram-positif (0,05 – 0,2 Pa [5 – 20 atm]) dibandingkan dengan bakteri Gram-negatif (0,03 – 0,05 Pa [3 – 5 atm]) . Daerah periplasma bakteri Gram-negatif bervariasi karena kondisi pertumbuhan di antara masing-masing individu bakteri. Gel yang sangat kental dan jumlahnya dapat sangat besar dalam struktur. Gel mengelilingi dan diselingi dengan peptidoglikan berpori. Gel periplasma mengandung oligosakarida yang dihasilkan oleh membran (MDO) yang terdapat dalam ukuran kebalikan dari osmolaritas medium  pertumbuhan, berbagai enzim hidrolitik seperti fosfatase, nuklease, ( β-laktamase yang dikendalikan plasmid penisilinase), dan protein yang secara spesifik mengikat gula, bahan-bahan transpor, asam amino, dan ion anorganik. 

8.      Membran Plasma
Membran plasma merupakan pembungkus sel  yang terletak di bagian dalam dari lapisan dinding sel yang kaku dan berhubungan dekat dengan membran sitoplasma yang  lembut, bersifat sangat penting untuk sel. Pada irisan tipis membran plasma di bawah mikroskop elektron memperlihatkan suatu bentuk struktur “sandwich trilaminar” lapisan gelap-terang-gelap.   Meskipun bakteri  dianggap toleran terhadap perubahan tekanan osmotik yang ekstrim pada lingkungan luar, protoplasnya akan mengalami plasmolisis (menyusut) atau plasmoptisis (membengkak-pecah) ketika ditempatkan dalam media yang tidak sesuai. Penempatan sel dalam larutan hipertonik menyebabkan plasmolisis, terjadi penyusutan/pelepasan membran dan sitoplasma dari dinding sel.
Komponen membran plasma teridiri dari sekitar 30% atau lebih dari berat sel. Membran mengandung 60-70% protein, 30-40% lipid, dan sejumlah kecil karbohidrat. Fosfatidiletanolamin (75%), fosfatidilgleserol (20%), dan glikolipid sebagai unsur utama. Umumnya tidak terdapat kolin, sfingolipid, asam lemak poliunsaturated (tak-jenuh), inositida, dan steroid. Glikolipid termasuk diglikosildigliserida terutama ditemukan pada membran bakteri garam-positif, yang juga mengandung asam lipoteikoat. Alkohol poliisoprenoid 55 karbon yang diketahui sebagai baktoprenol atau undekaprenol terdapat dalam jumlah yang kecil.


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "struktur sel bakteri lengkap terbaru"