Anatomi dan
Fisiologi Sistem Endokrin dan Reproduksi Pada Manusia
Anatomy and Physiology of Human Endocrine and Reproductive System
Rizal Sunanda
rizalsunanda.bio14@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Sistem endokrin merupakan sistem
yang mengatur kinerja fisiologis kelenjar tubuh melalui sekresi hormon. Sistem
endokrin dapat mempengaruhi kinerja hormon yang disekresikan oleh sistem
reproduksi. Sistem reproduksi wanita dan pria memiliki struktur dna fungsi yang
berbeda. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sttruktur anatomi dan
fisiologi sistem endokrin dan sistem reproduksi pada manusia, serta mempelajari
siklus seksual wanita. Pengamatan ini menggunakan torso sistem endokrin dan
torso sistem reproduksi pria dan wanita. Hasil pengamatan berupa gambar struktur
anatomi sistem endokrin bagian kelenjar hipofisis, organ reproduksi pria, dan
organ reproduksi wanita. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif,
analisis struktur dan fungsi menunjukkan bahwa kelenjar endokrin mensekresikan
hormon-hormon yang spesifik dan organ reproduksi pria terdiri atas penis,
skrotum, testis, dan saluran reproduksi. Pada wanita, terdapat pubis, labia,
vagina, uterus, oviduk, dan ovarium. Siklus seksual wanita terdiri atas siklus
endometrium, dan siklus ovarium.
Kata kunci : Endokrin, hormon,
reproduksi
Abstract
Endocrine system was the system that regulated physiological body work
by hormon secretion Endocrine system influenced hormon mechanism that secreted
by reproductive system. Reproductive system of woman and men has different
structure and function This observation aimed to know the anatomy structure and
function of human endocrine system and
reproductive system, and also learned woman sexual cycle This observation used
human endocryne system torso and men reproductive and woman reproductive system
torso. The result were the anatomical structure of human endocryne system in
hipofisis part, man reproductive organ, and woman reproductive organ. Rthe data
result analyzed descriptively, the analysis of structur and funcion showed that
endocrine gland secreted hormones specificcaly and the man reproductive organ
were penis, scrotum, testis, and reproductive duct. On woman, there were pubis,
labia, vagina, utery, oviduct, and ovarium. Woman sexual cycle consisted endometrium
cycle, and ovary cycle.
Keywords : Endocrine,
hormone, reproduction
Pendahuluan
Bagian
endokrin dari pankreas terdiri dari beberapa sel endokrin yang membentuk
kumpulan tersendiri disebut Pulau Langerhans. Pulau Langerhans mempunyai bentuk
dan ukuran bervariasi, terletak diantara sel bagian eksokrin pankreas. Pulau
Langerhans mensekresikan berbagai hormone pankreas yaitu insulin, glucagon,
somatostatin dan polipeptida pankreas (Rahayu, E., 2005, pp. 25).
Sistem
reproduksi pada manusia
rentan sekali mengalami berbagai
macam penyakit, kelainan, dan
juga gangguan yang
disebabkan oleh berbagai faktor.
Bisa karena tumor,
virus, bakteri atau memang
disfungsi organ reproduksi yang
disebabkan oleh hal-hal
yang tak terduga, misalnya makanan atau zat-zat kimia
yang masuk ke dalam tubuh manusia. (Revina, W., 2014, pp. 1).
Pankreas merupakan
organ tubuh istimewa
yang berfungsi ganda sebagai
kelenjar eksokrin dan endokrin. Sebagai
kelenjar eksokrin pankreas membantu dan berperan penting dalam
sistem pencernaan dengan mensekresikan
enzim-enzim pankreas seperti amilase,
lipase dan tripsin. Sebagai kelenjar endokrin, pancreas
dikenal dengan produksi hormon-hormon
insulin dan glukagon
yang berperanan dalam metabolisme
glukosa. Fungsi endokrin pankreas dilakukan oleh pulau-pulau Langerhans yang tersebar
di antara bagian eksokrin pankreas (Adnyane, I., 2008, pp. 16).
