ads

contoh ringkasan jurnal hormon Luteinizing Hormone (LH) pada Kerang Mutiara Jenis Pinctada maxima

                                                                         Makalah Jurnal
 HORMON
Luteinizing Hormone (LH) pada Kerang Mutiara Jenis Pinctada maxima


DISUSUN OLEH :
Rizal Sunanda (1406103010014)
KELAS 02

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016


Kata Pengantar

       Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang tak pernah putus sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Dengan bahasa yang mudah untuk dipahami makalah ini memberikan gambaran kepada para pembaca yang mempelajari tentang makalah jurnal tentang “Luteinizing Hormone (LH) pada Kerang Mutiara Jenis Pinctada maxima.
       Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan untuk gambaran pembelajaran tentang menyusun ataupun membuat resume jurnal.
       Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman pendidikan yang kami jalani belum sempurna kami terima. Karena kami disini juga masih belajar, oleh karena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan/kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.





                                                                               Banda Aceh, 23 Mei 2017

Rizal Sunanda

                              



Daftar Isi
Cover......................................................................................................................1
Kata pengantar........................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.....................................................................................4
B.     Tujuan..................................................................................................4
BAB II Materi Jurnal
       1.  Judul Jurnal..........................................................................................5
       2.  Pengarang Jurnal..................................................................................5
       3. Latar Belakang Dalam Jurnal...............................................................5.
       4. Subyek Penelitian Dalam Jurnal...........................................................5
       5. Metode Penelitian Dalam Jurnal...........................................................5
       6. Hasil Penelitian Dalam Jurnal...............................................................5
       7. Kesimpulan Penelitian Dalam Jurnal....................................................7
BAB III PEMBAHASAN
       Ringkasan Jurnal.......................................................................................9
BAB IV PENUTUP
1.      Kesimpulan.........................................................................................11
2.      Saran...................................................................................................11
Daftar Pustaka
       BAB 1
     PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Pinctada maxima merupakan jenis kerang mutiara yang dibudidayakan di NTB. Perubahan jenis kelamin atau fungsi gonadnya sangat ditentukan oleh faktor lingkungan (makanan) dan kemampuan metabolisme untuk menghasillkan energi atau protein serta hormon reproduksi (FSH atau LH) yang dihasilkan. Penelitian yang telah dilakukan pada tahun 1997 terhadap kadar LH dari 10 ekor kerang mutiara saat spawning dan seminggu setelah spawning yang menggunakan spektrofluorometri (TLC) dan analisa statitik dengan uji t. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar LH (Luteinizing Hormone) sangat tinggi (61,533 ppm/cc) pada saat spawning, dan seminggu setelah spawning menurun menjadi 52,926 ppm/cc. Indikasi ini menunjukkan bahwa kadar LH pada kerang mutiara dalam waktu 1 minggu mengalami penurunan yang sangat signifikan (8,607 ppm/cc) dengan thitung= 5,10 pada taraf signifikansi 5% dan ttabel = 4,03. Penurunan ini kemungkinannya akan mencapai titik neutral. Hal ini menunjukkan bahwa kadar LH sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan gonad pada kerang mutiara.

B.       Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk:
1.      Mengetahui gambaran kadar LH pada cairan gonat pada kerang mutiara gamet jantan.
2.      Mengetahui kondisi lingkungan (makanan) sangat menentukan untuk mengarahkan fungsi gonad kerang mutiara untuk menghasilkan gamet sepanjang hidupnya.

