Bentuk –Bentuk
Spermatozoa
Forms of Sperm
Rizal
Sunanda
Abstrak
Praktium
yang dilakukan ini berjudutentang “Bentuk-Bentuk Sperma”. Tujuan praktikum ini dilakukan
yaitu untuk mengetehui bentuk-bentuk sperma pada sapid an manusia. Praktikum
ini dilakukan dengan menggunakan mikroskopy yang telah disediakan di laboratorium Biologi Fkip Unsyiah. Hasil
pengamatan dari praktikum yang telah kita lakukan dapat kita ketahui bahwa
sperma adalah merupakan suatu sel kecil, kompak dan sangat khas, yang tidak
tumbuh dan membagi diri. Berdasarkan strukturnya ada 2 kelompok sperma yaitu
berflagellum dan tidak berflagellum. Pada sapi ada dua macam bentuk sperma yang
normal yaitu ada kepala, badan, ekor dan ada yang tidak normal.
Kata
Kunci :
Berflagelum, spermatozoa, dan normal.
Abstract
Practicum
cunducted entitled on "Forms Sperm". The purpose of
this lab work done that for mengetehui forms of human sperm in an sapid. Practicum
is done using mikroskopy that has been provided in the biology laboratory FKIP
Unsyiah. Observations from the lab that we have done can we know that the sperm
cell is a small, compact and very typical, which does not grow and divide.
Based on the structure there are two groups of sperm that is berflagelum and
not berflagelum. In cattle, there are two kinds of normal sperm is no head,
body, tail and some are not normal.
Key words:
flagellum, sperm and normal.
Pendahuluan
Organ reproduksi internal terdiri
atas gonad yang menghasilkan gamet atau sel-sel yang menghasilkan hormon,
kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial dari pergerakan
sperma dan sekumpulan duktus yang membawa sperma sekresi glandular ( Campbell, 2008,
p. 156).
Banyak jumlah sel sperma yang dapat
dikeluarkan dari satu induk jantan bergantung pada umur, ukuran dan frekuensi
pengeluaran sperma. Sel sperma yang abnormal dapat mempengaruhi kemampuan
fertilisasi sel sperma yang normal (Sumantadinata, 2007, p.2)
Dengan teknik pewarnaan, selain
dapat melihat viabilitas atau motilitas sperma pada saluran reproduksi, juga
dapat mengetahi pergerakan seluruh bagain spermatozoa (Salisbury, 2010,
pp.13-17).
Dalam suatu pengecar yang digunakan
untuk menyimpan spermatozoa untuk dibutuhkan makromolekul seperti kuning telur
yang berfungsi untuk melindungi spermatozoa selama penyimpanan. Keberadaan kuning telur dalam
pengencer dapat mempertahankan mrtalitas spermatozoa selama penyimpanan (Ducha,
, 2017, p.7).
Pemberian MSG 3 mg/g bb dan 4,5 mg/g
bb pada mencit jantan dewasa secara orak menyebabkan terjadinya penurunan
viabilitas spermatozoa. Hal ini disebabkan karena MSG mengandung natrium
sehingga bila dkonsumsi dosis berlebih maka akan menyebabkan (peningkatan
natrium dalam tubuh (Febrianti, 2011, p.45).
Metode/ Cara kerja
Waktu
dan tempat
Praktikum ini dilaksanakn di
Laboratorium Biologi, FKip Unsyiah, Darussalam Banda Aceh, pada tanggal 12 oktober 2016.
Alat dan bahan
Adapun Aaat yang digunakan berupa
mikroskop, kaca benda, kaca penutup, alat bedah dan petridisk, sedangakan bahan
yang digunakan adalah cairan semen (spermatozoa sapi), biuret blue (reagen),
larutan carslon, dan
Prosedur Kerja
Pada spermatozoa sapi pertama
diambil cairan semen. Kemudian diteteskan diatas kaca benda dengan ditambahkan reagen lalu
ditutup dengan kaca penutup, dan diamati dibawah mikrioskop serta digambarkan
hasil pengamatanya. Pada sperma manusia sama juga seperti pada spermatozoa sapi.
Hasil dan
pembahasan
Spermatogenesis adalah proses
pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Peralihan
dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta
menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan.
Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormon
gonadtotropin dan testosteron.