Salah satu ciri makhluk hidup
adalah memiliki kemampuan untuk melakukan perbanyakan diri. Reproduksi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya
adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan
cara generatif atau seksual (Sumiati, 2013, pp. 1).
Pankreas
domba mempunyai lobulasi yang lebih
jelas daripada pankreas kambing ditandai dengan septa interlobaris
yang jelas, tetapi
batas antara bagian endokrin (pulau Langerhans) dan bagian eksokrin
tidak jelas pada domba. Sebaliknya pankreas kambing mempunyai bagian
endokrin yang jelas batasnya dengan bagian eksokrin. Pulau Langerhans
tersebar diantara eksokrin
pankreas, dengan frekuensi terbanyak didapatkan pada pankreas bagian
kanan (head), diikuti bagian kiri (tail) dan tengah (body). Pankreas kambing
mempunyai bagian endokrin yang lebih banyak dibanding dengan pankreas
domba. Sel-sel penghasil hormon glukagon
pada pankreas berbentuk polimorfik, bulat, oval, segitiga atau
seperti tetes air
dengan butir-butir sitoplasma yang
terletak bipolar (Novelina, S., 2009,
pp. 5).
Metode / Cara Kerja
Waktu
dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh pada tanggal 30 Oktober 2017.
Target/ Subjek
Subjek pengamatan
adalah torso sistem endokrin manusia, torso organ reproduksi pria dan torso
organ reproduksi wanita bagian dalam.
Prosedur
Prosedur
pengamatan yaitu mahasiswa memperhatikan torso sistem endokrin pada manusia,
mengamati struktur dan mendiskusikan dengan asisten hormon dan fungsinya.
Kemudian mahasiwa mengamati torso sistem reproduksi pria dan wanita, mengamati
struktur dan mendiskusikan dengan asisten mengenai fungsi dari organ-organ
tersebut. Kemudian mahasiswa menggambar anatomi sistem endokrin bagian
hipofisis, organ reproduksi pria dan wanita kemudian data mengenai struktur dan
fungsi dianalisis secara deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan berupa analisis deskriptif
struktur dan fungsi sistem endokrin pada manusia, sistem reproduksi pria, dan
sistem reproduksi pada wanita. Sistem endokrin berperan dalam pengaturan
fisiologis tubuh manusia. Sistem endokrin memiliki bebrapa kelenjar endokrin
yang mengsekresikan hormon yaitu kelenjar hipofisis, pinela, tiroid, aratiroid,
timus, adrenal, pankreas, ovary dan testis. Mengenai hormon yang dihasilkan
dari masing-masing kelenjar tersebut beserta fungsinya dapat dilihat pada Tabel
1. Sebagai berikut.
Tabel 1. Kelenjar
Endokrin, Hormon, dan Fungsi
Kelenjar
|
Hormon
|
Fungsi
|
Hipofisis Anterior
|
ACTH (Adenocorticotropic
hormone)
|
Menstimulasi sekresi hormon
adrenokortilal
|
TSH (Thyroid-Stimulating
Hormone)
|
Mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tiroid serta merangsang sekresi tiroksin.
|
|
FSH (Follicel Stimullating
hormone)
|
Merangsang
pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen pada wanita.
Merangsang
terjadinya spermatogenesis pada pria
|
|
PRL (Prolaktin)
|
Mempertahankan
sekresi air susu
|
|
LH (Luteinizing Hormone)
|
Mempengaruhi
pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan progestron.
Merangsang produksi testosteron
dan androgen
|
|
Hipofisis Posterior
|
GH (Growth Hormone) atau STH
(Hormon somatrotop)
|
Merangsang
sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang
dan kartilago.
|
OXT (Oksitosin)
|
Kontraksi sel otot polos saat
senggama serta persalinan.
|
|
ADH (Antidiuretik Hormone)
|
Meningkatkan retensi air,
membantu meningkatkan tekanan darah.
