ads

laporan Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf dan Indera Manusia praktikum


Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf dan Indera Manusia
Anatomy and Physiology of Human Nervous System and the Senses
Rizal Sunanda
rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 November 2017  berjudul “Anatomi dan Fisiologi Sistem saraf dan Indera Manusia”. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui anatomi sistem saraf pada manusia, Mempelajari anatomi indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera peraba (kulit), indera pengecap (lidah), indera pembau (hidung) pada manusia, mempelajari sifat-sifat refleks sederhana pada manusia. Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pancaindera adalah organ-organ yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu yang menimbulkan kesan rasa seperti sakit, panas, dingin, sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara.
Kata kunci: Saraf, Indera, gerak refleks

Abstract
This research was conducted on 13 November 2017, entitled "Anatomy and Physiology Human Nervous System and the Senses". Practicum is aimed to know the anatomy of the nervous system in humans, studying the anatomy of the sense of sight (eyes), the sense of hearing and balance (ear), tactile (skin), sense of taste (tongue), the sense of smell (nose) in humans, learn nature- the nature of a simple reflex in humans. The nervous system is one of the parts that make up a system of coordination in charge of receiving stimulation, delivering stimulation to the whole body, as well as to respond to that stimulus. Sensory organs are devoted to receiving certain kind of stimulation that creates an impression flavors such as pain, heat, cold, touch, taste, sight, smell and sound.
Keywords: Nerves, senses, reflexes




