ads

Objektivitas dalam filsafat

Objektivitas dalam filsafat

Objektivitas adalah konsep filosofis sentral, yang berkaitan dengan realitas dan kebenaran dimana telah didefinisikan oleh sumber-sumber. Umumnya, objektivitas memiliki arti tentang keadaan atau kualitas menjadi kenyataan dan subjeknya adalah individu, interpretasi, perasaan, dan imajinasi.

Objektivisme

"Objectivism" adalah cabang filsafat yang berasal dari awal abad kesembilan belas. Gottlob Frege adalah orang pertama yang menerapkannya, ketika dia menjelaskan teori epistemologis dan metafisika yang bertentangan dengan Immanuel Kant . Rasionalisme Kant berusaha untuk mendamaikan kegagalan yang dia anggap dalam realisme filosofis .

Versi yang lebih kuat dari klaim ini berpendapat bahwa hanya ada satu deskripsi yang benar mengenai kenyataan ini. Jika benar bahwa kenyataan adalah pikiran yang independen, maka kenyataan mungkin mencakup objek yang tidak diketahui pada kesadaran sehingga dapat mencakup objek yang bukan subyek intensionalitas. Objektivitas dalam merujuk pada definisi kebenaran. Istilah "objektivitas" dan "objektivisme" tidak sama, dengan objektivisme menjadi teori ontologis yang menggabungkan komitmen terhadap objektivitas objek.

Idealisme Plato adalah bentuk objektivisme metafisika, Plato berpendapat bahwa Gagasan ada secara obyektif dan independen. contoh lain seperti Idealisme empiris Berkeley, bisa disebut dengan subjektivisme : dia berpendapat bahwa segala sesuatu hanya ada sejauh mereka anggap. Kedua teori tersebut diklaim sebagai metode objektivitas. 

Plato mempertimbangkan pengetahuan geometri suatu kondisi pengetahuan filosofis, keduanya berkepentingan dengan kebenaran universal. Penentangan Plato antara pengetahuan obyektif dan doxa (opini) menjadi dasar filosofi yang selanjutnya digunakan untuk menyelesaikan masalah realitas, pengetahuan, dan eksistensi manusia. 

Objektivitas etis 

Menurut objektivis etis, kebenaran atau kebohongan dari penilaian moral tidak bergantung pada kepercayaan, perasaan seseorang atau sekelompok orang. Pandangan ini berpendapat bahwa proposisi moral serupa dengan proposisi tentang kimia, biologi, atau sejarah, sama seperti kenyataan meskipun ada yang percaya, harapan, harapan, atau perasaan. 


Ada banyak versi objektivisme etis, termasuk berbagai pandangan religius tentang moralitas, intuisiisme Platonistik, Kantianisme , utilitarianisme , dan bentuk-bentuk egoisme dan kontraktualisme tertentu . para Platonis mendefinisikan objektivisme etis dengan cara yang lebih sempit, sehingga memerlukan adanya nilai intrinsik. Akibatnya, mereka menolak gagasan bahwa kaum kontraktual atau egois bisa menjadi objektivis yang etis. 

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Objektivitas dalam filsafat"