ads

laporan Bentuk –Bentuk Spermatozoa beserta Metode/ Cara kerjaHasil dan pembahasan

                                                  Bentuk –Bentuk Spermatozoa
Forms of Sperm 
Rizal Sunanda
rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
            Praktium yang dilakukan ini berjudutentang “Bentuk-Bentuk Sperma”. Tujuan praktikum ini dilakukan yaitu untuk mengetehui bentuk-bentuk sperma pada sapid an manusia. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan mikroskopy yang telah disediakan  di laboratorium Biologi Fkip Unsyiah. Hasil pengamatan dari praktikum yang telah kita lakukan dapat kita ketahui bahwa sperma adalah merupakan suatu sel kecil, kompak dan sangat khas, yang tidak tumbuh dan membagi diri. Berdasarkan strukturnya ada 2 kelompok sperma yaitu berflagellum dan tidak berflagellum. Pada sapi ada dua macam bentuk sperma yang normal yaitu ada kepala, badan, ekor dan ada yang tidak normal.
Kata Kunci : Berflagelum, spermatozoa, dan normal.
Abstract
 
        Practicum cunducted entitled on "Forms Sperm". The purpose of this lab work done that for mengetehui forms of human sperm in an sapid. Practicum is done using mikroskopy that has been provided in the biology laboratory FKIP Unsyiah. Observations from the lab that we have done can we know that the sperm cell is a small, compact and very typical, which does not grow and divide. Based on the structure there are two groups of sperm that is berflagelum and not berflagelum. In cattle, there are two kinds of normal sperm is no head, body, tail and some are not normal.

Key words: flagellum, sperm and normal.


Pendahuluan
            Organ reproduksi internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet atau sel-sel yang menghasilkan hormon, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial dari pergerakan sperma dan sekumpulan duktus yang membawa sperma sekresi glandular ( Campbell, 2008, p. 156).
            Banyak jumlah sel sperma yang dapat dikeluarkan dari satu induk jantan bergantung pada umur, ukuran dan frekuensi pengeluaran sperma. Sel sperma yang abnormal dapat mempengaruhi kemampuan fertilisasi sel sperma yang normal (Sumantadinata, 2007, p.2)
            Dengan teknik pewarnaan, selain dapat melihat viabilitas atau motilitas sperma pada saluran reproduksi, juga dapat mengetahi pergerakan seluruh bagain spermatozoa (Salisbury, 2010, pp.13-17).
            Dalam suatu pengecar yang digunakan untuk menyimpan spermatozoa untuk dibutuhkan makromolekul seperti kuning telur yang berfungsi untuk melindungi spermatozoa selama  penyimpanan. Keberadaan kuning telur dalam pengencer dapat mempertahankan mrtalitas spermatozoa selama penyimpanan (Ducha, , 2017, p.7).
            Pemberian MSG 3 mg/g bb dan 4,5 mg/g bb pada mencit jantan dewasa secara orak menyebabkan terjadinya penurunan viabilitas spermatozoa. Hal ini disebabkan karena MSG mengandung natrium sehingga bila dkonsumsi dosis berlebih maka akan menyebabkan (peningkatan natrium dalam tubuh (Febrianti, 2011, p.45).

Metode/ Cara kerja
Waktu dan tempat
            Praktikum ini dilaksanakn di Laboratorium Biologi, FKip Unsyiah, Darussalam Banda Aceh,  pada tanggal 12 oktober 2016.


Alat dan bahan
            Adapun Aaat yang digunakan berupa mikroskop, kaca benda, kaca penutup, alat bedah dan petridisk, sedangakan bahan yang digunakan adalah cairan semen (spermatozoa sapi), biuret blue (reagen), larutan carslon, dan
Prosedur Kerja
            Pada spermatozoa sapi pertama diambil cairan semen. Kemudian diteteskan diatas  kaca benda dengan ditambahkan reagen lalu ditutup dengan kaca penutup, dan diamati dibawah mikrioskop serta digambarkan hasil pengamatanya. Pada sperma manusia sama juga seperti pada spermatozoa sapi.

Hasil dan pembahasan
            Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormon gonadtotropin dan testosteron.
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. Dan FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat kita ketahui bahwa bentuk-bentuk spermatozoa, berdasarkan strukturnya spermatozoa terbagi ke dalam dua kelompok yaitu: spermatozoa berflagellum  dan spermatozoa tidak berflagellum. Tipe berflagellum meliliki bagian-bagain kepala, badan dan ekor. Bagain kepala sebagai penerobos masuk ke ovum dan membawa bahan genetis, sedangkan bagian ekor sebagai alat penggerak spermatozoa. Tipe tidak  berflagellum terdapat pada beberapa jenis hewan vertebrata.
Flagellum ini memiliki rangka dasar, disebut axonema, dibina atas 9 duplet dan 2 singlet mikrotubul. Ekor mengandung sentriol (sepasang), mitokondria, dan serat fibrosa . Struktur sperma matang terdiri dari yaitu kepala, pada bagian ini sperma mengandung suatu lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan hampir mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan disebut acrosome (memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi
Leher, daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengandung sentriol depan dan bagian depan filament poros. Badan, bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Ekor, pada ekor sperma memeiliki 2 bagian yaitu bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma. Terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma.

            Pada praktikum ini yang dapat diamati ialah spermatozoa pada sapi dan spermatozoa manusia. Spermatozoa pada sapi tergolong tipe berflagellum, memiliki struktur tubuh yaitu: kepala merupakan bagian penerobos corona radiate yang  berfungsi membawa bahan genetis. Bagian badan yang terdiri dari mitokondria, dan bagian ekor berfungsi untuk penggerak sel ovum.
            Sedangkan sperma pada manusia tergolong sperma normal karena memiliki kepala, leher, ekor, ada sisa sitoplasma dan  yang besar serta ada juga yang tidak normal yang terlalu besar dan memiliki kepala dua, atau ekor pendek, serta sperma gepeng dan lainnya.

Simpulan
            Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis, dan dipengaruhi oleh kerja beberapa hormone. Sperma matang terdiri dari kepala, leher dan ekot. Berdasarkan strukturnya spermatozoa terbagi ke dalam dua kelompok yaitu: spermatozoa berflagellum  dan spermatozoa tidak berflagellum. Sperma berflagellum pada hean avertebrata sedangkan pada sperma tidak berflagellum terdapat hewan vertebrata. Pada sapi terdapat sperma normal yang memiliki kepala, ekor dan badan serta tidak normal hanya memiliki kepala saja. 

Daftar Pustaka
Campbell, dkk. (2008). Biologi Edisi   Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Ducha, dkk. (2013). Motilitas dan Viabilitas   Spermatozoa Sapi Limousin Selama    Penyimpanan Pada Refrigerator Dalam Pengencer Cep-2 Dengan Suplementasi           Kuning Telur. Jurnal Kedokteran        Hewan, 7:1, 5-8.
Febrianti, Lina. (2011). Kualitas Spermatozoa             Mencit Jantan Dewasa (Musculus L)   Setelah Diberikan Monosodium   Glutamat (MSG). Jurnal Simbiosis, 1:1,          40-50.
Mashudi. (2011). Anatomi dan Fisiologi Dasar.           Salemba: Medika.
Sumantadinta, dkk. 2007. Karakteristik Sperma          Udang Vaname Litopenaeis Vannemi Pada Beberapa Periode Rematurasi.      Jurnal Aquakultur Indonesia, 4:1, 1-5.











Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "laporan Bentuk –Bentuk Spermatozoa beserta Metode/ Cara kerjaHasil dan pembahasan"