Resiko Penyakit, Strategi Pencegahan, Cara Mengatasi overweight dan obesitas
Kemunduran fungsi dan perkembangan dari sel dalam tubuh
dari keadaan biasanya atau bahkan menyebabkan lebih buruk sehingga menimbulkan berbagai penyakit
kronis, ini dinamakan dengan Penyakit
degenerative. Sangat besar resiko terkena penyakit ini bagi penderita
Overweight dan Obesitas apalagi
ditambah dengan gaya hidup dimasyarakat sangat tidak sehat seperti peningkatan dalam konsumsi makanan
padat energi tinggi lemak dan gula namun rendah dalam kandungan vitamin,
mineral dan mikronutrien lain.
Overweight dan Obesitas bila dibiarkan
akan berdampak lebih buruk lagi bagi kesehatan, contohnya terkena pernyakit
degeneratif akan sangat besar peluangnnya dan diiringi dengan meningkatnya Indeks Massa Tubuh (IMT). Apabila IMT sudah meningkat dan sehingga
penyakit seperti Kardiovaskular
(penyakit Jantung dan Stroke), Diabetes, gangguan otot dan tulang yang umum ditemukan pada orang
adalah jenis Osteoarthritis dan beberapa penyakit keganasan. Bila dimasa
anak anak sudah divonis terkena Obesitas maka seiring pertumbuhan dan
pertambahan umur obesitas
juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Obesitas anak
tidak hanya ditemui di negara maju tetapi juga negara sedang berkembang. Obesitas dimasa
anak kemungkinan besar akan berlangsung sampai dewasa sehingga berpotensi menimbulkan penyakit
Degeneratif di kemudian hari, seperti :
1. Diabetes Mellitus
Hubungan erat Diabetes dengan obesitas sangat erat dimana penimbunan lemak
akibat banyaknya asupan maknanan, akhirnya resistensi pada daerah lemak
tersebut akan menghalang kerja dari sistem insulin baik pada tubuh maupun otot.
Hal selanjutnya yang akan terjadi adalah glukosa tidak dapat disalurkan lagi ke
dalam setiap sel sehingga terjadi penumbunan pada pembuluh darah. Dan akhirnya
semakin banyak penimbunan semakin meningkat glukosa dalam darah. Diabetes
Mellitus Tipe II pada tahun 2008
terdapat 110 juta penderita dan
akan terus meningkt seiring perambahan tahun, pada tahun 2010 menjadi 180 juta dan terus naik sampai 330 juta ditahun 2025, kebanyakan adalah penderita obesitas 80/90 persennya. International Diabetes Foundation (IDF) menyebutkan di tahun 2004 penderita diabetes sebanyak 80%
dari memiliki berat badan yang
melebihi normal.
2. Kanker
Ada beberapa jenis kanker tertentu yang dihubungkan Obesitas
seperti kanker esofagus, kanker pankreas,
kanker kolon dan rektum, kanker payudara (setelah menopause), kanker
endometrium, kanker ginjal, kanker thyroid dan kanker kandung kemih. Kanker terus berkembang dan bergabung seiring dengan
peningkatan resiko penyakit dari obesitas. National Cancer
Institute Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) menerbitkan sebuah data yang mengejutka dimana perkiraan
di tahun 2007 di Amerika Serikat penderita kanker berkisar 34.000 kasus
baru kanker pada laki-laki dan
pada kaum wanita sekitar 50.500 yang tidak lain adalah penyebabnya karena obesitas. Sekitar 40% kanker
yang paling banyak ditemui bagi penderita obesitas adalah kanker
endometrium dan esophageal adenocarcinoma. Ada beberapa penyebab yang bisa menjelaskan mengapa
obesitas sangat beresiko dalam kanker:
·
Penimbunan
lemak menyebabkan produksi berlebihan dari beberapa jenis estrogen, estrogen tersebut bisa menimbulkan penyakit kanker
payudara, endometrium, dan beberapa jenis kanker lainnya.
·
Peningkatan
insulin dan insulin_like growth factor-1 (IGF-1) dikenal juga dengan hyperinsulinemia atau
resistensi insulin dari kadar
normal menyebabkan gejala yang tidak biasa seperti perkembangan tumor ganas.
·
Adipokines
adalah suatu keadaan dimana produksi hormon yang dilakukan oleh sel sel lemak
secara berlebihan ataupun sedikit sehingga menyumbat dan menstimulasi
pertumbuhan sel. Sel-sel lemak memproduksi hormon yang
disebut sebagai adipokines, yang dapat menstimulasi atau menghambat pertumbuhan
sel. Ada beberapa hormon yang
terdapat pada orang obesitas salah satunya leptin, yang menyebabkan terjadinya proliferasi sel, sedangkan
adiponectin yang jumlahnya lebih sedikit pada orang obese dapat menyebabkan
efek antiproliferasi.
