ads

laporan praktikum MENGENAL ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


MENGENAL ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Know The Tools That Are Used in a Microbiology Lab
RIZAL SUNANDA
Rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Praktikum yang berjudul “Mengenal Alat-alat Yang Digunakan Dalam Praktikum Mikrobiologi” telah dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala pada tanggal 3 Oktober 2016. Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali alat-alat yang digunakan dan mempermudah mahasiswa dalam melakukan praktikum mikrobiologi. Metode yang digunakan metode observasi. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan yaitu dalam praktikum mikrobiologi diperlukan alat-alat pendukung. Alat-alat pendukung tersebut digunakan untuk mempermudah dalam melaksanakan praktikum. Dengan menggunakan alat-alat pendukung untuk praktikum, praktikan akan lebih terampil dan teliti dalam mengumpulkan data. Oleh sebab itu, praktikan harus mengenal dan mengetahui alat-alat yang yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi ini. Ada beberapa alat yang penting dan yang sering digunakan dalam praktikum mikrobiologi yaitu, mikroskop, autoklaf, incubator, oven, refrigerator, laminar air flow, water bath, centrifuge, needle, ose, cawan petri, dan erlenmeyer.
Kata Kunci: Tujuan, Metode, Alat-alat

Abstract
               Practice entitled "Know Your Tools Used In Microbiology Lab" has been performed at the Laboratory of Biology, University of Syiah Kuala FKIP on October 3, 2016. This Practicum aims to reintroduce the tools used and facilitate students in doing practical microbiology. The method used observation method. From observation it can be concluded that in the microbiology lab required supporting equipment. Support tools are used to facilitate in carrying out practical work. By using the support tools for the lab, the practitioner will be more skillful and meticulous in collecting data. Therefore, the practitioner must recognize and know the tools used in this microbiology lab. There are some tools that are essential and which are often used in a microbiology lab, namely, microscopes, autoclaves, incubators, oven, refrigerator, laminar air flow, water bath, centrifuge, needle, ose, a petri dish, and Erlenmeyer.
Keywords: Goals, Methods, Tools







Pendahuluan
Peralatan yang ada dilaboratorium dapat mengakibatkan bahaya. Tak jarang beresiko tinggi bagi praktikan yang sedang melukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu mengunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukuranya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit, kita harus menggunakan gelas ukur bukan beacker glass atau pun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur lebih tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan. Beacker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sempel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Kusnadi, 2012).
Beberapa cara yang bisa digunakan untuk mencairkan FFP antara lain: 1). Oven kering (inkubator dengan kontrol suhu): cara ini mengurangi kemungkinan terkontaminasinya kantong FFP dengan mikroba, meskipun biasanya kapasitasnya terbatas; 2). Oven microwave: meskipun bisa mencairkan lebih cepat 22 (2-3 menit), tapi punya keterbatasan yakni harga yang mahal dan kapasitas yang juga terbatas; 3). Water baths: ini yang paling banyak digunakan, yakni kantong FFP dicairkan dalam bak air yang diatur suhunya yakni sekitar 37o C. Tapi sangat penting untuk meletakkan kantong FFP kedalam kantong plastik bersegel untuk melindunginya dari kontaminasi bakteri (Retno, 2012, p. 21).
Autoclave mathachana Steam sterilisator serie 500 MOD adalah Alat yang berfungsi untuk mensterilkan suatu instrumen seperti gunting, pisau, korentang, duk, tromol, iodin cup taupun bahan penunjang seperti kapas, kasa, linen dan handscoond (Nasir, 2007, p. 1).
Sterilisasi merupakan proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Pada proses sterilisasi, spora bakteri adalah yang paling resisten diantara semua organisme hidup (Adji, 2007, p. 18).
Sterilisasi peralatan dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroba lain, semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini disterilisasi terlebih dahulu dengan autoklaf dengan suhu 121°C selama 15 menit dan oven dengan suhu 180°C selama 3 jam. Sedangkan wadah plastik didesinfeksi menggunakan alkohol 70 % (Hikma, 2014, p. 56).

