Objektivitas dalam Sosiologi
Dalam ilmu sosiologi objektivitas merupakan bagian penting. Secara bahasa objektivitas dapat dipahami sebagai sebuah sikap yang
menggambarkan adanya kejujuran, bebas dari pengaruh pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dan lain-lain khususnya dalam upaya untuk mengambil
sebuah keputusan atau tindakan. Dalam konteks keilmuan kebenaran
obyektifitas hanya dapat diakui jika dan hanya jika melalui prosedur yang
absah berdasarkan konsep metode ilmiah. Jika sesuai dengan syarat dan prosedur
metode ilmiah maka penemuan tersebut bisa disebut objektif dan jika tidak maka
disebut sebagai sesuatu yang tidak objektif dan karenanya dianggap nisbi.
Selanjutnya dengan metode ilmiah itu sebuah ilmu benar-benar bisa diakui
objektif atau bebas nilai. Meskipun dalam tataran historis sesuatu yang
kemudian terbantahkan adalah objektivitas mengapa selalu berubah-ubah seiring
dengan bergulirnya waktu, khususnya perkembangan sains dan teknologi. Bukankah
semestinya, sesuatu yang kebenaran obyektifitas di masa lalu juga
objektif di masa sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu wajar jika
kemudian muncul pertanyaan, benarkah yang dianggap nisbi itu betul-betul nihil
atau justru eksis dan sebaliknya? Sebelum membahas hal ini ada baiknya kita
kaji lebih dulu apa itu ada atau apa itu ontologi.
Objek studi sosiologi adalah masyarakat, dengan menyoroti
hubungan antar manusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan
tersebut. Selain itu, sosiologi dapat dikaji dengan perspektif lingkungan.
Dalam perspektif tersebut, secara kolektif dapat dikategorikan dalam tiga
tahapan studi sosiologi, yaitu sifat dasar dan perkembangan manusia, interaksi
manusia dan hubungannya, serta penyesuaian secara bersama dengan lingkungan.
sumber by
www.rangkumanmakalah,com/kebenaran-obyektifitas-dalam-ilmu-pengetahuan/
blog.unesa,ac.id
.
0 Response to "Objektivitas dalam Sosiologi"
Post a Comment