·
Bila
kebanyakan sel lemak dalam tubuh dapat mengatur dan sebagai regulator
terjadinya percepatan pertumbuhan sel tumor.
·
Setiap
orang yang mengalami obesitas beresiko terjadinya peningkatan kanker
dikarenakan ada peradangan sub akut dan level kronis beberapa penyakit
tertentu.
·
Kemungkinan mekanisme lainnya termasuk
pengaruh respon imunitas, efek faktor nuklir dan stres oksidatif.
3. Penyakit
Jantung/Kardiovaskular
Kelebihan berat badan yang menjurus pada Obesitas
adalah faktor yang beresiko pada penyakit kardiovaskular.
Bukan tanpa alasan seperti peningkatan
level kolesterol LDL, trigliserida, tekanan darah, level gula darah dan
menurunkan level kolesterol HDL dan
peningkatan jantung koroner akan berkembang sangat besar dalam tubuh, juga
disertai dengan gagal jantung, stroke, dan aritmia
jantung. Solusinya tidak
lain adalah dengan menjaga pola makan dan diperhatikan berat badan yang sehat
untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler.
4. Osteoarthritis
Hubungan yang
sangat besar antara kematian dengan obesitas yang dikemukakan oeleh studi dari epidemiologis. Angka
kematian dapat dihitung berdasarkan IMT dimana mulai dari IMT diatas 25 dan semakin jelas pada
individu dengan IMT diatas atau sama dengan 30 merupakan
peningkatan angka kematian yang terjadi. Variasi banyak ditemukan paling banyak adalah pada
penyakit Kardiovaskular ini penyebabnya adalah Angka mortalitas pada individu dengan IMT diatas 30. Adanya hubungan
antara tekanan darah dan obesitas sangat besar dan paling banyak ditemui pada
dewasa muda dimana sekitar 10 kali lebih besar dari pada individu yang memiliki
berat badan normal. Laporan tersebut dipaparkan oleh Framingham Heart Study di Amerika.
5.
Hipertensi
Hipertensi adalah salah satu resiko dari peningkatan kardiovaskular
dimana didukung oleh obesitas. Prevalensi dari hubungan antara hipertensi dengan obesitas makin
tahun cukup tinggi dan meningkat. Angka terkena hipertensi yang disebabkan oleh
obesitas berkisar 13,6% hal tersebut dilaporkan oleh Swedish Obese Study. Dilain pihak Framingham study menemukan bahwa pada organ tertentu peningkatan hipertensi,
diabetes mellitus ataupun pada
angina pectoris dan
akan lebih tinggi lagi pada obesitas tipe sentral.
6. Gagal
Ginjal
Resiko Gagal ginjal sangat besar dimana
beban kerja yang diberikan pada ginjal sangat berat dan sangat beresiko
mengalami kerusakan fatal dikarenakan pada orang obesitas terjadi gangguan
kesehatan pada organ jantung, hipertensi.
2.5
Strategi Pencegahan Overweight
dan Obesitas
Seperti yang sudah dipaparkan beberapa
penyakit diatas dan dapat disimpulkan Overweight dan Obesitas adalah keadaan
yang menyebabkan multifaktor yang bisa berhubungan dengan penyakit lain. Haraus
ada pengertuan dari diri sendiri dan penanganan khusus dalam hal kesehatan yang
menjurus kepada multi disiplin. Pencegahan Overweight dan Obesitas terdiri dari tiga tahapan
yaitu Pencegahan primer, sekunder dan tertier. Pencegahan Primer adalah dampak paling
pertama dimulai dari komunikasi dengan keluarga dan mempromosikan cara hidup sehat. Dimulai dari
diri sendiri dan akan membawa dampak ke lingkungan keluarga, sehingga sedikit demi sedikit akan
diikuti oleh lingkungan sekolah,
tempat kerja dan pusat kesehatan masyarakat. Pencegahan sekunder adalah dampak
kedua dimana tujuanya jelas dapat mengurangi prevalensi Obesitas sedangkan pencegahan tertier lebih kepada
penanganan atau solusi dimana ada cara tertentu untuk mengurangi Obesitas dan komplikasi penyakit
yang ditimbulkannya.
