Student Team Achievement
Division (STAD)
A.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
metode belajar stad |
Baiklah kali ini
saya akan mengupload tentang pembelajaran tipe STAD sebenarnya ada beberapa
tipe pembelajaran yang saya ketahui yang akan saya upload di lain waktu
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division disingkat dengan
(STAD) yang diciptakan Robert Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan tipe pembelajaran yang paling banyak
digunakan leh guru karena pembelajran ini simple. Siswa ditempatkan dalam
kelompok tertentu yang berbeda tingkat IQ dan ras nya selanjutnya selanjutnya guru memberi materi kepada siswa
yang ada dalam kelompok tersebut dan tiap kelompok menyelesaikan tugas yang
diberikan Akhirnya seluruh siswa
dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh
saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD ini ditekankan pada tipe Cooperative Learning yang mementingkan
pada pola interaksi siswa yang ada dalam kelompok
sehingga pembelajaran berjalan efektif. Tugas Guru yang menggunakan STAD mengajukan
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal
atau teks.
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama
dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a. Penyajian Kelas
disini tugas
guru lebih kepada guru materi yang disampaikan
secara klasikal dengan menggunakan presentasi. Presentasi difokuskan pada materi yang akan dibahas.
Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menyelesaikan dengan diskusi antara sesamanya
b. Membuat kelompok untuk siswa
kelompok merupakan hal yang utama karena
diharapkan pada pembentukan kelompok terciptanya kerjasama sehingga dicapai kemampuan
akademik yang diharapkan. Fungsi khusus bagi pembentukan kelompok ini
lagi untuk persiapan bagi tiap individu dalam kelompok
tersebut sebelum menghadapi test. Kelompok yang dibentuk sebaiknya kualitas
akademiknya harus seimbang. Contoh siswa juara 1 dikelompok 1 dan diikuti juara
terakhir dan juara tengah sehingga tersebar merata peta dalam tiap-tiap
kelompok. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi
pertentangan antar anggota dalam satu kelompok,
walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melakukan presentasi atau diskusi kelompok sebanyak
barang 1 atau 2 kali yang selanjutnya hasil dari test tersebut disumbangkan
skor atau pointnya dalam kelompok dia berada.
d. Skor peningkatan individual
skor dan point yang
didapatkan dari hasil test individunya berguna untuk memancing dan memotivasi
untuk belajar lebih baik untuk kedepannya dan berharap lebih baik dari
sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan
skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki
siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan
pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok
tiap sifat yang ada
pada manusia itu merasa untuk bisa diakui dari yang lain, disinilah difungsikan
sifat tersebut. Pengakuan kelompok diberikan untuk kelompok yang meraih hasil
sempurna atas usaha yang telah dicapainya. Kelompok dapat diberi
sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang
telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas
guru.
B.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model
STAD.
Maidiyah menyatakan
(1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan STAD
1) Memepersiapkan Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD disusun dengan rapi agar proses pembelajaran dapat
berjaran sesuai yang diharapkan kemudian dibuat lembar kegiatan
(lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban
dari lembar kegiatan tersebut.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen. Setiap
kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar
belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih
kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih teman yang disenangi saja.
Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut
(Maidiyah, 1998:7-8):
a) Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam
kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking
tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes.
b) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa.
Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk,
bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak
bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan
empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada
sepuluh kelompok yang akan dibentuk.
c) Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang
dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang
hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat
hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
d) Mengisi lembar rangkuman kelompok
isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman
kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif
metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal dapat guru ambil dari pre Test
atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa. Atau guru dapat menggunakan raport untuk mengambil skor
awal.
4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, alangkah bagusnya diawali dengan diberi
latihan atau hal yang disukain siswa agar mereka dapat mengenal lebih baik
antara satu sama lain dengan kelompok tersebut
5) Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu
penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan
kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas,
yang yang didahului oleh pendahulian dan ditutup
oleh pemberian kuis.
Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1)
Pendahuluan
Di
tahap ini tugas guru memberikan pendahuluan baik itu materi yang akan dibahas
atau yang lain sehingga membangkitkan rasa penasaran siswa. Lalu selanjutnya Guru
menyuruh agar siswa bekerja sama dengan
kelompoknya sehingga siswa dapat menimbulkan rasa senang.
2) Pengembangan
a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari
pembelajaran.
b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa
mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok
masalahnya.
3) Praktek terkendali
a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa
mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama
penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua
soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.
c. Kegiatan Kelompok
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya
menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
a)tiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai
tanggung jawab besar terhadap nasip kelompoknya dan memastikan bahwa temannya
sudah mengerjakan lembar tugas yang diberikan oleh guru.
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota
kelompok menguasai pelajaran.
c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang
anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta
bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-
peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan
guru adalah:
a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar
jawabannya.
c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau
dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika
mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan
selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang
teman yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk
menjelaskan.
d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan
demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa
bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan
bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali
penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu
lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu
jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan
sebagai skor kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
1) Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu
dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor
perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.
2) Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok,
guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah
itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat
atau berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas
guru.
f. Mengembalikan
kumpulan kuis yang pertama
Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa
C. Kelebihan dan Kelemahan
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Ada dua kelebihan yang bisa kita dapatkan
disini, pertama keuntungan jangka pendek dan jangka panjang
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran
kooperatif menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa
dewasa.
g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal ataucacat, etnis, kelas sosial, agama, dan
orientasi tugas.
metode belajar kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) |
Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD
untuk jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :
a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi
materi pelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa
mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota
kelompoknya.
c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar
berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang
bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa
yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman
sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan
bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu
pengetahuan.
g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk
memonitor siswa dalam belajar bekerja sama
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu
menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika
kelompok akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari
empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan
kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka
kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam
penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik
yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.
0 Response to "metode belajar kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) "
Post a Comment