 


BAB II
Makalah Jurnal

1.      Judul Jurnal
Luteinizing Hormone (LH) pada Kerang Mutiara Jenis Pinctada maxima”.

2.      Pengarang
Syachruddin AR

3.      Latar Belakang Dalam Jurnal
Pinctada maxima merupakan jenis kerang mutiara yang dibudidayakan di NTB. Perubahan jenis kelamin atau fungsi gonadnya sangat ditentukan oleh faktor lingkungan (makanan) dan kemampuan metabolisme untuk menghasillkan energi atau protein serta hormon reproduksi (FSH atau LH) yang dihasilkan. Penelitian yang telah dilakukan pada tahun 1997 terhadap kadar LH dari 10 ekor kerang mutiara saat spawning dan seminggu setelah spawning yang menggunakan spektrofluorometri (TLC) dan analisa statitik dengan uji t. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar LH (Luteinizing Hormone) sangat tinggi (61,533 ppm/cc) pada saat spawning, dan seminggu setelah spawning menurun menjadi 52,926 ppm/cc. Indikasi ini menunjukkan bahwa kadar LH pada kerang mutiara dalam waktu 1 minggu mengalami penurunan yang sangat signifikan (8,607 ppm/cc) dengan thitung= 5,10 pada taraf signifikansi 5% dan ttabel = 4,03. Penurunan ini kemungkinannya akan mencapai titik neutral. Hal ini menunjukkan bahwa kadar LH sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan gonad pada kerang mutiara.

4.      Subyek Penelitian Dalam Jurnal
Subjek dari penelitian adalah cairan gonat pada Kerang mutiara

5.      Metode Penelitian Dalam Jurnal
Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis spekrofotometri dan perhitungannya serta hasil uji statistik

6.      Hasil Penelitian Dalam Jurnal

























a.       Jenis kelamin pada kerang mutiara
Jenis kelamin kerang mutiaran umumnya hemaprodit dengan kelamin terpisah Dioecious. Perubahan jenis kelamin atau fungsi gonad lebih banyak disebabkan oleh faktor makanan dan metabolisme. Disisi lain para ahli mengatakan bahwa metabolisme sangat menentukan arah fungsi gonad. saat persediaan makanan cukup tinggi akan menghasilkan ovum sedangkan pada saat persediaan makanan kurang akan menghasilkan spermia.
b.      Hormon reproduksi
Hormon sebagai zat organik yang dihasilkan oleh sel-sel khusus dalam jumlah yang sangat sedikit dan dilepaskan pada saat yang tepat dengan kadar yang tepat untuk organ sasarannya.
Kerang mutiara memiliki hormon reproduksi yang lebih sederhana dibandingkan dengan hewan tingkat tinggi.
Hormon reproduksi pada kerang mutiara yang sudah terdeteksi adalah hormon LH dan FSH. Menurut Soebadi (1992), LH merupakan hormon glycoprotein, karena mengandung asam amino dan karbohidrat. Deretan asam amino dan karbohidratnya hampir serupa antara LH dengan FSH, tetapi pada LH tidak mengandung Tryophan dan sangat sedikit mengandung asam sialat.
Karbohidrat memegang peranan penting dalam fungsi LH, jika preparat dicampur dengan enzim yang menghancurkan karbohidrat maka preparat akan kehilangan seluruh potensinya sehingga penggunaan LH sebaiknya dilakukan melalui injeksi. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa kerang mutiara yang memiliki gamet jantan (spermia) kadar LH yang terkandung dalam cairan gonadnya cukup tinggi 61,533 ppm/cc sedangkan LH pada kerang mutiara post-spawning (seminggu setelah pemijahan) kadarnya rata-rata menurun menjadi 52,926 ppm/cc (Syachruddin, dkk., 2004).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan kadar LH pada kerang mutiara sejalan dengan perubahan fungsi gonad untuk menghasilkan gamet. Kadar LH yang semakin meningkat akan mengubah fungsi gonad kerang mutiara untuk menghasilkan spermia.
Kerang mutiara di perairan tropis biasanya pemijahan secara massal hanya terjadi sekali dalam setahun untuk setiap induk, yaitu setiap bulan Juni sampai Oktober dan puncaknya terjadi pada bulan Juli dan Agustus (Syachruddin, 1990 dan Syachruddin dkk., 1993). Peristiwa ini menurut Tranter (1958) dan terjadi juga pada kerang mutiara yang ada pada perairan sekitar Australia.
Fenomena yang demikian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan (makanan) sangat menentukan untuk mengarahkan fungsi gonad kerang mutiara untuk menghasilkan gamet sepanjang hidupnya, seperti yang diungkapkan oleh Tranter (1958), kondisi lingkungan (makanan) dan Mudasir (1981), kemampuan metabolisme protein yang tinggi sangat berpengaruh terhadap perubahan fungsi gonad paga kerang mutiara, namun hasil penelitian ini lebih spesifik menunjukkan bahwa kadar LH sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan gonad kerang mutiara untuk menghasilkan gamet jantan (spermia). Jumlah makanan dan aktivitas metabolisme yang memungkinkan untuk meningkatnya kadar LH akan memacu kerang mutiara menghasilkan spermia, Jurnal Biologi Tropis. Vol. 14 No. 2 Juli 2014 136 ISSN: 1411-9587 tetapi menurut Motojima (1978) dan Mudasir (1981), jika kondisi lingkungan (makanan) dan kemampuan metabolisme untuk meningkatkan kadar protein dan kadar FSH maka kerang mutiara akan mengarahkan fungsi.