Landasan dari pengurangan dan solusi
dari Overweight dan Obesitas adalah lebih kepada
pengurangan dan asupan makanan yang kurang sehar serta lebih banyak aktivitas
yang membakar lemak dengan
cara pengaturan pola makan, peningkatan aktivitas fisik lebih kepada
banyaknya gerak badan seperti jogging dan lainnya, dan modifikasi
gaya hidup serta dukungan secara mental dan sosial.
1.
Pengaturan
nutrisi dan pola makan
Pertahanan
berat badan agar selalu adlam keadaan normal dan mencegah untuk naiknya berat
badan berlebihan lagi merupakan tujuan dari pengaturan nutrisi pada individu dengan overweight dan
obesitas selian itu menurunkan berat badan juga akan dikhususkan
bila sudah mengalami obesitas dan berat badan berlebihan. Pola makanan seperti makanan yang harus diKonsumsi dengan sedikit lemak (30 % dari jumlah
keseluruhan kalori yang dikonsumsi). Makanan seperti tinggi kalori lain
contoh karbohidrat dan lemak harus dikurangi perlahan dan diperbanyak dengan
serat. Pengontrolan
makanan yang tinggi kalori seerti lemak, gula garam harus dijaga dengan hati
hati. perbanyak makanan yang mengandung vitamin serat dan mineral lain dimana
dapat memenuhi kebutuhan perhari dari asupan gizi.
2. Perbanyak aktivitas fisik
Olahraga
dan aktivitas fisik memberi pengaruh sangat besar bagi tubuh, lancarnya
metabolisme tubuh sehingga energi yang dikeluarkan akan lancar dan lemak pun
berkurang. Bagi penderita obesitas dan overweight sangat besar mamfaatnya baik
dari segi fisiologis maupun psikologis sehingga akan mudah terkontrol berat
badan seseorang. Perumpamaan dari aktivitas fisik yaitu: jika kita melakukan
aktivitas lari selama sejam penuh dapat membakar kalori kita dalam jumlah
banyak sekitar 600 kalori ini sama dengan memakan satu hamburger (fast food). Kalau kita
rajin melakukan segala kegiatan yang berhubungan dengan gerakan fisik secara
rutin maka akan berdampak pada pembakaran lemak, masaa otot dalam tubuh akan
meningkat. Dan akhirnya psikologis seseorang akan
selalu dalam keadaan baik.
3. Modifikasi pola hidup dan perilaku
Perubahan pola hidup dan perilaku sangat penting
bagi penurunan overheight dan menceah obesitas dimana dengan perilaku ang sehat
akan berdampak pada pola hidup dimana keduanya memiliki hubungan yang diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktifitas fisik pada individu. Sehingga
dapat menghalau semua penimbunan lemak. Ada beberapa point penting yang bisa
dilakukan seperti pengawasan berat badan agar teap dalam keadaan normal, asupan makanan dan aktivitas
fisik; mengontrol keinginan untuk makan. Diperlukan dukungan dan motivasi dari
lingkungan keluarga agar dapat merubah perilaku yang tidak sehat. dan akhirnya bila
dibutuhkan dukungan
sosial dari tetangga dan masyarakat bisa dilakukan.
2.6
Cara Mengatasi Overweight dan Obesitas
1. Overweight
- Aktivitas yang
berhubungan dengan fisik dan dilakukan secara teratur terutama olahraga ringan dan sedang.
- Konsumsi
makanan sehat cukup dalam asupan gizi perhari dan hindari makanan cepat saji.
- Hindari makanan
yang tinggi kalori seperti gula dan tepung tinggi seperti kue dan mie.
- Minumlah sebelum makan.
- Hindari Makanan
berminyak dan digoreng memiliki kandungan lemak yang tinggi
2. Obesitas:
Prinsip
pengobatan
obesotas dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pencegahan segala komplikasi sehingga dapat
menurunkan gejala klinis
yang timbul karena obesitas. Yang kedua, dilakukan dengan pengobatan untuk menurunkan berat
badan.
Program menurukan berat badan:
- Diet
Diet adalah
kegiatan mengatur pola konsumsi makanan, biasanya kalau diet untuk penderita
obesitas hanya disarankan pada obesitas tingkat ringan. Diet bebas dengan pemberian kalori
rata-rata 900-1700 kalori. Diet dengan menurunkan
kalori seperti menurunkan tingkat konsumsi karbohidat dan dapat mencegah lipogenesis (pembentukan
jaringan lemak). Sedangkan pada penderita obesitas tingkat sedang akan
diberikan Kalori
yang berkisar 1.300
kalori
-
Pengobatan
dengan kelaparan
Pengobatan dengan kelaparan biasanya
dilakukan pada penderita obesitas tingkat berat dimana prosesnya total dapat dilakukan selama 2-3
hari secara periodik agar ini dilakukan agar menghindari berbagai
kompilasi seperti naiknya
asam urat dalam darah, hipertensi, ada juga timbul aritmi jantung.