Pendahuluan
Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting yang memiliki fungsi antara lain untuk mengontrol dan mengkoordinasi semua aktivitas normal tubuh serta berperan dalam penyimpanan memori. Jaringan otak memiliki sel utama yakni sel saraf (neuron) yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal dari satu sel ke sel lainnya (Djuwita, 2012:126).
Lebih lanjut, Setiawan (2013:15) menjelaskan bahwa sistem saraf pusat merupakan sistem yang pertama kali dibentuk pada saat embriogenesis, serta merupakan sistem yang paling akhir selesai pembentukan dan perkembangannya.
Menurut Campbell (2008:315), impuls yang ditransmisikan dari reseptor ke daerah korteks somatosensoris tertentu memungkinkan kita untuk menghubungkan rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas atau dingin dengan bagian tubuh tertentu yang menerima stimulus tersebut. Akan tetapi yang disebut indera khusus, penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan , diintegrasikan oleh wilayah korteks lain.
Terletak di dalam orbital, mata merupakan organ penglihatan dengan fungsi utama menfokuskan cahaya kedalam retina. Retina terdiri dari jaringan saraf yang mengirim sinyal yang dihasilkan cahaya ke struktur mata. Mata berbentuk bulat dan tertanam dalam lemak. Erdiri dari tiga lapisan fibrosa bagian luar lapisan pembuluh darah dan berpigmen, serta bagian dalam lapisan saraf. (Brooker, I., 2009, pp. 250).
Tubuh manusia dalam fungsnya dilakukan oleh berbagai sistem organ. Salah satunya adalah kerjasama antara sistem saraf dan sistem indera. Sistem saraf berperan dalam menerima rangsangan mengolahnya dan meneruskan rangsangan tersebut untuk ditanggapi (Aşcı dkk, 2012, pp.59-67).  Pada sistem indera, berperan pula mekanisme penerimaan rangsangan dan akan dilanjutkan menjadi suatu pesan yang diterjemahkan oleh otak kemudian diteruskan untuk diberi tanggapan. Peristiwa tersebut berlangsung cepat dan integratif menggunakan interaksi antara sistem indera dengan sistem saraf.
Metode / Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh pada tanggal 13 November 2017
Target/ Subjek
Subjek pengamatan adalah torso sistem endokrin manusia, torso organ reproduksi pria dan torso organ reproduksi wanita bagian dalam.
Prosedur
Prosedur pengamatan yaitu mahasiswa memperhatikan torso sistem endokrin pada manusia, mengamati struktur dan mendiskusikan dengan asisten hormon dan fungsinya. Kemudian mahasiwa mengamati torso sistem reproduksi pria dan wanita, mengamati struktur dan mendiskusikan dengan asisten mengenai fungsi dari organ-organ tersebut. Kemudian mahasiswa menggambar anatomi sistem endokrin bagian hipofisis, organ reproduksi pria dan wanita kemudian data mengenai struktur dan fungsi dianalisis secara deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan berupa analisis deskriptif struktur dan fungsi sistem saraf dan sistem indera. Sistem saraf pada manusia tersusun atas sel saraf. Sel saraf atau neuron terdiri atas tiga macam yaitu neuron sensorik, mototik, dan intermediet. Neuron sensorik (aferen) adalah neuron yang berfungsi untuk menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat. Neuron motorik (eferen) berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor, sedangkan neuron intermediet menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau ke neuron lain yang berada di dalam sistem saraf pusat. Bagian-bagian sel saraf terdiri atas akson dendrit, badan sel, inti sel, sinapsis, sel schwaan, selubung myelin, dan nodus ranvier (Sloane, 2003). Untuk mengetahui bagian-bagian sel saraf dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Stuktur sel saraf
            Masing masing bagian sel saraf tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Bagian Sel Saraf dan Fungsi
Bagian
Fungsi
Dendrit
Menerima impuls dan meneruskan ke nukleus
Nukleus
Menerima impuls dari dendrit dan mengolah impuls
Akson
Meneruskan impuls dari nukleus ke neuron lain
Sinapsis
Ujung akson yang menghubunkan dengan neuron lain atau dendrit lain
Selubung Myelin
Melindungi akson dan insulator listrik
Sel schwan
Memberikan nutrisi bagi akson
Nodus ranvier
Mempercepat penghantaran impuls.
Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada sel saraf terdapat dua macam. Yang pertama, impuls dirambatkan mealui akson, sedangkan yang kedua impuls dirambatkan secara loncatan seperti loncatan listrik melalui nodus ranvier. Nodus ranvier adalah bagian akson yang tidak dilindungi oleh selubung myelin, sehingga membantu penghantaran impuls meloncat-loncat melalui nodus ranvier tersebut. Pada umumnya, sistem saraf manusia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medulla spinalis. Otak memiliki fungsi sebagai pusat kecerdasan dan mengatur segala bentuk proses fisiologis yang ada dalam tubuh manusia. Sedangkan medulla spinalis berfungsi sebagai menerima sinyal sensorik dari semua bagian tubuh (kecuali sebagian besar kepala) dan mengirimkan sinyal motorik ke otot rangka volunter untuk gerakan tubuh, anggota gerak dan kepala (Seeleys, dkk, 2012, p. 567).  Medulla spinalis juga bertindak sebagai pusat integratif mandiri bagi refleks spinal yang bersifat involunter. Otak dan medulla spinalis menjadi bagian pusat hubungan antara neuron aferen dan eferen.
Otak menjadi pusat gerak sadar sedangkan medulla spinalis menjadi bagian pusat dari gerak refleks. Gerak refleks mekanisme penghantaran impuls dari neuron sensoris diteruskan ke medulla spinalis dan dilanjutkan ke saraf motorik untuk diproses menjadi gerak respon oleh efektor. Refleks terdiri atas refleks monosinaps dan refleks polisinaps. Reflek monosinaps hanya melibatkan satu sinapsis antara serabut aferen dan eferen. Sedangkan refleks polisinaps melibatkan lebih dari satu interneuron antara aferen dengan eferen.
Sistem saraf tidak dapat dipisahkan dari sistem indera karena sistem indera merupakan penghubung kondisi luar tubuh dengan di dalam tubuh dengan meibatkan sel saraf. Sistem indera pada manusia terdapat lima, sehingga disebut dengan panca indera. Lima indera tersebut adalah indera penglihatan, indera pembau, indera pendengar, indera pengecap, dan indera peraba.
Indera penglihatan pada manusia adalah mata. Mata memiliki bagian-bagian struktural lengkap dengan fungsinya. Pada Gambar 2, dapat dilihat bagian-bagian mata pada manusia.

