ads

laporan Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria pada Manusia praktikum


Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria pada Manusia

Anatomy and Physiology of the Urinary System in Humans

Salsabila Farah Syauqiyah salsabilafarah.bio14@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
Pengamatan ini bertujuan untuk mempelajari anatomi sistem urinaria manusia, membuktikan pengaruh minum terhadap pembentukan urin (diuresis) dan perubahan warna dan pH urin manusia. Pengamatan ini dilaksanakan pada 16 Oktober 2017 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Cara kerjanya dengan melakukan dua kegiatan yaitu mengamati torso sistem urinaria manusia, meminum larutan air mineral, air garam, air jeruk nipis, dan air kopi sebanyak 500 cc. Selanjutnya menggambar sistem urinaria manusia pada tabel pengamatan, lalu menganalisis data secara deskriptif dengan menggunakan uji ANAVA. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ada perubahan warna urin rata-rata mahasiswa yang sebelumnya bewarna kuning pekat berubah bening. Praktikan yang melakukan percobaan dengan meminum air kopi dan air jeruk nipis sebanyak 500 cc, pH urinnya berubah menjadi asam sedangkan yang praktikan yang meminum air garam tidak sebanyak 500 cc jadi hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori yang harusnya didapatkan pH basa.
Kata kunci : Urin, diuresis, jeruk, kopi, garam

Abstract
This observation to improve the anatomy of the human urinar system, proving the effect of drinking on the formation of urine (diuresis) and changes in the color and pH of human urine. This observation was held on October 16, 2017 at the Biology Education Laboratory of FKIP University of Syiah Kuala. The way it works by doing two activities is observing the torso of human urinary system, drinking mineral water solution, brine, lime juice, and coffee water as much as 500 cc. Next draw the human urinary system in the observation table, then analyze the data descriptively by using ANAVA test. The results showed that there was a change in urine color of the average student who previously dyed yellow colored yellow clear Praktikan who experimented with drinking coffee and lime water as much as 500 cc, urine pH changed to acid while the praktikan who drink brine not as much as 500 cc so the results obtained do not match the theory that pH must be obtained base.
Keywords: Urine, diuresis, oranges, coffee, salt



Pendahuluan
Sistem urinaria (ginjal) terdiri dari organ- organ yang mereproduksi urine dan mengeluarkan dari tubuh, sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homomeoatis (Munish, 2012, p.126).
Sistem perkemihan (urinaria) terdiri dari ginjal, ureter, kantong kemih dan ureter, saat mengeluarkan urine, ginjal menggunakan air untuk produk limbah metabolisme (Enis, 2009, p.75).
Hewan-hewan dari berbagai spesies menghasilkan zat buangan cair yang disebut urin melalui beberapa tahap. Tahap pertama cairan tubuh (darah, cairan selom atau hemolimfe) bersentuhan  dengan  membran  permeabel selekti dar epitelium   transpor proses   ini disebut filtrasi, kemudian reabsorbsi, dan sekresi kemudian dilanjutkan dengan ekskresi. (Campbell, 2010, p.124).
Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memeriksa keadaan tubuh ternak kambing saat ini (status present) adalah dengan urinalisis. Urinalisis merupakan pemeriksaan uji saring yang sering dilakukan untuk mengetahui gangguan ginjal dan saluran kemih atau gangguan metabolisme tubuh. Urinalisis dapat menunjang penelusuran akibat suatu penyakit atau penyimpangan yang terjadi pada hewan melalui urine, yang bersifat patologis. Dengan demikian diagnosis maupun prognosis dapat tercapai secara akurat. (Pratama, 2016, p.1)
Warna urin terutama disebabkan oleh pigmen yang terlarut di dalamnya dan zat warna normal urin sendiri berasal dari metabolisme endogen yang dari pemecahan zat warna empedu. Jadi dapat dikatakan bahwa warna urin tergantung zat yang terlarut di dalamnya. biasanya  warna  uriberkisar  antara  kuning muda dan kuning tua. Umumnya, warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis dan makin besar diuresis maka makin muda warna urin tersebut (Adha, 2009, p.21)


Metode / Cara Kerja
Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal
16 Oktober 2017 di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah manusia percobaan, air mineral, air jeruk nipis, air yang dicampur NaCl kristal, air kopi dan gelas beker.

