ads

hubungan kurikulum dan pembelajaran. model pembelajaran lengkap terbaru




Hubungan kurikulum dan pembelajaran


Ada beberapa model untuk melihat hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran. Menurut Peter F. Oliviaada 4 cara atau model yang dapat menjadi pedoman untuk melihat kurikulum dengan pembelajaran.
1.    Model dualistis, model pertama ini sifatnya tunggal dimana posisi kurikulum menjadi pedoman dalam semua kegiatan pembelajaran dalam kelas. Lalu posisi pembelajaran lebih kepada tolak ukur sukses atau tidaknya kurikulum dan menjadi tujuan akhir dari kurikulum itu sendiri.
2.      Model berkaitan, model ini memegang prinsip bahwa kurikulum dengan pembelajaran hubungannya sangat erat dan memiliki singkronisasi yang baik. Ada bagian tertentu dimana posisi kuirkuum menjadi pembelajaran dan begitu juga sebaliknya.
3.      Model konsentris, adalah model yang mempunai fungsi yang hampir sama dengan model berkaitan dimana pembelajaran dan kurikulum memiliki hubungan dengan kemungkinan bahwa kurikulum adalah bagian dari pembelajaran atau pembelajaran adalah bagian dari kurikulum.
4.      Model siklus, bila melihat model ini kurikulum dan pembelajaran adalah dua hal yang terpisah / berbeda tetapi memiliki hubungan timbal balik antar keduanya, kurikulum lebih mengarah kepada rencana pelaksanaan pembelajaran lalu peran pembelajaran adalah  pada mempengaruhi dalam perancangan kurikulum selanjutnya. Akhirnya bisa ditarik kesimpulan bahwa proses dan hasil itu merupakan hubungan yang sangat erat ini bisa dilihat dari penyusunan kurikulum, kurikulum dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran di berbagai tempat khususnya di sekolah, kurikulum mengatur segalanya dalam aktivitas akademik baik yang mengatur guru, siswa dan juga kepala sekolah. Lalu proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan mengarah pada suatu pencapaian yang maksimal.

Berhubung masih ada kaitannya dengan kurikulum dibawah ini akan saya jabarkan juga tentang model model yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

Model Discovery Learning.

Ada 6 tahap penting yang dalam model ini dimulai dari tugas guru memberi informasi secara umum, mengidentifikasi masalah bersama dan akhirnya penyimpulan yang dilakukan oleh peserta didik. Keenam tahap tersebut antara lain:
1.      Stimulation (memberi stimulus). Tugas guru memberikan beberapa poin penting antara lain adalah stimulasi topik yang akan dibahas, stimulun tersebut dapat bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, lalu tugas peserta didik menyimak serta mengambil point penting dari apa yang dilakukan oleh guru atau lainnya, sehingga siswa dapat belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
2.      Problem Statement (mengidentifikasi masalah) ini adalah kelanjutan dari stimulasi guru, sesudah guru melakukan tugasnya kemudian peserta didik melakukan tugasnya yaitu menemukan permasalahan yang akan dibahas melalui stimulasi guru yang diberikan sebelumnya, ada diselipkan pengalaman kepada siswa secara tidak langsung pencarian informasi, dan merumuskan masalah.
3.      Data Collecting (mengumpulkan data). Tahap dimana setiaap peserta didik ditugaskan untuk mencari informasi ataupun data untuk mmecahkan masalah yang dibahas. Kemudian bila sudah menemukan jawaban, siswa diharuskan menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi.tahap ini bertujuan agar peserta didik lebih diasah ketelitian tingkat akurasi bertambah serta kejujuran lalu membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
4.      Data Processing (mengolah data). Adalah tahap tiap siswa mengolah informasi yang didapat baik berupa dari buku, internet atau lainnya. Tahap ini sangat berperan besar dalam mengeksplorasi pada siswa juga kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, akhirnya kesemua itu dapat melatih keterampilan dan skll dari siswa disamping fikiran logis dan aplikatif.
5.      Verification (memferifikasi). Kegiatan yang memfokuskan siswa untuk mengecek ulang data yang telah didapatnya, istilahnya adalah cek dan ricek dimana kebenaran atau keabsahan adalah point penting, ada cara tersendiri dari verivikasi baik dengan bertanya kepada teman, berdiskusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6.      Generalization (menyimpulkan). Adalah tahap akhir dimana tiap siswa menyimpulkan data yang telah didapatkan setelah diverivikasi ulang kemudian di presentasi didepan kelas bila di perlukan, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

Problem Based Learning

Karakteristik pembelajaran berbasis
masalah dimana Permasalahan dijadikan sebagai strating point dalam belajar.  Topik yang dibahas (masalah) diambil di dunia nyata dan tidak tersusun rapi. Ada beberapa ciri dari topik yang diambil diantaranya
·         Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective);
·         Kemudian Permasalahan harus diisi dengan tantangan kepada siswa sehingga siswa dapat bertindak, bersikap dengan baik. kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
·         Dalam PBM proses Belajar mengajar lebih menjurus kepada diri pribadi yang menjadi fokus utama
·         Ada proses esensial yang digunakan dalam PBM dimana informasinya didapatkan dari sumber pengetahuan, penggunaan serta evaluasi.
·         Belajar lebih fokus kepada kolaborasi lalu disertai dengan komunikasi yang pas dan bersifat kooperatif;
·         Pembelajran berbasis inquiry dimana siswa mencari dan memecahkan masalah sendiri
·         Diharapkan tiap siswa harus ada sifat keterbukaan informasi satu dengan lain
·         PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar

Bila kita mengambil acuan dari beberapa Dari karakteristik di atas, akan banyak ditemui kelebihan yang bisa diterapkan dalam kelas, dimana siswa dapat berfikir kritis dengan begitu siswa dapat merumuskan masalah, dan mampu menemukan solusinya. Lalu bukan tanpa kekurangan ada beberapa hal yang kurang dari model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagian siswa belum tentu ada hal yang penting berupa pengalaman yang nyata dalam menghadapi permasalahan tersebut sehingga akan berdampak pada siswa itu sendiri diantaranya akan sulit untuk menyelesaikan tugas yang diberikan apabila ada siswa yang kurang dalam berlating menyelesaikan masalah maka akan susah dalam mengidentifikasi sehingga akhirnya sulit untuk diselesaikan.

ada 5 tahap penting dari model ini dimana kelimanya saling berkaitan. Tujuan dari Model pembelajaran lebih kepada merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, lalu diajak dan dikaitkan dengan pengetahuan dari sekolah yang diberikan oleh guru atau mempelajari sendiri. Kelima tahap itu antara lain:
1.      Orientasi: tahap pertama lebih fokus kepada pengenalan kepada Mengorientasi peserta didik terhadap masalah yang akan dihadapi. Dimana caranya melalui pengamatan dan analisis, dan posisi dari peserta didik adalah objel pembelajaran.
2.      Organisasi: tahap kedua adalah organisasi, fokusnya adalah penyampaian terhadap peserta didik baik itu pertanyaan berupa masalah yang terjadi sehari hari ataupun lain hal yang berkaitan dengan topk yang dibahas.
3.      Pembimbing: tugas pembimbing adalah mengawasi dari tiap aktivitas peserta didik. Guru Membimbing  dan menyuruh siswa agar melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data lalu kemudian menjawab tiap pertanyaan yang diberikan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
4.      Pengembangan: adalah tahap siswa menolah data dan memperluas lagi data yang didapatkan kemudian disajikan datanya dalam bentuk hasil karya. Hasil karya itu didapatkan melalui berbagai percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
5.      Analisis dan evaluasi: ini adalah tahap akhir dimana melihat kembali apa saja yang kurang dari data yang didapatkan kemudian di evaluasi kekuranagn ataupun kesalahan juga bisa untuk pemecahan masalah.

Project Based Learning
adalah Model pembelajaran yang menitik beratkan pada permasalahan yang sulit (kompleks) sehingga memfokuskan pada peserta didik untuk melakukan pemecahan  masalah melalui insvestigasi dan memahami pembelajaran agar topik yang dibahas dapat diselesaikan, guru melakukan tugas nya berupa arahan dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan dengn menggunakan macam materi yang ada dikurikulum, selain itu juga peserta diberi waktu luang agar dapat mengeksplorasi materi agar bisa dikusai lebih mendalam serta melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Tahapan dalam melakukan pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
1.      Persiapan: tahap awal dimana segala keperluan seperti pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kesiswa. Tujuannya agar para siswa dapat mengetahui dan melakukan pengamatan terhadap soal yang akan diajukan dimana diambil dari kejadian sehari hari.
2.      Mendesain:  adalah tahap dimana segala bentuk rencana berupa projek harus dijalankan. Cara penyusunan projek melalui percobaan.
3.      Menyusun: setalah penyusunan projek maka tahap ketiga ini maka dibuatlah jadwal agar projek yang akan dilakukan dapat jalan dengan lancar.  Tujuan dari penyusunan ini agar waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
4.      Memonitor: ditahap ini peran guru sangat dominan dimana segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa harus dimonitoring, sehingga tujuan akhir dapat segera terselesaikan.
5.      Menguji hasil: bila ada terdapat Fakta dan data percobaan dapat digunakan dan dikaitkan dengan sumber sumber lainnya.

6.      Mengevaluasi: adalah tahap akhir dimana bila ada kesalahan dan kekurangan dapat dievaluasi kembali agar menjadi lebih baik pada kesempatan kedepannya, juga bertujuan untuk acuan pada mata pelajaran lainnya.
Model pembelajaran Artikulasi
Dalam model ini ditahap awal guru menyampaikan kompetensi yang hendak diraih. Juga disertai dengan penyampaian materi yang bersifat umum. Bila dibutuhkan maka guru akan membuat kelompok, dimana pasangannya bisa dua orang atau lebih dalam satu kelompok. Aka diberi tugas ke siswa secara bergilir kemudian akn dilakukan diskusi dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil diskusi tersebut.apabila belum ada materi yang dikuasai oleh beberapa siswa maka Guru berhak mengulangi/menjelaskan kembali materi tersebut
1.       Kelebihannya:
a. Semua siswa terlibat (mendapat peran)
b. Melatih kesiapan siswa
c. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
d. Cocok untuk tugas sederhana
e. Interaksi lebih mudah
f. Lebih mudah dan cepat membentuknya
g. Meningkatkan partisipasi anak

2.      Kelemahan dan kelebihan Pembelajaran Artikulasi
Kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran artikulasi ini antara lain:
A. Kelemahannya:
a. Untuk mata pelajaran tertentu
b. Waktu yang dibutuhkan banyak
c. Materi yang didapat sedikit
d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
e. Lebih sedikit ide yang muncul
f. Jika ada perselisihan tidak ada penengah



Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "hubungan kurikulum dan pembelajaran. model pembelajaran lengkap terbaru"