Pola
Aktivitas dan Jarak Edar Hewan Nokturnal
Activity Pattern and
Distance of Nokturnal Animals
Rizal Sunanda
Rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Telah
dilakukan praktikum yang berjudul “Pola Aktivitas dan Jarak Edar Hewan Nokturnal.” pada tanggal 21-23 April 2017. Tujuan Setelah
melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu, Mengetahui pola aktivitas
hewan malam hari terutama Achatina pulica
(bekicot). Mengetahui panjang jarakedar haraian berkorelasi dengan ukuran
tubuhnya. Mengetahui dan membuat estimasi mengenai berapa jauh jarak yang
ditempuh hewan sehari-hari dalam melakukan berbagai aktivitas hidupnya Alat. Termometer 1 buah.
Lux meter 1 buah. Hygrometer Asman 1 buah. Soil tester 1 buah. Jangka sorong 1
buah. Timbangan 1 buah. Patok berlabel 40 buah. Meteran 1 buah. Alat tulis.
Bahan. Achatina pulica. Kain
lap/tissu. Data ini diambil dengan teknik pengamatan langsung.
Bahan yang telah tersedia dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ada lalu
diamati dan dibuat laporan. Kesimpulannya
Bekicot ini hidup di daerah tropis dimana ia tidak memiliki musuh alami.
Ia termasuk hewan hermafrodit (memiliki 2 jenis kelamin, jantan dan betina). Bekicot (Achatina fulica)
memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya, serta
bergerak lambat menggunakan kakinya.
Kata Kunci :
Nokturnal, Hewan, Jarak.
It has been done
practicum entitled "Activity Pattern and Distance of Nokturnal
Animals." On 21-23 April 2017. Objectives After doing this lab, students
are expected to be able to, Know the pattern of night animal activity
especially Achatina pulica (snail). Knowing the length of the range of the
quotation correlates with the size of the body. Know and make estimates about
how far the distance traveled by everyday animals in doing various activities
of his life Tools. Thermometer 1 piece. Lux meter 1 piece. Hygrometer Asman 1
piece. Soil tester 1 piece. Slurry 1 piece. Scales 1 piece. Labeled with 40
pieces. 1 meter. Stationary. Material. Achatina pulica. Cloth / tissue. This
data is taken with direct observation techniques. Available materials are made
in accordance with existing procedures and then observed and made reports. In
conclusion This snail lives in the tropics where it has no natural enemies. It
belongs to a hermaphrodite animal (having 2 sexes, male and female). Snails
(Achatina fulica) has a characteristic wide-legged and flat on the ventral
body, and move slowly using his legs.
Keywords:
Nocturnal, Animals, Distance.
Pendahuluan
Cangkang bekicot (Achatina pulica) mengandung zat khitin
sekitar 70%-80% sedangkan dalam udang terdapat kitin sebanyak 15%-20% dan
rajungan 20%-30%. Penelitian kitosan pada bekicot diperoleh kadar air 3,265%
dan derajat deasetilasi 74,78-77,99% (Sari, 2014: 52).
Pola
perubahan cahaya lingkungan pada mamalia digunakan sebagai sinyal dalam
pengaturan aktivitas untuk optimalisasi kemampuan hidup dalam satu periode
harian. Pada kelompok hwan nokturnal, periode gelap menjadi sinyal untuk
beraktifitas. Sebaliknya periode terang bagi kelompok hewan diurnal merupakan
sinyal untuk beraktifitas (Ridwan, 2012: 39).
Terkait
dengan batas barat Australia di Sulawesi, hal itu ditandai dengan kehadiran
tiga-subkelas hewan berkantung endemik khas Australia, terutama kuskus yang
hidup di pohon. Pertama, kuskus beruang (Ailurops
ursinus), dengan ciri berwarna coklat tua, berukuran hingga satu meter,
diurnal, dan hidup di kanopi memakan daun, Kedua, kuskus kerdi (Strigocuscus celebensis), jenis
nokturnal yang hidup di kanopi bawah, dan memakan buah dan serangga (Jatna,
2008: 30).
Ada perbedaan yang nyata
dalam hal jarak harian yang ditempuh antar gender atau di hutan bekas tebangan
dan hutan utuh. (wilayah jelajah- 1,0 km dalam 13 jam 9,7 km dalm 6 jam).