Prosedur
Cara kerja yang dilakukan ada 2, yang pertama diperhatikan torso atau gambar sistem urinaria manusia, dan menggambarkan pada tabel pengamatan disertai keterangan dan fungsinya. Yang kedua mahasiswa dibagi dua kelompok. Sebelum percobaan dimulai, mahasiswa mengeluarkan urine sampai kandung kemih kosong. Urin ditampung dan diukur pH dan dicatat warna urin. Setelah itu 4 mahasiwa meminum air yang berbeda-beda yaitu air mineral, air jeruk nipis, air kopi, dan air garam. Selanjutnya urin dikumpul setiap 15 menit sampai jangka waktu 45 menit. Setiap sampel ditentukan pH dan warna urin. Digambar grafik hasil pengamatan dan dilakukan analisis data dengan menggunakan uji ANAVA


Hasil dan Pembahasan
Sistem ekskresi pada manusia merupakan proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme. Organ-organ ekskresi pada manusia meliputi ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Salah satu sistem ekskresi pada manusia adalah sistem Urinaria. Organ penyusun sistem urin antara lain ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Proses pembentukan urin sendiri terdiri dari tiga tahapan. Pertama filtrasi, merupakan proses penyaringan sel-sel darah yang terjadi di glomerulus, bahan dari proses ini berupa darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein. Kedua  reabsorbsi, merupakan penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh yang terjadi di tubulus kontortus proksimal. Bahan dari proses ini adalah urin primer. Ketiga  augmentasi, merupakan proses





pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal. Bahan dari proses ini adalah urine sekunder.
Diuretik/diuresis adalah sifat meluruhkan air seni. Pengertian lainnya yaitu sifat mengurangi jumlah air dan senyawa lainnya dalam   plasm darah   dengan   car dibuang sebagai urin. Diuresis sendiri dipengaruhi berbagai faktor, misalnya minum cairan hipotonis  (air)  dalam  jumlah  besar meningkatkan  diuresis.  Hal  ini  terjadi  pada menit ke 15 dan mencapai puncaknya pada menit ke 40.
Penggolongan diuretik secara umum dibagi dalam beberapa kelompok yaitu: diuretik osmosis, diuretik pembentuk asam, dan diuretik penghalang penyerapan natrium dan air didalam ginjal.
Diuretik osmosis adalah senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urin dengan mekanisme  kerja  berdasarkan  perbedaan tekanan osmosa. Diuretik osmosis mempunyai berat molekul yang rendah, dalam tubuh tidak mengalami metabolisme, secara pasif disaring melalui kapsula Bowman ginjal, dan tidak dapat direabsorpsi kembali oleh tubulus renalis. Bila diberikan dalam dosis besar atau larutan pekat akan menarik air dan elektrolit ke tubulus renalis yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan osmosa sehingga terjadi diuresis. Diuretik osmotik adalah natriuretik, dapat meningkatkan ekskresi natrium dan air. Efek samping diuretika osmotik antara lain adalah gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi, mata kabur, nyeri kepala dan takikardia. Contoh diuretik osmosis: manitol, glukosa, sukrosa dan urea. Dalam hal ini kita menggunakan percobaan manusia yang meminum 500 cc air mineral.
Diuretik pembentuk asam adalah senyawa organik yang dapat menyebabkan urin bersifat asam dan mempunyai efek diuretik. Senyawa golongan ini efek diuretiknya lemah dan menimbulkan asidosis hiperklomerik sistemik. Efek  samping  yang  ditimbulkan  antarlain iritasi lambung, penurunan nafsu makan, mual, asidosis  dan  ketidaknormalan  fungsi  ginjal.