-
Olahraga
Olahraga adalah
hal yang paling disarankan untuk semua tingkat penderita obesitas. Olahraga
akan membuat maksimalnya pengunan kalori. Untuk aktivitas
ringan dibutuhkan 1,5 -2,0 kcal/menit, aktivitas sedang 3,5-7,0
kcal/menit, dan pada aktivitas berat 7,4 kcal/menit atau lebih.
- Pola makanan
harus sehat, dianjurkan setiap hari konsumsi makanan tanpa lemak dan Hindari menyediakan makanan berlemak. Makanan
rendah kalori dan berserat sangat dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Jangan membeli makanan jangan membeli
makanan kecil tinggi kalori.
- Dalam hal cara
makan punya cara tersendiri untuk sehat, dimana makan dengan lambar akan
membuat cepat kenyang dan porsi makan pun akan berkurang, bila sudah selesai
makan, istirahatlah sebentar
untuk merasakan rasa kenyang. Karena makanan seperti karbohidrat
harus dihindari maka alternatifnya adalah Makanlah makanan tinggi protein agar dapat mempertahankan
tingkatan gula darah sehingga dapat membuat keinginan untuk menghindari
konsumsi makanan manis yang tinggi kalori menjelang waktu makan berikutnya.
- Harus lakukan
strategi dalam melihat jumlah makanan yang dikonsumsi selama sehari, sehingga
dapat dilihat berapa banyak konsumsi perharinya, kemudia evaluasilah apabila ada kesalahan dalam pola
makan perhari bila diperlukan maka tentukan makanan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh,
dan berjanji untuk melakukan kegiatan seperti penurunan berat badan.
2.7
Perencanaan Makanan Bagi Penderita Obesitas
Pola makanan
yang sehat adalah bagaimana kita mengatur konsumsi makanan sehari hari dengan asupan gizi yang seimbang, dibawah
beberapa jenis sumber makanan:
-
Untuk kebutuhan asupan kalori tinggi
yang digunakan untuk energi sumber gizi seperti karbohidrat dan lemak adalah solusinya.
-
Jenis zat gizi pembangun (protein)
-
Unutk mengatur segala aktivitas maka
zat gizi seperti vitamin
dan mineral yang diperlukan.
Di indonesia sangat konsumsi Nasi adalah sebagai bahan
makan utama dimana
sumber energy yang sangat besar diperoleh dari nasi, sehingga dapat menjaga
kesehatan tubuh dari segala macam pathogen. Selain nasi,
sumber kalori yang banyak juga dapat ditemukan pada kentang, jagung, ubi, singkong,
talas dan roti bias dimana bisa digunakan sebagai pengganti nasi. Bila memerlukan
asupan makanan dengan fungsi membangun dan menjaga keseimbangan tubuh, maka
protein adalah sumbernya dimana dapat didapatkan pada jenis makanan seperti tahu, tempe, daging, ayam telur,
ikan dan hasil olahannya. Makanan sumber zat pengatur adalah sayuran dan
buah-buahan.
Jika seluruh pola makanan sudah sehat
seperti menu makanan dalam jumlah asupan gizi yang cukup, maka akan berdampak
positif pada deficit
kalori. Dalam kondisi seperti ini, tubuh akan menggunakan makanan cadangan
energy berupa cadangan glikogen, maupun cadangan lemak. Asupan gizi
yang seimbang harus dilakukan setiap hari dikarenakan untuk menjaga kondisi
tubuh agar tetap dalam keadaan sehat.
Obesitas pada Anak
Umumnya
obesitas yang terjadi pada anak anak adalah turunan dari orang tuanya, dimana
resiko penurunan gen dari orang tua kan sangat besar. Selain
dari faktor keturunan, faktor yang akan berperan dan membahayakan obesitas pada
anak adalah pola makan. Biasanya
anak anak akan susah memakan makanan yang tinggi asupan zat gizinya dan lebih
suka memakan cepat saji yang tinggi akan kadar kalori. Pada masa anak sering
terjadi Pola
makan yang berlebihan dan orang tua
sering tidak mengontrl pilihan makanan sehingga dampak dari resiko obesitas akan sangat besar.