|
|
Pineal
|
Melatonin
|
Efek
imbibisi terghadap pelepasan gonadotropin dan
menghambat produksi melanin oleh melanosit di kulit
|
Tiroid
|
Tiroid
|
Mengatur
metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas sel saraf
|
Triiodotironin
|
Meningkatkan laju
metabolisme, pemting untuk pertumbuhan dan perkembangan
|
|
Kalsitonin
|
Menurunkan
kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi kalsium oleh
tulang
|
|
Paratiroid
|
Parathormon (PTH)
|
Mengatur
konsentrasi ion kalsium dan fosfat dalam tubuh
|
Adrenal
|
Hormon
medular:
·
Epinefrin
·
Norepinefin
|
Keduanya
bekerja sama:
·
Mengubah glikogen menjadi glukosa
·
Stimulasi otot jantung
·
Penurunan kadar gula dalam darah
|
Hormon
Kortikal Adrenal :
·
Mineralokortikoid
·
Glukokortikoid
·
Gonadokortikoid
|
·
Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
·
Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan
lemak
·
Prekursor pengubahan testosteron dan
esterogen
|
|
Pankreas
|
Insulin
|
Menyediakan
glukosa untuk sebagian besar sel tubuh
Memperbesar
simpanan lemak dan protein dalam tubuh
Meningkatkan
penggunaan karbohidrat untuk energi.
|
Glukagon
|
Meningkatkan
penguraian glikogen hati
Meningkatkan
sintesis glukosa
|
|
Timus
|
Timosin
|
Mengendalikan
perkembangan sistem imun dengan menstimulasi diferensiasi dan proliferasi sel
limfosit-T
|
Ovary
|
Esterogen
|
Menyebabkan
perkembangan ciri sel kelamin sekunder
Mempersiapkan
endometrium menjadi lebih tebal dan kaya persediaan darah untuk menerima embrio.
|
Progesteron
|
Mendukung
persiapan uterus dalam mempersiapkan kehamilan dan menghambat pembentukan
folikel baru.
|
|
Testis
|
Testosteron
|
Memicu
perkembangan ciri kelamin sekunder pada pria dan sangat diperlukan dalam
proses pembentukan sperma
|
Hormon
memiiki sifat yang sama seperti enzim, bekerja spesifik pada satu fungsi yang
khas, apabila saah satu hormon tidak berfungsi, maka dapat mengakibatkan
gangguan. Pada praktikum yang dilakukan, hormon yang dibahas yaitu dari
kelenjar hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis adalah master of glands
sehingga di hipofisis lah, semua sekresi hormon pada kelenjar endokrin
distimulasi. Apabila terdapat gangguan pada kelenjar hipofisis, dimungkinkan
gangguan tersebut berdampak pada kelenjar lain. Salah satu gangguan yang
terjadi pada kelenjar hipofisis yaitu akibat tidak diproduksinya Growth Hormone
(GH) sehingga dapat menimbulkan dwarfisme atau kekerdilan (Pearce, 2009, p.
874).
Pada praktikum
ini juga membahas mengenai sistem reproduksi pria dan wanita dari struktur
hingga fungsinya. Pada wanita, terdapat pula kinerja berbagai hormon untuk
menjalankan proses fertilisasi, maupun saat tidak terjadi fertilisasi. Kinerja
tersebut dipengaruhi oleh hormon FSH dan LH yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis serta dengan hormon yang dihasilkan oleh ovarium berupa esterogen,
progesteron, dan relaksin. Pada wanita
organ reproduksi terbagi atas dua bagian luar meliputi pubis, vulva, labia
mayor, labia minor, klitoris, dan lubang vagina. Pada bagian dalam terdapat
vagina, uterus, oviduk, fimbria, infundibulum, dan ovarium. Masing masing
memiliki fungsi yang dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2. Organ Reproduksi Wanita dan
Fungsi
Bagian
|
Fungsi
|
Pubis
|
Melindungi organ reproduksi di
dalamnya
|
Vulva
|
Celah yang terdapat dibagian
luar
|
Labia Mayor Minor
|
Sepasang bibir besar yang terletak dibagian luar dan
membatasi vulva
|
Labia Minor
|
Sepasang bibir kecil yang
terletak dibagian luar dan membatasi vulva
|
Klitoris
|
Pusat saraf pada organ
reproduksi wanita
|
Lubang Vagina
|
Lubang kopulasi
|
Vagina
|
Organ kopulasi dan saluran
persalinan, keluarnya bayi
|
Uterus
|
|
Oviduk
|
Tempat fertilisasi dan jalan
bagi sel ovum menuju uterus
|
Fimbria
|
Menangkap sel ovum yang telah
matang yang dikelurakan oleh ovarium
|
Infundibulum
|
Menampung sel ovum yang telah
ditangkap oleh fimbriae
|
Ovarium
|
Menghasilkan sel ovum dan hormon
wanita
|
Pada bagian
ovarium wanita, selain sebagai penghasil ovum, ovarium menjadi tempat
pembentukan hormon-hormon wanita seperti
esterogen, progesteron, dan relaksin. Hormon –hormon tersebut berperan pada
