ads

trematoda (cacing daun), morfologi, daur hidup, persebaran, patologi, pengobatan

trematoda (cacing daun)

pengertian

trematoda adalah kelas dari filum platyhelminthes. ciri uniknya yaitu struktur cacing yang pipih biasa disebut cacing pipih kadang cacing daun. berasal dari bahasa yunani yaitu trematodaes berarti lobang, 
Trematoda berasal dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya lobang, punya kait yang digunakan sebagai penempel pada hospesnya, sistem pencernaan terdiri dari  mulut, pharink, usus bercabang cabang. tapi tak punya anus. trematoda adalah cacing pipih parasit pada moluska, crustacease, ikan dan  dan hewan vertebrata, punya dua host dalam siklus hidupnya, sistem reproduksi secara seksual bila berada dalam tubuh inang utama yaitu vertebrata dan sistem reproduksi aseksual bila berada dalam tubuh siput inang intermediet. Habitat Trematoda dalam tubuh hospes definitif bermacam-macam, ada yang di usus, hati, paru-paru, dan darah.



morfologi

by : tentorku

 

trematoda (cacing pipih) memiliki bentuk seperti daun dengan dilengkapi dua otot penghisap yang ada pada mulut dan perut. mempunyai. salah satu cacing yang ditemui dari kelas ini pada manusia adalah golongan dari Digenea dengan siklus hidup yang komples dimulai dari hospes intermediet pada moluska dan hospes definitif manusia. mempunyai bentuk oval dimana ukuran sekitar 1 milimeter (monogenea) sampai 7 cm (fasciolopsis). ada semacam zat khusus yang ada pada permukaan tubuh dari trematoda ini, zat ini dinamakan dengan syncitial teagument zat ini akan melindungi mereka dari enzim pencernaan pada usus hospesnya. selain itu juga digunakan sebagai pertukaran zat, dan penyerapan nutrisi. dimulai dari depan dimana ujung depan terdapat mulut, dan masuk kedalam disertai dengan faring, kerongkongan, usus bercabang dan tidak punya anus, hasil dari eksresi dan limbah yang tidak dibutuhkan akan dikeluarkan melalui mulut kembali. saluran pencernaan seperti Y terbalik dimana makanan masuk melalui mulut dan berakhir pada sekum. kebanyakan ditemui termatoda tidak punya sistem pernapasan khusus karena hidup secara anaerob

Sistem ekskresi adalah bilateral simetris. terdiri dari sel-sel api dan tabung mengumpulkan. Sel-sel api ini bisa digunakan sebagai dasar untuk identifikasi tiap spesies dari termatoda.

daur hidup

siklus hidup mereka dimulai ketika moluska seperti siput terinfeksi dengan larva cacing. Larva tahap pertama disebut miracidia. Mereka memiliki struktur seperti ekor, silia yang digunakan untuk bergerak dalam menemukan moluska. Tergantung pada spesies kebetulan larva melewati tahap perkembangan yang berbeda yaitu:
by: terntorku
  1. mirasidium : pada tahap ini hospes perantara akan diinfeksi melalui dua proses yaitu dengan transmisi aktif, 
  2. sporocyst : dalam siput hospes perantara pertama dan akan menyerap makanan melalui difusi melewati tegument
  3. redia: Rediae juga terbentuk di dalam siput hospes perantara pertama dan akan makan melalui faring . Entah rediae atau sporocyst berkembang menjadi serkaria melalui polyembrony (adalah suatu bentuk yang lebih luas dari reproduksi aseksual pada hewan, telur yang dibuahi akan menuju tahap selanjutnya dimana akan dibentuk sel anakan yang idenetik) di siput.
  4. cercaria : dilihat dari strukturnya memang dibentuk untuk penyebaran. Mereka diadaptasi untuk mengenali dan menembus hospes perantara kedua, yang berbeda fisik dan keadaan dari hospes sebelumnya. 
  5. mesocercaria : 
  6. metaserkaria. : merupakan bentuk kistik yang akan aktif dalam hospes perantara sekunder.
bila fase Dewasa telah tercapai dalam host akhir yaitu manusia. maka akan terjadi reproduksi secara seksual atau aseksual. Telur keluar tubuh dengan kotoran dan menginfeksi moluska baru

persebaran

ditemukan diseluruh dunia. didaerah kawasan beriklim tropis ditemukan infeksi trematoda seperti schistosomiasi. umum ditemui kawasan asia, afrika, latin dan amerika selatan serta timur tengah. trematoda dapat ditemukan di mana saja di mana kotoran manusia yang tidak diobati digunakan sebagai pupuk

patologi  

gejala seperti alergi akan ditemui, dikarenakan infeksi zat toksik dari cacing yang dikeluarkan. selain itu juga dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan lainnya. 
 batuk akan ditemui bila cacing seperti Paragonimus yang menginfeksi jaringan paru sehingga akan menimbulkan selain batuk, sesak nafas. batuk darah.
pada bagian usus bila terjadi infeksi akan menyebabkan mual, sakit perut, muntah dan lainnya.
peradangan empedu hati berdampak pada penyumbatan aliran empedu dan juga akan menimbulkan gejala serius lain seperti hepatomegali.

pengobatan

dengan menemukan telur dalam tinja, dahag, urin akan membantu untuk pengobatan. Obat yang terbaik untuk mencegah cacing daun adalah prazikuantel (Biltricide, Distocide).

Sumber: 1en.wikipedia.org. 2emedicine.medscape,com. 3Parasitesinhumans,org. 4edudetik.blogspot,co.id


 

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "trematoda (cacing daun), morfologi, daur hidup, persebaran, patologi, pengobatan"