Contoh diuretik pembentuk asam : ammonium klorida, ammonium nitrit dan kalsium klorida. Pada kegiatan praktikum ini manusia percobaan disuruh meminum 500 cc air jeruk nipis dan manusia pecobaan laiinya meminum 500 cc air kopi.
Kopmengandung  kafein yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan teh. Sebagai simultan, kafein akan meningkatkan aktivitas jantung serta mempercepat aliran darah jika masuk ke dalam tubuh. Peningkatan aktivitas ini menyebabkan jantung semakin cepat berdenyut atau berdebar-debar dan meningkatkan tekanan darah.     Semua tekanan     darah     meningkat, termasuk tekanan darah pada sistem renal – sistem yang mengatur pengeluaran urin dan mengakibatkan volume darah juga meningkat.
Pada dasarnya, fungsi utama ginjal adalah menyaring darah serta mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh. Karena volume darah yang mengalir pada ginjal meningkat akibat konsumsi kafein, maka darah yang disaring semakin banyak dan pada akhirnya menghasilkan cairan urin yang juga banyak.
Kafein dapat menghalangi penyerapan natrium dan air didalam ginjal. Selain menyaring darah, ginjal juga bertanggung jawab untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan air di dalam tubuh. Jika jumlah natrium tidak seimbang di dalam tubuh maka akan menyebabkan berbagai gangguan fungsi sel tubuh. Dalam hal ini, kafein menghambat penyerapan natrium dan air pada ginjal.
Air yang diserap kembali oleh ginjal sebenarnya dilakukan untuk mempertahankan kondisi tubuh agar tidak kekurangan air. Namun jika  hal  interhambat,  akan menyebabkan  air terlalu banyak terbuang dan akhirnya akan merasa ingin terus pipis.
Jadi pada kegiatan ini kami melakukan praktikum dengan empat air yaitu: air mineral, air garam, air jeruk nipis, dan air kopi. Sebelumnya semua mahasiswa disuruh berpuasa yaitu mengosongkan perut pada pagi hari kemudian semua mahasiswa percobaan harus mengeluarkan     urin     dan     menampungnya





kemudian diukur pH dan dicatat warnanya, lihat gambar 1.
Setelah itu keempat siswa meminum 500 cc dari keempat air yang telah dijelaskan diatas kemudian ditampung dan diukur pH nya. Bisa diliat pada gambar 2. Hasil pengukuran pH dari air jeruk nipis dan air kopi.
Perubahan warna yang terjadi rata-rata mahasiswa memiliki urin bening tetapi setelah meminum air  percobaan  semua  urin  bewarna kuning bening. Semua hasil pH diuji dengan uji Anava. Praktikan yang melakukan percobaan dengan meminum air kopi dan air jeruk nipis sebanyak 500 cc, pH urinnya berubah menjadi asam sedangkan yang praktikan yang meminum air garam tidak sebanyak 500 cc jadi hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori yang harusnya didapatkan pH basa.



Gambar 1. Sampel urin

Gambar 3. Sampel pH urin yang meminum air kopi.




Simpulan dan Saran

Simpulan

Diuresis dipengaruhi berbagai faktor, misalnyminum cairan  hipotoni(airdalam jumlah besar meningkatkan diuresis.ini terjadi pada menit ke 15 dan mencapat puncaknya pada menit ke 40. Diuresis dipengaruhi juga oleh hormon ADH. Perubahan warna yang terjadi rata-rata mahasiswa memiliki urin bening tetapi setelah meminum air percobaan semua urin bewarna kuning bening. pH semuaurin sebelum diberi perlakuan adalah 7 tetapi setelah diberi perlakuan ph Urin setelah mium kopi dan jeruk nipis berubah menjadi asam tetapi pH setelah minum air garam harusnya basa tetapi praktikan tidak meminum 500 cc jadi pH nya tidak sesuai dengan teori.

Saran







Gambar 2. Sampel pH urin yang meminum air jeruk nipis

Semoga pada praktikum selanjutnya praktikan   lebi kriti lagi membaca   lebih banyak teori sehingga ketika melakukan praktikum sesuai dengan teori yang diharapkan.

Daftar Pustaka

Adha, Andi Citra. (2009). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Aktivitas Diuretik  Tikus  Putih  Jantan  Sprague-





Dawley Skripsi Fakulta Kedokteran
Hewan Institul Pertanian Bogor
Campbell, Neil., dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Enis, U. (2009). A Comparision of the uranary system. Journal of turkish, 3:9, 122-167.
Munish, G. (2012). Effect of plylatnthus urinaria in biochemichal. Journal of pharmaceutil.
1:1, 211-245.

Pratama, Emilaza., Rusli., M. Hasan., Zuraidawati., Nuzul, Asmilia., Roslizawaty., dan Zuhrawati. (2016). Pemeriksaan  Urinalisis  Untuk Menentukan Status Present Kambing Kacang (Capra Sp.) Di Upt Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Jurnal Medika Veterinaria.
10:1, 1-4







SB
SS

Salsabila
Air putih
6
6
12
72
Rany
Air garam
6
6
12
72
Adit
Air kopi
6
7
13
84,5
Marisa
Air asam
6
5
11
60,5
Total

27
23
48
289

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "laporan Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria pada Manusia praktikum"