siklus wanita. Terdapat dua siklus pada wanita yaitu siklus menstruasi
(nonfertilisasi) dan siklus kehamilan (fertilisasi). Saat tidak terjadi
fertilisasi, maka akan terjadi peluruhan endometrium pada uterus wanita,
sehingga peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi disebut juga siklus
endometrium karena endometrium akan meluruh maupun menebal akibat ada tidaknya
fertilisasi (Seeleys,
2011, p. 874). Pada siklus mentruasi terdapat empat fase dan dipengaruhi oleh
hormon-hormon tertentu, dapat dilihat pada Tabel 3. sebagai berikut.
Tabel 3. Siklus Endometrium
Fase
|
Mekanisme
|
Fase Menstruasi
|
Meluruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Diakibatkan karena berhentinya
sekresi hormone estrogen dan progesteron
|
Fase Proliferasi
|
Hormone progesteron menurun sehingga memacu
kelenjar hipofisis mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium,
serta hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi
folikel de Graaf dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsang keluarnya
LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat
memperbaiki dinding endometrium yang robek.
|
Fase Ovulasi/fase Luteal
|
Sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada
hari ke-14 sesudah mentruasi. Sel ovum matang meninggalkan folikel sehingga
berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan
hormone progesteron untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan
pembuluh darah
|
Fase pasca ovulasi/fase Sekresi
|
Corpus luteum yang mengecil dan menghilang
menjadi Corpus albicans yang berfungsi menghambat sekresi hormone estrogen
dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan
terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan
terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek, terjadilah
fase menstruasi
|
Selain siklus endometrium, terdapat siklus ovarium atau siklus yang terjadi saat
fertilisasi atau kehamilan. Pada saat kehamilan, dinding uterus akan mengalami
penebalan yang dibantu oleh sekresi hormon-hormon. Siklus ovarium terdiri atas
beberapa tahap, yaitu : (1) Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan
membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 dan 32 sel. (2) Pada hari ke-3
atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula yang akan berkembang
menjadi blastula. Lapisan dalam blastosit membentuk inner cell mass. Blastosit
dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk
menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan
bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari. (3) Pada hari ke-6 setelah
fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus dan akan
mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini
melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan
estrogen sehingga mencegah menstruasi. (4) Pada hari ke-12 setelah fertilisasi
embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. (5) Dilanjutkan dengan fase gastrula,
yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk
3 lapisan dinding embrio yang berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh dan semakin
sempurna seiring bertambahnya usia kandungan (Suwarni, 2015, pp. 63-69).
Hormon-hormon yang berperan pada saat siklus
ovarium terjadi yaitu sebagai berikut: (1) Progesteron dan estrogen, merupakan
hormone yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan.
Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak
dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang
merangsang kontraksi uterus. (2) Prolaktin memacu glandula mamae untuk
memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin
(fetus) tetap mendapatkan nutrisi. (3) HCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin)
merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8
hingga minggu ke8 pada masa kehamilan. (4) Hormon oksitosin merupakan hormone
yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan. (5) Hormon Relaksin
akan mempengaruhi kontraksi otot simpisis pubis saat akan terjadi proses
kelahiran (Suwarni, 2015, pp. 63-69). Kerjasama antara organ reproduksi dan
hormon-hormon dalam tubuh manusia yang baik maka akan terjadi proses fisiologis
yang baik pula.
