ads

Dasar Teori kontraksi otot jantung laporan praktikum

Dasar Teori kontraksi otot jantung laporan praktikum


Otot jantung terdapat pada jantung dan sama halnya dengan otot polos dikendalikan oleh sistem syaraf otonom yang tidak dipengaruhi kehendak. Meskipun otot jantung tardier dari sel-sel individual, otot ini bergerak secara bersama-sama yaitu sel-sel berkontraksi dan relaksasi pada waktu yang sama (Isnaeni, 2006).



            Kontraksi otot dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang menghasilkan suatu tegangan dalam otot. Biasanya kontraksi itu disebabkan oelh suatu impuls saraf. Neuron dan serabut-serabut otot yang dilayani merupakan suatu unit motor. Serabut otot secara individual merupakan satuan fungsional. Semua neuron motor yang menuju otot kerangka mempunyai akson-akson yang bercabang, masing-masing berakhir dalam sambungan neuromuskular dengan satu serabut otot (Guyton, 2006: 321).
            Jantung sangat berperan penting dalam hubungannya pada pemompaan darah keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi  dalam pengangkutan dan penyerapan enzim, zat nutrisi, oksigen, karabondioksida, dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai kepada bagian-bagian jaringan tubuh (Barret, 2010: 1011).

 Jantung merupakan organ tubuh yang berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Otot jantung mempunyai sifat kontraktibilitas yaitu kemampuan jantung untuk bekontraksi bila di rangsang (Khairil, 2012: 25).
            Jantung terdiri dari 3 tipe utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serabut otot yang khusus mengantar rangsangan dan menembus rangsangan. Tipe otot atrium dan otot ventrikel berkontraksi dengan cara yang mirip (Buyton, 2008: 89).
             Jantung sebagai otot yang berkontraksi dapat memompa darah keseluruh tubuh melalui kontraksi otot yang dilakukannya kekuatan dan juga kecepatan kontraksi otot yang dilakukannya kekuatan dan juga kecepatan kontraksi otot bergantung dari jenis hewan tersebut (Likhing, 2009: 55).
            Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu berkontraksi. Fungsi otot antara lain membuat gerakan tubuh, mempertahankan postur tubuh bersama rangka, menstabilkan hubungan antar tulang, mempertahanakan suhu tubuh, melindungi jaringan dalam tubuh dan menyimpan sedikit nutrisi. Kontraksi otot dibagi menjadi kontraksi isometrik dan kontraksi isotonik. Pada kontraksi isometrik (jarak sama), besarnya tekanan meningkat saat proses kontraksi, tetapi panjang otot tidak berubah. Di sisi lain, pada kontraksi isotonik (tekanan sama), besarnya tekanan yang dihasilkan otot adalah konstan saat kontraksi, tetapi panjang otot berkurang (otot memendek) (Lichtwark & Wilson, 2009: 4379).
Jantung sangat berperan penting dalam hubungannya dengan pemompaan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke bagian-bagian jaringan-jaringan tubuh (Syarif, 2010: 29).
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik,namun otot jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan terletak di tengah serabut. Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistemawaan, yaitu bentuknya lurik, tetapi bekerja seperti otot polos, yaitu di luar kesadaran atau di luar perintah otak. Kerja otot ini dipengaruhi oleh syaraf otonom. Otot jantung membentuk dinding jantung sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia (Syamsuri, 2010: 215).
Otot jantung memiliki intercalated discs, yang merupakan membran sel guna memisahkan suatu sel dengan sel jantung yang lainnya. Beberapa membran sel intercalated discs berdifusi dengan yang lain membentuk permeable communicating junctions (gap junction). Difusi ini membuat ion dapat berpindah secara bebas dan potensial aksi juga lancer. Otot jantung merupaka syncytium atau kesatuan fungsional, sehingga jika suatu sel otot tereksitasi maka sel otot jantung yang lain juga ikut tereksitasi (Philip, 2010:90).
Otot jantung akan lebih kuat dan dapat lebih baik dalam menyalurkan darah. HDL bertambah dan perbandingan jumlah kolesterol dan HDL akan berkurang, sehingga dapat mengurangi resiko untuk mengembangkan arteosclerosis atau pengerasan arteri yang menyebabkan serangan jantung (Herman, 2010:29).
Gangguan fungsi jantung pada keadaan sepsis dapat secara objektif dinilai dengan pemeriksaan ekhokardiografi, pemeriksaan seromarker terhadap fungsi jantung pada keadaan sepsis berupa pemeriksaan kadar troponin dan natriuretik peptide (BNP) yang dapat memberikan gambaran secara tidak langsung tentang fungsi structural dan fungsional organ jantung 4. Peningkatan BNP memberikan informasi tentang kemampuan fungsional otot jantung yang merefleksikan peningkatan wall stress (volume) pada saat diastolic, sedangkan peningkatan kadar troponin pada keadaan sepsis dihubungkan dengan derajat severitas sepsis yang tinggi, adanya gangguan structural (hilangnya integritas membrane sel) pada sel otot jantung dan prognosis yang buruk, sehingga troponin direkomendasikan sebagai seromarker untuk monitoring dan menilai prognosis pasien dengan sepsis berat dan shock septic (Priyantoro, 2010:182).
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua atrium tipis dan dua ventrikel muskularis. Atrium terpisah dari ventrikel oleh selapis jaringan ikat fibrosa (annulus fibrosus) yang menyediakan rangka bagi melekatnya otot dan insersi katup-katup jantung. Annulus fibrosus juga mencegah konduksi listrik antara atrium dan ventrikel, kecuali di nodus atrioventrikular (nodus AV). (Sloane, 2011: 56).
Sel-sel jantung tidak akan berkontraksi  kecuali dipicu oleh input neuron motoris yang mengontrolnya. Akan tetapi sel-sel otot jantung dapat mengakibatkan potensial aksinya sendiri, tanpa suatu apapun dari sistem saraf (Miftah, 2010: 5).