Gambar 2. Bagian-bagian Mata
Kornea mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam, lensa meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke lensa mata. Iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata, pupil berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya. Retina berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh oleh saraf mata ke otak Otot mata berfungsi mengatur gerakan bola mata sedangkan saraf mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak. Skrela berfungsi melindungi bola mata dan koroid berfungsi mensuplai makanan pada mata (Seeleys, 2011, pp. 509-542). Terjadinya proses melihat yaitu  cahaya benda yang dipantulkan ditangkap oleh mata, dan jatuh dikornea dan diteruskan oleh pupil, intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil dibawa menembus lansa mata. Lalu daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat pada binitk kuning. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sebuah sel kerucut dan sel batang, kemudian dibawa ke otak, cahaya yang telah sampai ke otak dan diterjemahkan oleh otak sehinnga kita bisa tahu apa yang kita lihat.
Indera pendengaran dan keseimbangan pada manusia adalah telinga. Telinga terbagi atas bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga yang terdapat rambut halus di dalamnya. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius. Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea). Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi. Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang lebih dalam. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah isput) berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tiga saluran setengah lingkaran juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh. Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar..  Bagian-bagian telinga dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Bagian-bagian Telinga
Gelombang bunyi diterima daun telinga dan disalurkan masuk oleh liang telinga. Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga. Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran. Getaran diteruskan ke tingkap jorong dan menggetarkan cairan limfe didalam kokhlea. Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.
Indera manusia selain mata dan telinga, terdapat indera pengecap yaitu lidah. Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Papila pada lidah memiliki empat macam bentuk yaitu fungiformis, filiformis, foliata, dan sircumvalata. Papila pada lidah terdapat saraf yang sangat peka terhadap makanan maupun minuman yang masuk ke dalam mulut. Saraf tersebut mengirimkan impuls ke otak dan muncullah efek rasa yang ditranslasikan sebagai rasa manis, asam, pahit, asin, dan rasa-rasa lainnya. zat kimia yang terlarut dalam air liur diterima oleh reseptor saraf pengecap di bawah papila dan diterima sebagai impuls saraf dan diteruskan menuju pusat pengecap di otak untuk diterjemahkan. Pada Gambar 4 dapat dilihat bentuk lidah manusia
Gambar 4  Lidah manusia
Indera pembau pada manusia adalah hidung. Hidung manusia memiliki struktur yang unik karena memiliki rambut hidung, lendir hidung, serta bagian yang lainnya. Hidung manusia sangat peka terhadap bau yang dikeluarkan oleh suatu benda. Bagian-bagian hidung pada manusia dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.

Gambar 5. Bagian-bagian Hidung
Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara, dan terdapat rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas, sedangkan selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra pembau. Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan sedangkan saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang terdeteksi ole sel saraf sensori pada hidung kemudian akan diteruskan ke otak yang nantinya akan ditranslasikana menjadi bau wangi, busuk, asam, dan sebagainya. Proses manusia  dapat mencium  bau yaitu saat bernapas, zat kimia ikut masuk ke dalam hidung kemudian dilarutkan oleh lendir yang akan merangsang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsang ke otak.  Di otak impuls akan diolah, sehingga kita dapat mengetahui jenis bau zat tersebut.
            Indera kelima yaitu kulit manusia sebagai indera peraba. Pada kulit manusia sangat sensitif terhadap sentuhan, panas, dingin, maupun tekanan. Pada bagian ujung jari telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan alat kemaluan merupakan bagian yang paling sensitif terhadap suatu rangsangan kulit. Kulit manusia memiliki kelenjar minyak dan kelenjar keringat, serta terdapat rambut halus pada permukaan kulit. Bagian-bagian kulit manusia dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.