Metode Kerja/ Cara Kerja
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 3 Oktober 2016.
            Alat yang digunakan dalam praktikum  adalah miroskop, autoclave, inkubator, oven, refrigerator, laminar air flow, water bath, colony counter, needle, ose, neraca analitik, petridish, pipert ukur, mikro piper ukur, hot plate stirer, sentrifuge, magnetik stirrer, spiritus, gelas beaker dan spektrofotometer.


No
Nama Alat dan Gambar
Fungsi Alat
Cara menggunakan Alat
1.
Cawan Petri

Untuk perkembangan kultur sel, sebagai tempat medium bakteri, serta virus yang hendak diteliti.
Tutup pada cawan dinilai efektif mencegah kontaminasi, sedangkan bentuk dasar cawan yang rata membuatnya bisa ditumpuk sehingga memudah kan penyimpanan dan penyusunan.
Ketika digunakan untuk kultur sel, cawan petri biasanya diisi dengan medium pertumbuhan dari agar-agar atau gel yang dibuat dari ekstrak ganggang merah dan berbagai nutrisi.











2.
Mikroskop Binokuler

Digunakan untuk melihat struktur terkecil dari makhluk hidup.
Dihidupkan, lalu diletakkan sampel pada meja preparat. Digunakan mulai dari perbesaran kecil hingga besar.






3.
Hotplate stirrer

Untuk meng-homogenkan suatu larutan dengan pengadukan
Tombol logam untuk menghidupkan alat.
Diambil stirrer (batang magnet) dan dimasukkan pada larutan (ditempatkan dalam erlenmeyer / beaker glass) yang akan di-homogen-kan. Diletakkan tepat di bagian tengah papan besi dengan hati-hati.
Diubah tombol di sebelah kanan untuk mengatur kecepatan (lihat tanda panah). Diubah tombol di sebelah kiri untuk mengatur suhu.
Waktu penggunaan disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah selesai, tombol kecepatan dan suhu di-0 kan kemudian dimatikan alat.
Diambil batang magnet dari larutan yang telah homogen, dicuci dan diletakkan kembali di atas papan besi.
4.
Ose

Digunakan untuk mengambil atau menanam suatu miroba.
Jarum Ose diambil dan dipegang, lalu disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian digosokkan pada kaca preparat untuk diamati.




5.
Gelas Beaker

Sebagai tempat larutan dalam ukuran banyak.
Diisikan larutan ke dalam gelas beaker.
6.
Inkubator Digital

Inkubator Shaker

Alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Dihubungkan kabel power ke stop kontak. Diputar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
Diatur suhu dalam incubator dengan ditekan tombol set. Sambil menekan tombol set, diputar tombol di sebelah kanan atas tombol set hingga   mencapai suhu yang diinginkan. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, dilepaskan tombol set.
Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.
7.
Autoclave

Untuk mensterilkan alat dan bahan.
Sebelum melakukan sterilisasi dicek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Digunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
Dimasukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
Di nyalakan autoclave, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121 oC.  Ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sampai tekanan 2 atm.  
Iika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan dikeluarkan isi autoclave dengan hati-hati.




9
Refrigerator  

Untuk menyimpan media steril sebelum dipakai dalam jangka waktu tertentu.
Dihidupkan refrigerator. Dibungkus media yang akan disimpan, dengan koran atau yang lainnya. Diletatakkan ke dalam refrigerator.
10.
Water Bath


Untuk melarutkan medium padat pada kelarutan.
Dimasukkan bahan ke dalam tabung. Dipastikan alat dalam keadaan bersih. Disambungkan alat dengan arus listrik, diperhatikan voltagenya. Ditekan tombol On. Diatur suhu dan waktu yang dikehendaki. Setelah selesai, ditekan tombol Off.