Proses
pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan
sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium
germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis
(lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel
benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium
= tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel
epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk
memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Proses
pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu LH
(Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder. Dan FSH
(Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari.
Dari
hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat kita ketahui bahwa bentuk-bentuk
spermatozoa, berdasarkan strukturnya spermatozoa terbagi ke dalam dua kelompok
yaitu: spermatozoa berflagellum dan
spermatozoa tidak berflagellum. Tipe berflagellum meliliki bagian-bagain
kepala, badan dan ekor. Bagain kepala sebagai penerobos masuk ke ovum dan
membawa bahan genetis, sedangkan bagian ekor sebagai alat penggerak
spermatozoa. Tipe tidak berflagellum
terdapat pada beberapa jenis hewan vertebrata.
Flagellum
ini memiliki rangka dasar, disebut axonema, dibina atas 9 duplet dan 2 singlet
mikrotubul. Ekor mengandung sentriol (sepasang), mitokondria, dan serat
fibrosa . Struktur
sperma matang terdiri dari yaitu kepala, pada bagian ini sperma mengandung
suatu
lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan hampir mengisi seluruh bagian dari
kepala sperma. Bagian depan disebut acrosome (memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang
dibutuhkan saat fertilisasi) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta
bagian ini juga mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin dalam masalah
reproduksi
Leher,
daerah ini merupakan
bagian yang genting dan mengandung
sentriol depan dan bagian depan filament poros. Badan, bagian badan dari sperma
mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang berbentuk cincin,
sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena
mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport
electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk
ATP.
Ekor,
pada ekor sperma
memeiliki 2 bagian yaitu bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung
banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung
sitoplasma. Terdapat
2 sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia
tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan
fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma.
Pada praktikum ini yang dapat
diamati ialah spermatozoa pada sapi dan spermatozoa manusia. Spermatozoa pada
sapi tergolong tipe berflagellum, memiliki struktur tubuh yaitu: kepala
merupakan bagian penerobos corona radiate yang berfungsi membawa bahan genetis. Bagian badan yang
terdiri dari mitokondria, dan bagian ekor berfungsi untuk penggerak sel ovum.
Sedangkan sperma pada manusia
tergolong sperma normal karena memiliki kepala, leher, ekor, ada sisa
sitoplasma dan yang besar serta ada juga
yang tidak normal yang terlalu besar dan memiliki kepala dua,
atau ekor pendek, serta sperma gepeng dan lainnya.
Simpulan
Proses pembentukan dan pemasakan
spermatozoa disebut spermatogenesis,
dan dipengaruhi oleh
kerja beberapa hormone. Sperma matang terdiri dari kepala, leher dan ekot. Berdasarkan strukturnya
spermatozoa terbagi ke dalam dua kelompok yaitu: spermatozoa berflagellum dan spermatozoa tidak berflagellum. Sperma
berflagellum pada hean avertebrata sedangkan pada sperma tidak berflagellum
terdapat hewan vertebrata. Pada sapi terdapat sperma normal yang memiliki
kepala, ekor dan badan serta tidak normal hanya memiliki kepala saja.
Daftar Pustaka
Campbell,
dkk. (2008). Biologi Edisi Kedelapan
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Ducha,
dkk. (2013). Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa
Sapi Limousin Selama Penyimpanan Pada
Refrigerator Dalam Pengencer Cep-2 Dengan
Suplementasi Kuning Telur. Jurnal Kedokteran Hewan, 7:1, 5-8.
Febrianti,
Lina. (2011). Kualitas Spermatozoa Mencit
Jantan Dewasa (Musculus L) Setelah
Diberikan Monosodium Glutamat (MSG). Jurnal Simbiosis, 1:1, 40-50.
Mashudi.
(2011). Anatomi dan Fisiologi Dasar. Salemba:
Medika.
Sumantadinta,
dkk. 2007. Karakteristik Sperma Udang
Vaname Litopenaeis Vannemi Pada Beberapa
Periode Rematurasi. Jurnal Aquakultur Indonesia, 4:1, 1-5.
0 Response to "laporan Bentuk –Bentuk Spermatozoa beserta Metode/ Cara kerjaHasil dan pembahasan"
Post a Comment