Perawan
STURKTUR
SEL SPERMA (SPERMATOZOA) dan PROSES PEMBENTUKAN
Spermatozoa memiliki 3 bagian penting yaitu bagian kepala, leher, tengah dan ekor. Yang setiap bagiannya memiliki organel penyusun yang khas.
Di bagian kepala sperma terdiri atas nukleus dimana disini ada berbagai informasi genetik sperma yang
akan diwarisi nantinya. Selain itu di bagian kepala juga terdapat berbagai
enzim yang ada dalam Akrosom. Struktur
dari akrosom berupa vesikel yang menutupi bagian kepala yang difungsikan oleh
setiap sel sperma untuk “mengebor” atau menembus lapisan ovum saat akan
dilepaskan. Harus diketahui bahwa akrosom ini hasil modifikasi dari lisosom. Modifikasi ini dibentuk melalui
proses pembentukan vesikel dari badan
golgi dan RE. Enzim dalam
akrosom ini dinamakan dengan enzim
akrosomal, enzim ini tetap dalam kedaan inaktif (tidak aktif) sebelum
bertemu dengan sel telur. Saat akan berkontak dengan sel telur maka sel sperma
akan aktif dan siap untuk dikeluarkan.
Bagian leher (cervix)
adalah bagian yang menghubungkan kepala dengan badan (tengah), dibagian leher
ada centriol
Bagian tengah
adalah bagian yang terdapat mitokondria. Seperti diketahui bahwa mitokondria
akan menghasilkan energi yang akan digunakan oleh sel untuk keperluan tertentu.
Dalam hal sel sperma digunakan untuk gerakan ekor untuk berjalan/berenang ke
sel telur.
Bagian ekor:
ekor digunakan untuk bergerak. Mobilitas dari sel spermatozoa berasal dari
sini. Ekor sperma berupa flagella (alat gerak). Karakterisitk dari flagel yaitu
memiliki panjang yang lebih dari sillia (yang juga alat gerak) sekitar 10-200
µm dengan diameter yang hampir sama. Selain itu jumlah flagel lebih sedikit
dibandingkan dengan cillia, flagel hanya satu atau beberapa buah pada satu sel
(terbetas). Walaupun berbeda dalam hal panjang dan jumlahnya pada tiap sel
serta pola denyut (pergerakan) antara sillia dan flagel berbeda ada satu
kesamaan yaitu memiliki inti yang terdiri dari mikrotubuls yang diselubungi
oleh pelebaran membran plasma. Faktanya cara bergerak (denyut) flagel dan
sillia sama yaitu berasal dari mikrotubulus yang terspesialisasi, cara gerak dari
flagela dengan bergelombang (undulasi) dan menghasilkan gaya dan arah yang sama
dengan sumbu flagel.
B.
PROSES
PEMBENTUKAN
Ada beberapa
tahap yang dilalui oleh suatu sel sebelum menjadi sel sperma yang sempurna. Proses
ini terjadi pada tubulus seminiferus yang
ada pada testis laki laki. Pembentukan sperma disebut dengan spermatogonium.
Hormon yang
berperan dalam pembentukan sel sperma adalah FSH lebih dikenal dengan (Follicle
Stimulating Hormone) hormon ini digunakan pada saat sel membentuk ABP (androgen
binding protein) FSH akan merangsang sel sertoli agar APB dapat terbentuk
sebelum digunakan dalam proses spermatoginesis. Dibawah ini akan dijelaskan
beberapa tahap pembentukan sperma
-
Spermatoginesis: pada fase pertama spermatogonium memiliki 23 pasang
kromosom dan bersifat diploid (2n) dan spermatosit primer (sel awal dari
spermatozoa) juga bersifat diploid.
Bila
spermatosit mengalami pembelahan maka akan membentuk 2 sel anakan baru yaitu
sel spermatosit sekunder, yang keduanya masing masing memiliki kromosom yang
bersifat haploid.
Proses
pembelahan ini harus disertai suhu yang ralatif rendah dari suhu normal tubuh.
-
Meosis : tahapan
ini adalah tahapan pembelahan dari sel spermatosit. Seperti dijelaskan tadi sel
spermatosit akan dibelah menjadi 2 yang masing masing memiliki kromosom yang
bersifat haploid. Setelah muncul spermatosit sekunder maka akan langsung
terjadi proses meosis 2 yaitu pembentukan spermatid.
-
Spermioginesis: adalah tahap akhir dari pembentukan sperma. Spermatid
yang telah dibentuk dari meosis II akan menjadi spermatozoa (sperma utuh).
Perubahan spermatid menjadi spermatozoa yang lengkap, dalam arti lengkap yaitu
memiliki bagian utuh seperti bagian kepala, badan dan ekor. Pada proses ini
yang mulanya (spermatid) memiliki diameter yang pendek akan menjadi panjang dan
strukturnya jelas.
Bila sudah waktunya
dikeluarkan maka tubuh akan mentransfer sel sperma keluar tubuh dibantu dengan
cairan reproduksi (semen) yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis.
Cairan ini mengandung enzim dan sangat kental. Juga akan bercampur dengan
prostagladin dan cairan dari kelenjar prostat, sehingga menjadi seperti susu
lengket dan kental. Dan cairan dari kelenjar cowper berwarna bening yang dapat
menetralkan urin sebelum akhirnya akan dikeluarkan melalui meatus urethra. Faktanya
setelah semuanya bercampur akan menghasilkan cairan sperma yang memiliki volume
yang lebih banyak dari sebelumnya, sekitar 1/3 dari semen (cairan sperma yang
mula).
Daftar pustaka:
Sherwood, L. 2013. Fisiologi
Manusia: Dari Sel Ke Sistem, 8. Jakarta:
Campbell. 2008. Biologi
Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Id. Wikipedia. Com
Softilmu. com
0 Response to "STURKTUR SEL SPERMA (SPERMATOZOA) dan PROSES PEMBENTUKAN"
Post a Comment