Kesimpulan Penelitian Dalam Jurnal
Kadar LH (Luteinizing Hormone) saat spawning pada kerang mutiara penghasil spermia cukup tinggi (61,533 ppm/cc), tetapi seminggu setelah pemijahan kadarnya turun menjadi 52,926 ppm/cc. Penurunan kadar LH dalam waktu satu minggu sangat signifikan (ttabel = 4,03 dan thitung = 5,10) pada taraf signifikan 5% (a 0,05), karena rata-rata penurunannya mencapai 8,610 ppm/cc.
 

BAB III
Pembahasan

A.    Ringkasan Dari Jurnal
       Pertumbuhan dan perkembangan dari suatu individu menurut Chan (1949); Syachruddin dan Laba (2002) diatur dan dikendalikan oleh faktor genetik, sistim syaraf dan hormon. Aktivitas dan fungsi sel menurut Tun dan Tjahyo, (1998); Syachruddin (2002); Syachruddin (2009); Syachruddin (2011) tidak akan terarah tanpa dikendalikan oleh gen dan koordinasi dari sistem syaraf dan hormon. Menurut Hafez (1980) dalam Mayes, et al. (1992), Sistem syaraf umumnya akan mengatur aktivitas alat-alat tubuh seperti : pergerakan otot dan sekresi kelenjar, sedangkan hormon mengatur aktivitas tubuh yang lambat mengalami perubahan, seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Tulisan ini hanya diarahkan pada kadar LH kerang mutiara saat spawning dan seminggu setelah spawning (pemijahan). Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu kemudian akan masuk ke dalam pembuluh darah melalui difusi. Menurut Mayes et al. (1992) dan Syachruddin, (1998) kadar hormon reproduksi tiap saat pada setiap individu tidak sama dan pengaruhnya dapat terjadi dalam beberapa detik, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahunan. Fungsi hormon menurut Hafez (1980) dalam Mayes, et al. (1992), berkaitan erat dengan fungsi syaraf, karena pada beberapa kelenjar dapat bersekresi bila mendapat stimulus dari sistim syaraf seperti yang terjadi pada kelenjar adrenal bagian medulla dan neurohipofisa. Gonad hewan dalam keadaan matang mengandung hormon reproduksi (LH dan atau FSH) (Wada and Wada, 1939 dan Syachruddin, 1998). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar LH kerang mutiara penghasil spermia pada saat spawning, cukup tinggi (61,533 ppm/cc) dan seminggu setelah pemijahan terjadi penurunan yang cukup signifikan dan terjadi juga pada kerang mutiara penghasil ovum (Syachruddin, dkk., 2004). Fenomena ini memberikan gambaran bahwa kadar LH akan meningkat pada saat matang gonad dan menurun kembali pada saat sesudah memijah sampai pada tahap neutral. Manipulasi kadar LH yang diinjeksikan pada kerang mutiara neutral (tidak memiliki gamet) menurut Syachruddin (1998); Syachruddin (2006) dan Syachruddin (2009); dapat dilakukan sebagai stimulus agar kerang mutiara dapat menghasilkan spermia dan memacu percepatan pemijahan (spawning).