Jantannya melintasi daerah yang jauh lebih luas di sebagian besar wilayah
jelajahnya dalam semalam dibandingkan betina. Menggunakan jalan (hutan bekas
tebangan) dan jalan setapak (hutan utuh) (Meijaard, 2006: 300).
Informasi tingkah laku Tarsius spectrum saat beraktifitas
disekitar sarang pohon belum pernah diteliti padahal pemahaman beberapa tingkah
laku satwa merupakan dasar ilmiah yang
dapat digunakan untuk mengembangbiakan satwa baik semi in- situ maupun ex-situ
dalam kaitan menujang upaya
konservasi agar satwa endemik ini
tetap meningkat populasinya (Urulamo,
2014: 161).
Metode/Cara Kerja
Waktu
dan Tempat
Praktikum
dilakukan di Desa Lamtamot, Lembah
Selawah, Aceh Besar. pada
tanggal 21-23
April 2017.
Alat
dan Bahan
Alat. Termometer 1 buah. Lux meter 1
buah. Hygrometer Asman 1 buah. Soil tester 1 buah. Jangka sorong 1 buah.
Timbangan 1 buah. Patok berlabel 40 buah. Meteran 1 buah. Alat tulis. Bahan. Achatina pulica. Kain lap/tissu
Prosedur
Dikumpulkan Achatina pulica yang memiliki tinggi
tubuh ≥50 mm sebanyak 20 individu. Dibersihkan masing-masing individu dari
kotoran atau tanah yang menempel pada tubuhnya dengan lap atau tissue. Dibuat
tanda atau nomor pada bagian cangkang yang mudah teramati dengan spidol atau
cat berwarna putih. Proses penandaan dilakukan pada waktu inaktif atau tengah
hari. Ditimbang berat tubuh masing-masing individu dan dicatat datanya pada
waktu sebelum diperlakukan dan setelah diperlakukan. Diukur panjang (tinggi)
cangkang masing-masing individu dengan jangka sorong (kaliper), mulai dari
bagian apeks sampai dengan bagian tiang spiral sampai ketelitian 1 mm. Dicatat
data dalam tabel pengamatan. Diukur lebar pada bahagian Body Wholl (bagian
cangkang yang paling besar) dari masing-masinbg individu dengan jangka sorong
dan dicatat pada lembaran data. Diletakkan hewan bertanda pada posisi patok
berlabel bertanda yang sama dengan individu yang diberikan tanda (patok boleh
menggunakan lidi yang diujungnya diberikan tanda atau angka/huruf).
Diperhatikan dan diamati setiap ... jam sekali
Teknik
Pengumpulan Data
Data ini diambil dengan teknik
pengamatan langsung. Bahan yang telah tersedia dilakukan sesuai dengan prosedur
yang telah ada lalu diamati dan dibuat laporan.
Hasil
dan Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan mengenai pola aktivitas jarak edar hewan maka telah dapat dilihat dan
diamati proses terjadinya dengan menggunakan hewan yakni bekicot (Achatina fulica) untuk melihat jarak
edar dari hewan tersebut dilakukan pengamatan pada malam hari karena hewan ini
termasuk hewan nocturnal (hewan yang aktif pada malam hari). Pengamatan dilakukan
pada sabtu malam tanggal 22
april 2017
yang dilaksanakan disekitar kamp praktikum hutan Saree.
Bekicot ini hidup di daerah
tropis dimana ia tidak memiliki musuh alami. Ia termasuk hewan hermafrodit
(memiliki 2 jenis kelamin, jantan dan betina). Bekicot (Achatina
fulica) memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral
tubuhnya, serta bergerak lambat menggunakan kakinya. Bagian-bagian morfologi
bekicot meliputi tentakel dorsal, mata, kepala, tentakel, kaki perut, sutura,
apex dan ada yang mempunyai garis pertumbuhan pada cangkangnya.
Bekicot merupakan salah satu hewan nocturnal yaitu hewan yang beraktivitas pada
malam hari karena periode aktivitasnya dipengaruhi oleh adanya cahaya, selain
itu bekicot hidup di tempat yang lembab dan biasanya pada waktu malam lebih
lembab udara maupun tanahnya dibandingkan pada waktu siang hari. Selain itu
pola aktivitas dan jarak edar bekicot ini dipenguruhi juga oleh panjang dan
lebar cangkangnya. Bekicot pada umumnya hidup di tanah dan memakan sisa-sisa
tanaman yang membusuk dan tanaman hidup.
Sebelum dilakukan pengamatan
terlebih dahulu ditimbang satu persatu berat awal dari bekicot tersebut yang berjumlah
sebanyak 30 ekor. Kemudian dilakukan pengamatan untuk mengamatai pola aktivitas
jarak edar yang dilakukan oleh bekicot Pengamatan bekicot setiap jamnya dengan
menghitung jarak edar bekicot dengan menggunakan meteran, kemudian dilihat
aktivitasnya. Aktivitas bekicot antara lain makan, diam, berjalan, dan
memanjat. Kemudian parameter
yang diukur pada pengamatan kali ini dengan mengukur kelembaban udara,
kelembaban tanah, Ph tanah, suhu udara, suhu tanah dan intensitas cahaya,
bekicot seperti makan, defekasi, kawin, memanjat,
berjalan atau hanya diam, selain itu kami juga mengamati berapa jarak edear
bekicot tersebut jika berjalan. Karena bekicot merupakan hewan nocturnal maka
pengamatannya kami lakukan pada malam hari selama 7 jam yaitu dari jam 11 sampai
jam 5 pagi, dan pengamatannya 1 jam sekali.
Setelah
semua diamati, diukur kembali berat dari bekicot dan diperoleh berat akhir
setelah dilakukan pengamatan selama 7 jam. Kemudian dibuat data untuk mengetahui
hubungan antara pola aktivitas, jarak edar serta panjang dan
lebar cangkang bekicot tersebut dengan faktor fisik (lingkungan) disekitar
tempat pengamatan seperti suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, kelembaban
tanah dan intensitas cahaya, dengan menggunakan rumus korelasi (r), regresi (b),
uji t dan persamaan y. Setelah dicari hubungannya menggunakan rumus korelasi
(r), regresi (b), uji t dan persamaan y dapat diketahui bahwa bahwa faktor
fisik (lingkungan) berhubungan dengan pola aktivitas, jarak edar, maupun
panjang dan lebar cangkang bekicot tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan setelah
dicari menggunakan rumus tersebut didapatkan hasilnya antara > 0 dan < 1.
Kesimpulan
Bekicot
ini hidup di daerah tropis dimana ia tidak memiliki musuh alami. Ia termasuk
hewan hermafrodit (memiliki 2 jenis kelamin, jantan dan betina). Bekicot (Achatina fulica)
memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya, serta
bergerak lambat menggunakan kakinya.
Saran
Sebaiknya
dalam melakukan praktikum dalam keadaan bersungguh-sungguh, tidak terlalu
banyak bermain sehingga tidak akan lebih banyak lagi waktu yang terbuang
percuma.
Daftar
Pustaka
Meijaard, erik. 2006. Hutan Pasca Pemanenan. Bogor: CIFOR.
Ridwan, Ahmad. 2012. Pengaruh
Fotoperiode Terhadap Respon Stres dan Parameter Reproduksi pada Mencit Jantan (Mus musculus L.) Galur Swiss Webster. Jurnal Matematika dan Sains, 17(1):
39-47.
Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Urulamo, J, dkk. Deskripsi
Tingkah Laku Tangkasi ( Tarsius Spectrum )
Saat Memasuki Di Lubang Sarang Pohon Di Cagar Alam Tangkoko. Jurnal zootek, 34 (2): 159 – 169.
Wahyuni, S. W. 2014.
Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Bekicot (Achatina
pulica) Sebagai Pengawet Ikan Kembung (Rastreliger
sp.) dan Ikan Lele (Clarias batachus).
Jurnal Tekhnik Kimia, 3
(4): 51-56.
untuk datanya bisa klik disni
untuk datanya bisa klik disni
0 Response to "laporan Pola Aktivitas dan Jarak Edar Hewan Nokturnal praktikum ekologi hewan"
Post a Comment