Anak
anak akan sangat menyukai makanan seperti coklat dan permen minuman
dan makanan yang mengandung gula, junk food, kue, coklat dan juga jenis
makanan yang mengandung kacang-kacangan dan keju berlebihan dimana kadar kalori dari karbohidrat dan
lemak sangat tinggi sehingga dapat
membahayakan. Harus ada kesadaran dari orang tua untuk mengarahkan anaknya agar
asupan makanan terjaga efek negatif yang mungkin terjadi pada
anak dapat dihindari.
Selain akan membuat anak anda kesulitan dalam beraktivitas, obesitas akan
menimbulkan beberapa masalah. Berikut adalah bahaya obesitas pada anak :
1. Tidak
dapat mengatur pola makan
Faktanya Anak
yang mengalami obesitas akan terbiasa dengan porsi yang banyak ketika dikarenakan porsi biasa yang diberikan tidaklah cukup
karena rasa lapar. Dan akan terus seperti ini sampai dia dewasa sehingga penimbunan lemak akan
terus bertambah dan sewaktu waktu beberapa penyakit kronis datang kepadanya.
2. Sistem
Imun yang terganggu
Tidak
bisa dipungkiri bahwa Obesitas akan meningkatkan resiko
inflamasi. Sehingga dampaknya
langsung kepada otak dan menyebabkan suasana hati yang terganggu hingga
akhirnya mempengaruhi nafsu makan.
3. Gangguan
pernapasan
Gangguan
sistem respirasi (pernafasan) sering terjadi pada anak ang obesitas dimana
gejala seperti suka mendengkur dan mudah lelah
sehingga lebih mudah tidur di siang hari sering terjadi.
4. Beresiko menimbulkan penyakit yang berbahaya
Beberapa
penyakit kronis yang menyebabkan kematian disebabkan oleh obesitas contohnya adalah
penyakit
kardiovaskular, asma, kanker, tekanan darah tinggi dan penyakit hati. Selain itu dampak terhadap rohaninya (psikis) juga akan
terganggu sehinga rasa depresi, rendah diri dan mengalami
penurunan akademik di sekolah
akan sering dialami oleh anak yang obesitas.
Solusinya adalah
aktivitas yang berhubungan dengan mengeluarkan keringat seperti lari atau jalan
santai harus dibiasakan. Hindari waktu luang anak anda yang hanya
duduk di depan komputer atau bermain games. Menurut umur ada beberapa aktivitas yang harus dilakukan oleh anak seperti Pada
usia 1-3 tahun anda dapat mengajak anak anda bermain gerakan berlari, memanjat
dan melompat. Sertai dia bermain
dengan anda seperti memukul, melempar, menangkap dan juga mengguling-guling
sehingga anak anda tidak bosan. Pada usia anak 3-5 tahun perbanyaklah aktivitas seperti pengontrolan gerakan fisik dengan
mengajak dia sering bersepeda.
KESIMPULAN
Overweight dan Obesitas
mempunyai makna yang berbeda. Overweight merupakan kelebihan berat badan
sehingga berat badan seseorang melebihi berat badan normal. Kondisi ini dimana
seseorang memiliki bobot yang melebihi angka normal untuk tinggi badan, usia,
dan jenis kelamin. Penyebab mendasar dari overweight ialah kelebihan asupan energi
dalam makanan dibandingkan pengeluaran energi dan penyebab lainnya adalah
genetika. Sementara obesitas adalah kondisi dimana lemak tubuh berada dalam
jumlah yang berlebihan. Kondisi ini tergolong ke dalam penyakit kronik, namun
masih bisa diatasi. Faktor yang berperan timbulnya obesitas adalah usia, jenis
kelamin, aktivitas fisik, factor genetis, kebiaasaan makan, factor hormone dan
gaya hidup. Overweight dan Obesitas yang dibiarkan memiliki dampak kesehatan
yang cukup serius. Resiko menderita penyakit degeneratif akan meningkat secara
progresif seiring dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT). Overweight dan
Obesitas dapat di tangani, dengan merubah pola makan, berolahraga, melalukan
diet, dan melakukan perencanaan makanan yang baik untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Lusia Kus Ana, 2010. Beda Obesitas dan Overweight. Health kompas (diakses tanggal 12
September 2015).
Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa
Penyakit. Jakarta : Pustaka Obor Populer.
Ruri
Diah Pamela, 2011. Overweight dan
Obesitas Sebagai Suatu Resiko Penyakit Degenerative. Suyotohospital (diakses tanggal 12
September 2015)
0 Response to "Resiko Penyakit, Strategi Pencegahan, Cara Mengatasi overweight dan obesitas"
Post a Comment