ads

apa itu model pembelajaran kooperatif TSTS (Two stay two stray) langkah-langkah, keunggulan dan kelemahan



model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

Tsts
Model pembelajaran kooperatif  lainnya adalah TSTS (Two stay two stray) atau dua tinggal dua tamu. Dimana ciri khas dari metode ini memberi kesempatan kepadakelompok untuk membagikan informasi atau materi belajar yang dikuasainya kepada kelompok lain. Pembelajaran ini timbul karena adanya sifat tidak saling kerjasamanya dalam suatu kelompok dalam menyelesaikan masalah. Misalnya siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa lain. Kalau kita melihat kegiatan dalam kehidupan sehari hari, manusia sangat bergantung kepada yang lain untuk kegiatan sosialnya.


karakteristik  pembelajaran Two Stay Two Stray, yaitu

1.
Siswa belajara dan bekerja sama untuk menuntaskan tugas yang diberikan oleh guru dalam kelompok
2.
Group atau kelompok dibuat dari kemampuan akademik siswa, mulai dari tingkat paling tinggi ke yang terendah
3.
Pembutan kelompok harus dilihat dari akademik, budaya, ras yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu

Tujuan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray

seperti yang diutarakan tadi ada namanya 2 tinggal dan 2 tamu, yang mana maksud dari hal ini adalah ada siswa yang mempresentasikan materi kepada kawannya yang disebut dengan tuan rumah dan siswa yang mendengar penjelasan kawannya disebut dengan tamu, sehingga siswa yang mendengar presentasi tersebut terbawa dan menyimak apa yang dijelaskan.

Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah di bahas sebelumnya. Siswa harus mnyelesaikan materi yang diberikan dengan kerja sama dengan siswa lain dalam kelompok ataupun bukan baik itu dengan tanya jawab atau diskusi, mendengar apa yang dijelaskan teman. Di pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ini pembagian kerja kelompok itu jelas, dapat mengatur proses belajar mengajar dan mengontrol proses belajar mengajar.

Sewaktu siswa yang berkunjung ke kelompok tuna rumah, maka siswa berkunjung diharuskan menyimak materi yang dijelaskan. Demikian juga ketika siswa kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan materi apa yang di dapat dari kelompok yang dikunjungi. Siswa yang kembali tersebut menjelaskan materi yang di dapat dari kelompok lain, siswa yang bertugas menjaga rumah menyimak hal yang dijelaskan oleh temannya.

Sedangkan tanya jawab dapat dilakukan oleh siswa dari kelompok satu dan yang lain, dengan cara mencocokan materi yang didapat dengan materi yang disampaikan. Dengan begitu, siswa dapat mengevaluasi sendiri, seberapa tepatkah pola pikirnya terhadap suatu konsep dengan pola pikir nara sumber. Kemudian bagi guru atau peneliti, menjadi acuan evaluasi berapa persenkah keberhasilan penggunaan model pemelajaran kooperatif two stay two stray ini dalam meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (dalam Lie, 2002:60-61) adalah sebagai berikut:
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
b. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.
c. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

Tahapan-tahapan Dalam Model Pembelajaran TSTS
Pembelajaran kooperatif model TSTS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku.
2. Presentasi Guru
tahap kedua adalah tahap dimana guru mempresentasikan materi yang akan diajarkan tapi masih sebagai indikator untuk dipelajari dalam kelompok oleh siswa.

3. Kegiatan Kelompok
sama seperti stad atau tgt pada kegiatan kelompok , pembelajran menggunakan tugas dalam bentuk lembaran soal yang akan diselesaikan oleh para siswa dalam kelompoknya. Lalu selanjutnya siswa akan menyelesaikan soal yang berisi permasalahan yang dikasih tadi yang berisi ateri dan kaitannya dengan konsep dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-kan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Lalu Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang laindan sissa dari anggotan kelompok yang  tinggal akan bertugas untuk menyampaikan informasi kepada kelompok yang bertamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

4. Formalisasi
tahap formalitas adalah tahap dimana setelah permasalahan dipecahkan dalam diskusi kelompok kemudian mempresentasi didepan kelas dan dilihat oleh semua kelompok lain tugas guru hanya mengawasi dan mengkoreksi apa-apa saja yang kurang berkaitan dengan materi yang dibahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.

5. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
ini merupakan tahap akhir dimana disini, Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS dan diakhiri dengan penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai yang tinggi diberikan penghargaan baik itu hadiah atau apresiasi dari kelompok lain. tahap evaluasi dilihat dari keaktifan siswa dalam diskusi dan mengajukan pertanyaan atau menambahkan sewaktu diskusi dalam kelompok. Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS.

Kelebihan Dan Kekurangan Model TSTS
ada beberapa kelebihan yang bisa ditinjau dari pembelajran kooperatif TSTS antara lain:
a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan
b. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
c. Lebih berorientasi pada keaktifan.
d. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya
e. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
f. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
g. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Sedangkan kekurangan dari model TSTS adalah:
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok
c. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)
d. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Jika kita lihat kekurangan dari model TSTS ini ada cara untuk memanimalizir nya dengan pembentukan kelompok yang heterogen dari guru yang dilikukan sebelum proses pembelajran berlangsung yang mana kelompok tersebut diisi dengan kemampuan akademik yang berbeda antar siswa dan antara satu kelompok dengan lain kemampuan nya merata tidak ada yang berat sebelah. Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu kelompk harus ada siswa laki-laki dan perempuannya. Pembentukan kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi yang diharapkan bisa membantu anggota kelompok yang lain.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "apa itu model pembelajaran kooperatif TSTS (Two stay two stray) langkah-langkah, keunggulan dan kelemahan"