 daftar pustaka


Sloane, Ethel. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Jakarta: Kedokteran EGC.
Miftah, A. 2010. Pengaruh Latihan Berjalan dan Latihan Beban Terhadap Kekuatan
Otot Tungkai Bawah Pada Manusia Usia Lanjut. Jurnal Teknobiologi. 1(1) : 1-10
Buyon. 2008. Fisiologi Kedoteran. Jakarta: Erlangga.
Khairil, M. 2012. Fisiologi Hewan. Banda Aceh: USK.
Likhing, E. 2009. Kontraksi Otot Jantung Pada Amphibi yang di Pengaruhi Oleh   Berbagai rangsangan. Jurnal Penelitian, Vol 3 (1): 50-59.

Lichtwark, G. A. and A. M. Wilson. 2009. Interactions Between The Human Gastrocnemius Muscle And The Achilles Tendon During Incline, Level And Decline Locomotion. The Journal of Experimental Biology, 12(4): 4379-4388.
Syamsuri, Istamar. 2010. Biologi 2000. Jakarta: Erlangga.
Syarif,I. 2010. Kimoinstrumentation: Alat Pengukuran Karakteristik Otot Gastroknemus Katak Berbasis Komputer. Bandung: Departemen Fisiska ITB.

Herman. 2010. Pengaruh Latihan Terhadap Fungsi Otot Dan Pernapasan. Jurnal ILARA, Vol. 1 (2): 27-32.
Philip I. Aaronson & Jeremy P.T Ward. 2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular. Penerjemah dr. Juwalita Surapsari. Jakarta : Erlangga.
Priyanto, Kabul, Soroy Lardo, Yoga Yuniadi. 2010. Cardiac Dysfunction due to Sepsis. Jurnal Kardiologi Indonesia, Vol. 31 (3): 177-186.

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kaninus.
Guyton & Hall. 2006. Muscle contractions can be defined as an activity that generates a tension in the 
muscles. New York. Journal of Medical Physiology, 8(3): 321-328.
 
Barret, Kim etc. 2010. The Heart Is Very Important In Relation To The Pumping Blood Throughout The Body Via The Circulatory System. USA. Journal of Muscle Contraction and Fatigue, 2(6): 1011-1017.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Dasar Teori kontraksi otot jantung laporan praktikum"