Gambar 6. Bagian-Bagian Kulit
            Kulit manusia terbagi atas bagian epidermis yaitu bagian paling atas yang akan mengalami pergantian kulit apabila telah mengalami kerusakan atau sel-selnya menua. Terdapat pori-pori kulit yang berfungsi sebagai jalan penguapan dan keluarnya minyak dan keringat. Rambut pada kulit berfungsi sebagai perlindungan pertama dari bakteri. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat, Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh, sedangkan kelenjar minyak untuk melembabkan kulit agar tidak kering. Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh, kemudian terdapat saraf sebagai penerima rangsangan dan meneruskan ke otak untuk diolah dan ditranslasikan.
            Proses sensasi pada kulit yaitu adanya stimulus, transduksi, konduksi atau implus dan intregrasi. Adanya perubahan lingkungan merupakan stimulus yang dapat mengaktifkan saraf sensori tersebut. Stimulus akan diterima oleh ujung-ujung saraf yang melekat pada refseptor, dimana di setiap ujung saraf tersebut melekat satu refseptor. Terdapat empat sensasi kulit yaitu raba-tekan, dingin hangat dan nyeri. Adanya refseptor pada kulit stimulus dari dalam dan luar akan didektesi sesuai dengan jenisnya yang berupa sensai. Refsektor-refsektor tersebut mampu mengubah energy menjadi potensial aksi pada saraf sensorik. Bila potensial mencapai ambang letuk, maka implus akan diantarkan kesusun kearah saraf pusat untuk di interpretasikan menjadi presepsi oleh otak dan manusia dapat merasakan.
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sistem endokrin terdiri atas sembilan kelenjar yaitu hipofisis, pineal, timus, tiroid, paratiroid, pankreas, adrenal, testis, dan ovary. Masing-masing kelenjar mensekresikan beberapa hormon yang bekerja spesifik. Pada wanita, sistem reproduksi terdiri atas pubis, labia mayor minor, klitoris, vagina, uterus, ovarium, oviduk, fimbriae. Siklus seksual wanita terdiri atas siklus ovarium dan siklus endometrium Pada pria terdapat sistem reproduksi penis, skrotum, testis, tubulus seminiferus, vas deferens, saluran ejakulatori, epididimis, uretra, kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery. Hormon yang dihasilkan pada testis adalah testosteron yang memacu perkembangan sperma dan mendukung proses spermatogenesis.
Saran
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sistem saraf pada manusia tersusun atas neuron yang memiliki tiga macam sel sensorik, sel motorik, dan intermediet. Sistem indera pada manusia terdiri atas lima yaitu indera penglihatan mata, telinga sebagai indera pendengar, hidung sebagai indera pembau, lidah sebagai indera pengecap, dan kulit sebagai indera peraba.

Daftar Pustaka
Aşcı1, Ramazan., Abdullah Açıkgöz2, & Recep Büyükalpelli1. 2012. Sexual and reproductive abnormalities in patients with spinal cord injuries. Turkish Journal of Urology,  38:3, 159-67
Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi Jilid III Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga

Brooker, I. dkk. 2009. Human Structure and Function. Journal of Biology Vol 15(7): 245-260.
Djuwita, I., Riyacumala, V., Mohamad, K., dkk. 2012. Pertumbuhan dan Sekresi Protein Hasil Kultur Primer Sel-sel Serebrum Anak Tikus. Jurnal Veteriner, Vol.13(2): 125-135.




Setiawan, A., Sagi, M., Asmara, W., dkk. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Fetus Mencit Setelah Induksi Ochratoxin A Selama Periode Organogenesis. Jurnal Biologi Papua, Vol.5(1): 15-20

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

1 Response to "laporan Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf dan Indera Manusia praktikum"

Pupuk untuk Sawi Putih said...

tulisannay jelas dan ditulis dengan cermat, makasih