11.
Oven
Untuk mengeringkan alat.
Dihidupkan alat. Diatur suhu yang diinginkan. Diletakkan alat yang ingin dikeringkan.




























Dalam praktikum mikrobiologi sangat diperlukan alat-alat pendukung. Peralatan-peralatan pendukung tersebut sangat penting dan dapat mempermudah praktikan dalam melakukan praktikum. Tanpa adanya alat-alat pendukung tersebut praktikum tidak akan berjalan lancar.             Setiap alat-alat pendukung itu memiliki fungsi dan cara kerjanya masing-masing. Setiap alat yang ingin digunakan untuk praktikum harus disterilisasikan terlebih dahulu, agar tidak ada mikroba lain yang melekat pada alat-alat praktikum.
Adapun alat-alat yang sering digunakan saat praktikum mikrobiologi ada beberapa yaitu, cawan petri yang berfungsi untuk perkembangan kultur sel, sebagai medium, bakteri, serta virus yang hendak diteliti.
Hotplate stirrer berfungsi untuk menghomogenkan larutan sambal di aduk. Ose digunakan untuk mengambil atau menanam suatu miroba. Pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan dalam ukuran ml. Gelas Beaker sebagai tempat larutan dalam ukuran banyak. Inkubator digital dan incubator shaker berfungsi untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya di atas suhu ambient) serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Refrigerator Untuk menyimpan media steril sebelum dipakai dalam jangka waktu tertentu. Centrifuge untuk mengheterogenkan larutan. Oven berfungsi untuk mengeringkan alat-alat yang ingin di pakai. Autoclave berfungsi untuk mensterilkan alat dan bahan. Needle digunakan untuk menanamkan mikroba. Water Bath untuk melarutkan medium padat pada kelarutan. Water bath ada untuk tabung reaksi dan juga untuk erlenmeyer. Laminer Air Flow untuk menanam atau memindahkan mikroba agar tidak terkontaminasi.
Pinset untuk menjepit suatu objek. Crop borer digunakan untuk pemurnian atau pengambilan bakteri. Erlenmeyer berfungsi untuk meracik dan menghomogenkan (larutan) bahan-bahan komposisi media. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair. Dan silk untuk membungkus. Alat-alat seperti needle ataupun ose harus dilakukan sterilisasi dengan menggunakan Bunsen.
Simpulan
Alat-alat pendukung sangat diperlukan untuk melaksanakan praktikum. Alat-alat itu juga membantu mempermudah pekerjaan praktikan saat dilaboratorium. Alat-alat pendukung itu memiliki fungsi dan cara kerjanya yang berbeda-beda. Alat-alat pendukung yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu saat sebelum dipakai. Alat-alat yang sering digunakan dalam praktikum mikrobiologi biasanya yaitu, mikroskop, autoclave, incubator, oven, refrigerator, laminar air flow, water bath, colony counter, needle (jarum penanam), dan ose (sengkelit). Alat-alat seperti needle ataupun ose harus dilakukan sterilisasi dengan menggunakan Bunsen.

Daftar Pustaka
Didi Retno, dkk. (2012). Perbedaan Kualitas Fresh Frozen Plasma Yang Dicairkan Dengan Metode Konvensional dan Dengan Metode Alat Ffp Thawer. Jurnal Penyakit Dalam. 13: 1, 21-27.
Nasir, A. Abu. (2007). Kalibrasi Autoclave Matachana Serrie 500 Mod Di Rsud Sidoarjo. Surabaya: ITSN Press.
Adji, Dhirgo, dkk. (2007). Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70 %, Inframerah, Otoklaf dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis. Jurnal Sain Veteriner. 25: 1, 17-24.
Hikma, Nur, dkk. (2014). Potensi Limbah Cair Tempe Secara Mikrobiologis Sebagai Alternatif Penghasil Biogas. Jurnal Biocelebes. 8: 1, 54-59.
Kusnadi. (2012). Mikrobiologi. PENDIDIKANBIOLOGI/196805091994031.KUSNADI.dkk/BAB I: PENDAHU LUAN.pdf. Diakses pada tanggal 5 oktober 2013.  Dari Http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR




Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "laporan praktikum MENGENAL ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI"