ads

laporan praktikum pengaruh alelopati jenis tanaman terhadap perkecambahan

I.                   Tanggal Praktikum   : 5 Desember 2015

II.                Judul Praktikum       : Pengaruh Alelopati Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan
           
III.             Tujuan Praktikum     :

Diharapakan setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mempelajari pengaruh alelopati beberapa jenis tumbuhan terhadap perkecambahan beberapa biji tanaman budidaya.

IV.             Dasar Teori

Tumbuhan dalam bersaing mempunyai senjata yang bermacam-macam, misalnya duri, berbau, yang kurang bisa diterima sekelilingnya, tumbuh cepat, berakar dan berkarnopi luas dan bertubuh tinggi besar, Maupun adanya sekresi zat kimiawi yang dapat merugikan pertumbuhan tetangganya. Dalam uraian ini akan disinggung tentang sekresi kimiawi yang disebut alelopat dan mengakibatkan peristiwa yang disebut alelopati (Campbell, 2004:194).
Alelopati kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, seperti daun, akar, aroma, bunga, buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman. Beberapa contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas beracun yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat sejenis gas diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat perkecambahan. Selain gas, asam organik, aldehida, asam aromatik, lakton tak jenuh seserhana, fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida dan streroida juga dapat mengeluarkan zat alelopati (Resosoedarmo, 2006:22).
Alelopati adalah sesuatu yang pengaruhnya berbahaya atau menguntungkan dari tanaman termasuk mikroorganisme terhadap tanaman lain melalui pelepasan bahan kimia ke lingkungan. Pengaruh negatif alelopati tergantung dari konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya (Raden, dkk. 2008:78).
Ekstrak daun, batang dan akar kacang hijau memiliki kemampuan alelopati, serta dapat menghambat perkecambahan beberapa jenis gulma dan tanaman budidaya lain seperti selada, tomat dan kacang hijau itu sendiri. Aktifitas alelopati kacang hijau terutama ditemukan di batang, daun dan bagian aerial, sedang aktifitas alelopati pada akar paling kecil. Senyawa alelopati ini terdiri dari tiga senyawa utama yaitu vitexin, isovitexin dan Cglucosylflavonoid (Solichatun, 2006:32).

V.                Alat dan Bahan
A.       Alat
1.        Cawan petri
2.        Kertas saring
3.        Corong penyaring
4.        Mangkuk penggerus
5.        Kertas merang
6.        Blender
7.        Pisau atau gunting
B.       Bahan
1.        Biji jagung, biji padi, biji kacang tanah, dan biji kacang hijau
2.        Bagian akar alang-alang, daun Eupathorium sp., daun akasia, dan daun mimba.

VI.             Cara Kerja
1.         Pilih biji jagung, biji padi, biji kacang tanah, dan biji kacang hijau yang baik sebagai benih.
2.         Sediakan cawan petri dengan kertas merang secukupnya.
3.         Buat ekstrak akar alang-alang, daun Eupathorium sp., daun akasia, dan daun mimba dengan cara sebagai berikut:
a.       Potong dan haluskan bagian tumbuhan dengan penggerus
b.      Rendam bagian tumbuhan yang telah dihaluskan dalam air aquadest selama 24 jam. Perbandingan antara berat (gram) bagian tumbuhan dengan air masing-masing 1/1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/10, dan 1/12 mili liter.
c.       Setelah 24 jam rendaman bagian tumbuhan yang telah dihaluskan tersebut disaring menggunakan kertas saring.
4.         Letakkan masing-masing 10 biji jagung, padi, kacang hijau, kacang tanah pada cawan petri yang telah diberi alas kertas merang/kertas saring.
5.         Siramlah setiap petri yang berisi biji tersebut dengan 5 ml cairan ekstrak yang dikendaki. Setiap perlakuan tiga kali ulangan.
6.         Amati perkecambahan biji tersebut setiap hari. Pengamatan dilakukan selama 7-10 hari.
7.         Tentukan persen perkecambahan dan ukur panjang kecambahnya.
8.         Bandingkan hasil pengamatan dengan perkecambahan pada petri yang disiram dengan air aquadest
9.         Analisis hasil pengamatan dengan uji secara statistic (ANOVA model RAL)
10.     Buat laporan seperti pada laporan I



VII.          Hasil Pengamatan



VIII.       Pembahasan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio atau munculnya plantula(tumbuhan kecil dari dalam biji). Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yang berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak  bagi perkecambahan.

Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan secara interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan tunbuhan lainnya. Interaksi antara gulma dan pertanaman antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan  lain sebagainya. Persaingan yang timbul akibat dikeluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelopati. Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan fenol.
Species gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa-senyawa beracun adalah alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus), Agropyron intermedium, Salvia lencophyella, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus dan lainnya.
Sehingga gulma merupakan persaingan yang kuat dengan daya kecambah yang tinggi dan lahan tahan terhadap gangguan tanah, pertumbuhan cepat, daya regenerasi kuat (gulma tahunan), tidak peka terhadap sinar matahari yang kurang akibat penaungan tumbuhan lain, tingkat absorpsi dan penggunaan unsur hara dan air yang besar, dan daya penyesuaian terhadap iklim yang luas.
Kehadiran tumbuhan yang mengeluarkan bahan kimia seperti penghambat pertumbuhan spesies lain di sekitarnya. Pengaruh bahan kimia dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat sama sekali, pertumbuhan terlambat. Apabila terjadi pertumbuhan yang sama sekali terhambat maka akibatnya dapat terlihat dari bentuk daerah yang gundul disekitar tumbuhan yang mengeluarkan bahan kimia itu. Gejala ini sering disebut allelopati.
Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya (Bais et al., 2004).
Peristiwa allelopati ialah peristiwa adanya pengaruh buruk dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya.Pertumbuhan jagung banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor genetic dan lingkungan, diantara faktor lingkungan adalah adanya persaingan dengan gulma. Pertumbuhan gulma disekitar tanaman jagung perlu dikendalikan karena menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen (Kurniawan, 2006).
Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topic yang kontroversi (bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh allelopati dengan memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cocok, karena tidak terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril sehingga transformasi bakteri barangkali telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi

X.                Daftar Pustaka
Campbell, Neil A. 2004. Biologi Campbell Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Raden, Ince, dkk. 2008. Pengaruh Alelopati Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) terhadap Perkecambahan Benih Jagung, Tomat dan Padi Gogo. Jurnal Agronomi Indonesia, 36(1): 78-83.
Resosoedarmo, S., K. Kartawinata, A. Soegiarto. 2006. Pengantar Ekologi. Bandung: Remadja Rosdakarya.
Solichatun. 2006. Alelopati Ekstrak Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) terhadap Perkecambahan Kedelai (Glycine max Merr.). Jurnal BioSmart, 2(2): 31-36.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "laporan praktikum pengaruh alelopati jenis tanaman terhadap perkecambahan"