Organ reproduksi pria
memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan organ reproduksi wanita.
Pada pria, organ-organ reproduksi terbagi atas bagian luar dan dalam, serta
terdapat beberapa duktus yang menjadi aksesoris pada organ reproduksi pria.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh testis hanyalah testosteron, namun dalam
peran fisiologis dibantu dengan hormon FSH dan LH yang disekresikan oleh
hipofisis. Tabel 4 menunjukkan organ reproduksi pria dan fungsinya.
Tabel
4. Sistem Reproduksi Pria dan Fungsi
Organ
|
Fungsi
|
Penis
|
Alat kopulasi
|
Skrotum
|
Selaput yang melindungi testis
|
Testis
|
Kelenjar kelamin, berjumlah sepasang dan akan
menghasilkan sel-sel sperma serta hormon testosteron
|
Tubulus seminiferus
|
Saluran penghasil sperma
|
Vas deferens
|
Saluran panjang dan lurus mengangkut sperma ke
vesika seminaliss
|
Saluran ejakulatory
|
Mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra
|
Epididimis
|
Tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma
menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens
|
Uretra
|
Saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi
dan terdapat di penis
|
Kelenjar prostat
|
Memberi nutrisi pada sperma.
|
Kelenjar cowpery
|
Menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa)
|
Pada sistem reproduksi pria, terdapat berbagai hormon yang berperan,
tidak hanya hormon yang dihasilkan oleh testis, akan tetapi juga hormon yang
disekresikan dari kelenjar hipofisis. Hormon-hormon tersebut diantaranya yaitu
: (1) Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara
langsung, merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) untuk memacu spermatogenesis, (2) Hormon LH yang berfungsi merangsang
sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone, (3) Testosteron memacu
terjadinya spermatogenesis dan perkembangan sperma.
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sistem endokrin terdiri
atas sembilan kelenjar yaitu hipofisis, pineal, timus, tiroid, paratiroid,
pankreas, adrenal, testis, dan ovary. Masing-masing kelenjar mensekresikan
beberapa hormon yang bekerja spesifik. Pada wanita, sistem reproduksi terdiri
atas pubis, labia mayor minor, klitoris, vagina, uterus, ovarium, oviduk,
fimbriae. Siklus seksual wanita terdiri atas siklus ovarium dan siklus
endometrium Pada pria terdapat sistem reproduksi penis, skrotum, testis,
tubulus seminiferus, vas deferens, saluran ejakulatori, epididimis, uretra,
kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery. Hormon yang dihasilkan pada testis
adalah testosteron yang memacu perkembangan sperma dan mendukung proses
spermatogenesis.
Saran
Pengamatan
struktur anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita lebih dijelaskan lagi
mengenai siklus seksual wanita, atau perlu ditambahkan torso siklus seksual
wanita agar mahasiswa lebih memahami materi tersebut.
Daftar Pustaka
Adnyane,
I. 2008. Perbandingan Antara Mikroanatomi Bagian Endokrin Pankreas Pada Kambing
Dan Domba Lokal Dengan Tin Jauan Khusus Distribusi Dan Frekuensi Sel-Sel
Glukagon Pada Pankreas. Jurnal
Microanatomy. Vol 2(1): 16-22.
Novelina,
S. 2009. teknik pewarnaan standar dan
khusus impregnasi perak Grimelius untuk menggambarkan morfologi komparasi pankreas
kambing dan domba local. Jurnal Ilmiah PANMED.
Vol 5(1): 5-15.
Rahayu, E. 2005. Studi Histologi Sel Endokrin Ekstra Insular
Pankreas Kambing dan Domba Lokal. Jurnal
Veteriner. Vol 6(1): 25-30.
Revina, W. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kesehatan Pada Organ
Reproduksi Wanita Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining. Jurnal LPKIA. Vol 1(1): 1-6.
Sumiati. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal Biologi. Vol 2(2): 1-13.
0 Response to "laporan Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin dan Reproduksi Pada Manusia praktikum"
Post a Comment