   BAB IV
   PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kadar LH (Luteinizing Hormone) saat spawning pada kerang mutiara penghasil spermia cukup tinggi (61,533 ppm/cc), tetapi seminggu setelah pemijahan kadarnya turun menjadi 52,926 ppm/cc. Penurunan kadar LH dalam waktu satu minggu sangat signifikan (ttabel = 4,03 dan thitung = 5,10) pada taraf signifikan 5% (a 0,05), karena rata-rata penurunannya mencapai 8,610 ppm/cc.

B.     Saran



DAFTAR PUSAKA


Allen, J.A., (1942). True Pearl Shell (Family Pteriidae). In Australian Shell. Georgian house, Melbourne.

Chan, A.R., (1949). Pearl Cultur in Japan. U. S. Departement of Interior Fish and Wildlife Service. Washingthon 25. D.C.

Darma, B., (1988). Siput dan Kerang Indonesia. Sarana Graha. Jakarta

Herdman, D.A., (1904). Pearl Oyster Fisheries Part II. The Gulf of Manaar. With Supplementary Reports upon the Marine Biology of Ceylon by other Naturalists. Pub. at the Request of the Colonial Goverment by the Royal Society London.

Mayes., Peter, Rodwell, W. Victor, Granner, dan K. Daryl, (1992). Biokomoa (Harper’s Review of Biochemistry). Edisi 20 Alih bahasa: Dr. Iyan Darmawan. Cetakan ke VI. 1992. EGC. Penerbit Buku Kedokteran
Motojima, S., (1978). Experimental Pearl Oysters of Japan.No.100/62. Pub. by Japan Pearl Exporters Ass.
Mudasir, (1981). Budidaya Tiram mutiara. Diklat Ahli Usaha Perikanan Jakarta.
Mulyanto, (1987). Tehnik Budidaya Laut Tiram mutiara di Indonesia. Jaringan Informasi Perikanan Indonesia. Diterbitkan oleh Direktorat Djenderal Perikanan Indonesia.
Sastry, A.N., (1966). Variation Reproduction Of Latitudinally Separated Population Of To Marine Vertebrates. Am. Zool.6. 374-375
Soebadi, P., 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Hormon Reproduksi. Fakultas Kedokteran Veteriner, Jurusan Reproduksi, IPB. Pen. MSW - Jakarta.
Soemadi (1991). Catatan Untuk Analisis Runut Guna Mengendalikan Cemaran Dan Kontaminan Kimia. Majalah Kimia Indonesia Vol.3 No.1
Sutrisni., H., (1979). Metodology Research 3. Yayasan Penerbit Fakultas Psikhologi Universitas Gajah Mada Indonesia.
Syachruddin, AR., (1990). Kualitas Biologik, Kimia dan Fisik Perairan Pesisir dan Kaitannya dengan Pertumbuhan Tiram mutiara (Pinctada sp.) di Tanjung Bero Sumbawa. NTB (Tesis S2, UGM Yogyakarta).
Syachruddin, AR., (1998). Stimulasi Hormonal untuk Memacu Pemijahan Kerang Mutiara (Pinctada maxima). Disertasi untuk memperoleh gelar Doktor pada FPS-Universitas Airlangga Surabaya.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "contoh ringkasan jurnal hormon Luteinizing Hormone (LH) pada Kerang Mutiara Jenis Pinctada maxima"